Part 9

1.2K 107 19
                                    

∆ No Edit, penuh dengan typo jadi harap maklum!! ∆ Jangan lupa vote dan komennya juseyoo (

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆ No Edit, penuh dengan typo jadi harap maklum!!
∆ Jangan lupa vote dan komennya juseyoo (.◜◡◝)و!!

꧁❁🅝🅨🅞🅝🅨🅐 🅙🅤🅝🅖❁꧂

*

*

Setelah berhari-hari kerjaan Haechan berguling-guling di kamar sambil menangis, tenggelam dalam drama patah hatinya akibat pernikahan Renjun dan Chenle, Haechan mulai merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Awalnya ia hanya merasa sedikit pusing, tetapi lama-kelamaan tubuhnya mulai lemas, dan nafsu makannya pun menurun drastis.

Pagi itu, seperti biasa, Haechan terbangun dengan perasaan mual yang tak tertahankan. Baru saja membuka matanya, ia langsung bergegas ke kamar mandi, muntah-muntah sampai tubuhnya terasa kehabisan tenaga. Wajahnya yang biasanya ceria dan bersemangat kini berubah pucat, bibirnya kering, dan ia merasa tubuhnya seperti kehilangan semua energinya.

“Kenapa tubuhku rasanya semakin hari semakin payah begini…”Haechan mengeluh pelan, memijit kepalanya yang sedikit pusing.

Meski merasa sangat lelah, Haechan tetap memaksakan diri untuk berangkat kerja di kafe. Baginya, bekerja adalah salah satu cara untuk melupakan kenyataan pahit yang telah menghancurkan hatinya. Namun, hari itu berbeda. Saat Haechan tiba di kafe, Seungmin pemilik kafe yang juga bosnya sendiri, langsung menatapnya dengan khawatir.

Seungmin mengernyitkan dahi “Haechan, kamu kelihatan sangat pucat. Apa kamu sakit?”

Haechan tersenyum tipis sambil menggeleng pelan “Tidak, hyung. Aku baik-baik saja. Ini cuma sedikit pusing. Aku bisa bekerja, tidak perlu khawatir.”

Seungmin menggelengkan kepala, tidak percaya dengan jawaban Haechan. Ia sudah melihat gejala ini sejak beberapa hari yang lalu. Haechan, si paling berisik dan energik, kini tiba-tiba berubah menjadi pendiam, bahkan cenderung lemah. Sebagai pemilik kafe, Seungmin tentu saja tak hanya peduli pada pekerjanya, tetapi juga pada reputasinya.

“Haechan, lihat dirimu. Kau begitu pucat dan lemas. Aku tidak bisa membiarkanmu bekerja dalam kondisi seperti ini. Pelanggan bisa berpikir aku bos yang kejam kalau kau terus bekerja dalam keadaan sakit.” ucap Seungmin

Haechan berusaha berdiri tegak “Aku tidak apa-apa, sungguh! Ini hanya efek dari... yah, mungkin terlalu banyak berpikir.”

Namun, sebelum Seungmin bisa membalas, Felix dan Hyunjin dua rekan kerja Haechan di kafe datang menghampiri mereka. Keduanya melihat kondisi Haechan dengan raut khawatir.

Felix berbisik pada Hyunjin “Lihat dia, Hyunjin. Ini bukan Haechan yang biasanya. Dia biasanya berisik, selalu mengeluh kalau tugasnya terlalu banyak. Sekarang dia diam saja.”

Hyunjin mengangguk setuju, tatapannya tak lepas dari Haechan.

“Iya, benar. Sesuatu pasti terjadi padanya. Lihat dia sekarang, bahkan dia tidak mengeluh soal shift-nya.”

Nyonya Jung (Nominhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang