BAB-43)

236 24 0
                                    

PADA MALAM HARI (-1 MENUJU PERANG)

Enal saat ini berada di dalam kamarnya, dia sedang merenung untuk besok karena perang akan dimulai antara The King melawan Kiryu Grup.

" Untuk besok harus perang dan perang itu adalah penentuan siapa yang kalah dan menang, untuk urusan itu gua kesampingkan dan tujuan gua cuma mau menyelamatkan adik gua dan Floran, kalau gagal gua akan kehilangan adek gua, sahabat sahabat gua, maupun nyawa gua " batin Enal.

Enal pun berdiri dan mengunci pintu kamarnya, setelah menguncinya Enal pun mengambil peti yang ada di bawah tempat kasurnya.

Setelah mengambil peti itu Enal pun pergi mengambil dupa dan 7 kembang rupa, dan Enal pun membakar dupa itu dan Enal pun menaburkan kembang 7 rupa ke tempat yang Enal sudah sediakan yang berisi arang yang sudah terbakar, Enal pun langsung menaburkan bunga itu secara berurutan.

" Pangeran kulo nyuwun perlindungan gawe nylametake adek kulo lan kanca kanca kulo, kulo ijin gawe ilmu seng sampun kulo pelajari, meskipun niki resikone gede tapi kulo pengen nyelametake adek kulo lan konco konco kulo, kulo nyuwun perlindungan ndek sampean pangeran, AMIN" ucap Enal yang membaca doa.

Setelah semua ritualnya selesai Enal pun langsung membuka peti itu yang ternyata isinya adalah katana yang pernah di gunakan oleh almarhum ayah Enal.

Enal pun langsung mengoleskan abu dari bunga 7 rupa dan arang yang Enal bakar tadi setelah mengoleskan abu itu Enal pun mengeluarkan botol kecil yang berisi minyak dan langsung mengoleskan minyak itu ke katana yang Enal pegang, setelah selesai Enal pun langsung merapikan dan meletakkan semua barang itu ke dalam peti bekas katana itu dan langsung menutup rapat rapat peti itu dan langsung meletakkan ke bawah kasur Enal.

Setelah merapikan semua itu Enal pun langsung keluar dari kamarnya dan langsung bergabung dengan para petinggi The king, 5 garde The king dan G bersaudara yang sudah memutuskan untuk menginap ke rumah Enal.

"Kenapa lu bau kembang 7 rupa nal? Jangan bilang lu ritual lagi?" tanya Feno.

"Yaa begitulah bang Fen, lu inget kan ijazah dari guru?" tanya balik Enal.

"Aman aja si kalo gua mah nal, gua udah lakuin kemarin di rumah" jawab Feno.

"Bagus lah..."

"Bang Fen ikut gua ke belakang ngasah katana, lu bawa kan golok yang di kasih guru?..."

"Ayo dah kalo gua, mumpung gua bawa nih goloknya.." jawab Feno.

Mereka berdua pergi ke belakang untuk mengasah senjata mereka berdua.

Sesampainya mereka berdua di belakang mereka pun langsung mengasah senjata mereka.

"Tumben lu mau pake ilmu dari guru?" tanya Feno.

"Gak biasanya lu mau bawa ilmu dari guru?.."

"Kalo soal keluarga gua halalin semua cara bang.." jawab Enal.

"Hati hati Nal lu tau sendirikan resikonya pake ilmu itu, jadi jangan langsung ngeluarin katana itu cukup ke bos mereka aja.."

"Aman aja dah bang Fen.."

Mereka pun melanjutkan mengasah senjata mereka, karena sangking fokusnya mereka tidak menyadari kehadiran Shani.

"Kalian ngapain?.." tanya Shani.

"Cici mah bikin kaget aja.." kesal Enal karena kaget atas kehadiran Cicinya.

"Hahahaha... kalian ngapain?" tanya kembali Shani.

Lagend Is Back S2 (The Blood Generation 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang