Part 16

619 62 3
                                    

∆ No Edit, penuh dengan typo jadi harap maklum∆ Jangan lupa vote dan komennya juseyoo (

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


∆ No Edit, penuh dengan typo jadi harap maklum
∆ Jangan lupa vote dan komennya juseyoo (.◜◡◝)و!!

꧁❁🅝🅨🅞🅝🅨🅐 🅙🅤🅝🅖❁꧂

*

*

*

Di pagi yang cerah, Haechan membuka matanya dengan susah payah. Matahari sudah mulai masuk melalui celah-celah tirai kamar mereka yang besar. Meski tubuhnya terasa berat untuk bangun, Haechan mengumpulkan tekad agar bisa bangun pagi. Masih terngiang dalam benaknya, pesan dari Mami Doyoung yang terus mengingatkan hal yang sama.

"Setelah menikah, tidak boleh bangun siang lagi, Haechan! Kamu harus mulai membiasakan diri menjadi istri yang rajin."

"Baiklah… ayo kita coba bangun pagi" gumam Haechan sambil mengusap wajahnya.

Perlahan-lahan ia bangkit, menyelinap keluar dari pelukan Jeno dandan Jaemin yang masih terlelap di sebelahnya. Setelah berhasil meloloskan diri, ia melangkah menuju kamar mandi dengan mata yang masih setengah terbuka. Begitu tiba di kamar mandi, ia melepas pakaiannya, menyalakan shower, dan mulai menikmati guyuran air dingin yang menyegarkan. Semua rasa kantuknya hilang seketika.

Namun, belum lama Haechan menikmati kesendiriannya di bawah guyuran air, tiba-tiba saja Haechan merasa ada sepasang lengan yang melingkari pinggangnya dari belakang. Haechan langsung tersentak, reflek menyikut keras orang yang memeluknya.

"Akh!" suara pria terdengar meringis, membuat Haechan segera berbalik dan melihat Jaemin yang sedang memegangi perutnya yang barusan terkena sikutan maut.

"Jaemin?! Apa yang kamu lakukan di sini? Dasar mesum!" Haechan langsung bersungut-sungut, melemparkan tatapan tajam sambil mencoba menutupi tubuhnya dengan handuk.

Jaemin yang tadi tampak meringis, malah tersenyum tampan kearah Haechan.

"Aku cuma mau membantu kamu mandi, sayang... Kamu kan lagi hamil, mungkin saja perlu bantuan."

“Bantuan apanya? Keluar sana! Dasar suami mesum!” Haechan langsung menunjuk pintu kamar mandi, mendesak Jaemin keluar.

Tanpa perlawanan, Jaemin yang terlihat agak kecewa pun melangkah keluar dengan langkah gontai.

Di luar, Jeno yang sedaritadi duduk di atas kasur menyaksikan adegan itu sambil menyeringai. Jano dengan jelas mendengar percakapan mereka berdua. Begitu Jaemin keluar dengan wajah cemberut, Jeno langsung tertawa terbahak-bahak.

“Ditolak lagi ya?” ejek Jeno sambil menahan tawanya.

“Kasihan sekali kau, Jaemin. Sudah berapa kali ini, hm?” sambung Jeno semakin menyebalkan.

Jaemin mendengus, menatap saudara kembarnya itu dengan tatapan tidak suka.

“Diam kau, dasar menyebalkan! Tidak bisakah kau sedikit saja memberi ku dukungan? Kau pikir aku tidak capek apa ditolak terus-terusan?”

Nyonya Jung (Nominhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang