—🫂❤️🩹—
Sejak kecil, Lex selalu melihat Hyunsik sebagai sosok yang istimewa—lebih dari sekadar kakak laki-laki. Hyunsik adalah orang yang melindunginya, selalu ada untuk mendukungnya, dan menjadi panutan dalam segala hal. Ketika mereka masih anak-anak, perasaan itu mungkin tidak begitu berbeda dari perasaan sayang biasa seorang adik kepada kakaknya. Namun, seiring waktu, perasaan itu mulai berubah. Setiap kali Lex melihat Hyunsik, hatinya berdetak lebih cepat. Setiap sentuhan yang tampak sederhana dari Hyunsik, seperti belaian lembut di rambutnya, seakan menyulut api di dalam dirinya.
Lex merasa bingung. Dia mencoba menyangkal perasaan itu, berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia rasakan hanyalah bentuk kekaguman seorang adik kepada kakaknya yang sempurna. Namun, semakin ia mencoba menekan perasaan itu, semakin kuat perasaan itu tumbuh.
Setiap pagi, Lex akan bangun lebih awal hanya untuk bisa melihat Hyunsik lebih lama saat sarapan. Dia memperhatikan setiap gerakan Hyunsik, senyum tipis yang muncul di wajah kakaknya ketika membaca koran, cara dia merapikan rambutnya dengan tenang, dan suara lembutnya ketika berbicara dengan orang tua mereka. Semakin hari, perasaan Lex semakin sulit diabaikan.
Suatu malam, setelah kembali dari kampus, Lex duduk di meja belajarnya sambil memandangi foto keluarga mereka. Ada Hyunsik yang tersenyum lebar di sana, berdiri di samping Lex yang masih kecil. Lex menghela napas panjang. “Kenapa gue ngerasa begini?” gumamnya, memegang foto itu erat-erat. “Ini nggak bener... tapi gue nggak bisa berhenti ngerasainnya.”
Malam itu, Lex hampir tidak bisa tidur. Setiap kali dia memejamkan mata, bayangan Hyunsik muncul di pikirannya. Perasaan bersalah bercampur dengan keinginan yang semakin tak tertahankan. Dia tahu bahwa cinta seperti ini tidak seharusnya ada, tetapi pada saat yang sama, hatinya menolak untuk menyerah.
Hari-hari berlalu, dan perasaan Lex pada Hyunsik semakin dalam. Setiap momen yang mereka habiskan bersama semakin sulit bagi Lex untuk tetap menjaga jarak. Hyunsik yang selalu tenang dan dewasa seolah tidak menyadari gejolak yang terjadi di hati adiknya. Mereka tetap berbagi tawa dan cerita seperti biasa, tapi bagi Lex, setiap detik terasa seperti siksaan manis.
Ada momen di mana Hyunsik dengan santai akan merangkul Lex atau menepuk pundaknya, dan di saat itulah Lex merasakan hatinya hampir meledak. “Gue nggak boleh ngerasa begini,” pikirnya berkali-kali. Tapi bagaimana pun dia berusaha mengendalikan diri, perasaan itu tak pernah bisa hilang.
Suatu sore, ketika mereka berdua sedang menonton film bersama di ruang tamu, Lex tak sengaja memandang Hyunsik terlalu lama. Tatapannya penuh dengan perasaan yang ia sembunyikan selama ini. Hyunsik, yang sedang fokus menonton, tidak menyadari bagaimana Lex menatapnya dengan begitu intens. Namun, di saat-saat seperti itu, Lex merasa jantungnya berdetak terlalu kencang, dan ia harus segera mengalihkan pandangannya.
"Lex, lo nggak fokus nonton nih," canda Hyunsik, mencubit pipi adiknya dengan lembut. Senyuman manis Hyunsik membuat Lex semakin lemah. Rasanya, ia ingin berteriak, memberitahukan segalanya, tetapi ketakutan selalu menghantui dirinya.
"Ah, nggak, gue cuma kepikiran sesuatu aja," balas Lex sambil tertawa kecil, berusaha menyembunyikan perasaan yang membanjiri dadanya.
Namun, setiap hari berlalu seperti itu. Setiap interaksi kecil, setiap senyuman yang mereka bagikan, terasa semakin sulit bagi Lex untuk bertahan. Dia tahu bahwa pada akhirnya, dia harus menghadapi perasaannya ini. Menyimpannya terlalu lama hanya membuat hatinya semakin tersiksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT LEXHYUN
FanficCuma Oneshoot yang ditulis berdasarkan imajinasi dan ide yang tiba-tiba muncul, dengan menggunakan main cast LEX & HYUNSIK dari Xodiac. hanya menggunakan nama dan visual. warn! BXB, Boyslove, homophobic jangan mendekat dan salah lapak ya. HANYA KAR...