Entreprise; The CEO and his secretary

155 15 33
                                    

—🏢💗💼—




Di tengah gemerlap kota metropolitan, Z'LH company berdiri megah di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya. Gedung ini adalah simbol kesuksesan dan ketegangan, tempat di mana semua orang bekerja keras untuk memenuhi harapan CEO muda mereka, Lex. Lex, dengan postur tubuh atletis, wajah tampan, dan karisma yang tak terbantahkan, dikenal sebagai sosok yang dingin dan tegas. Ia selalu menjadikan pekerjaannya sebagai prioritas utama dan tidak pernah ragu untuk memberikan kritik tajam kepada siapa pun yang dianggapnya tidak memenuhi standar.

Di sisi lain, ada Hyunsik, sekretarisnya yang kecil dan imut. Dengan wajah lucu dan sikap ceria yang tak pernah pudar, Hyunsik adalah sosok yang selalu bisa mengubah suasana hati di kantor. Kecerobohannya terkadang membuat Lex terpaksa menahan tawa—seperti saat ia menjatuhkan berkas atau salah mengirim email. Meskipun begitu, Hyunsik memiliki semangat yang tulus dan penuh dedikasi, membuatnya disukai oleh semua orang di kantor.

Suatu pagi yang cerah, saat semua karyawan bersiap untuk memulai hari, Hyunsik datang dengan semangat yang tinggi. Ia mengenakan dasi yang sedikit miring dan rambut yang sedikit berantakan. Lex yang sedang duduk di mejanya hanya bisa menggelengkan kepala, menyaksikan tingkah lucu Hyunsik.

“Hyunsik,” panggil Lex dengan nada lembut.

“Ya, Boss?” jawab Hyunsik, sedikit panik takut ia melakukan kesalahan hingga Lex memanggilnya.

“Dasi kamu miring,” ungkap Lex sambil tersenyum.

“Ah! Benarkah?” Hyunsik langsung memeriksa dasinya dan merapikannya. “Maaf, Boss! Aku tidak sadar.”

Lex hanya tertawa kecil, mengingat betapa cerobohnya Hyunsik. “Tidak apa-apa. Justru, itulah yang membuatmu berbeda dan menyenangkan di kantor ini.”

Hari-hari di kantor berlalu dengan cepat. Hyunsik terus membuat kesalahan kecil, tetapi selalu bisa membuat Lex tersenyum. Ia sering kali terjebak dalam situasi konyol, dan Lex akan menyelamatkannya dengan sabar. Satu hari, saat sedang mengatur berkas, Hyunsik tidak sengaja menjatuhkan seluruh tumpukan dokumen yang dipegangnya.

“Hyunsik, hati-hati!” Lex bergegas membantu, tetapi ia tidak bisa menahan tawa melihat wajah bingung Hyunsik.

“Maaf, Boss! Aku akan lebih hati-hati mulai sekarang!” Hyunsik menjawab sedikit panik, takut Lex akan marah padanya. Namun tidak, Lex membantunya bahkan tersenyum kepadanya.

Semenjak itu, mereka semakin dekat. Lex mulai menyadari bahwa dia menikmati momen-momen kecil bersama Hyunsik. Dia menemukan kebahagiaan dalam keceriaan Hyunsik, yang selalu bisa mengangkat semangatnya di tengah tekanan pekerjaan. Lex kadang-kadang menjadikan Hyunsik sebagai alasan untuk mengambil jeda dari rutinitasnya yang padat, mengajak Hyunsik untuk makan siang atau sekadar berjalan-jalan di taman.

Suatu sore, setelah hari yang melelahkan, Lex mengajak Hyunsik untuk pergi makan malam. Di restoran kecil yang nyaman, suasana terasa hangat dan akrab. Lex mengamati Hyunsik yang dengan antusias menceritakan semua hal lucu yang terjadi di kantor, membuat Lex terpingkal-pingkal.

“Hyunsik, kamu punya bakat dalam menghibur orang,” kata Lex dengan tulus. “Aku tidak tahu kenapa, tetapi kamu membuat hidupku terasa lebih berwarna dari sebelumnya.”

Hyunsik tersenyum lebar. “Terima kasih, Boss! Aku juga senang bisa menghabiskan waktu denganmu.”

Setelah makan malam, mereka berjalan pulang bersama. Suasana malam itu tenang, lampu-lampu kota berkelap-kelip di sekitar mereka. Lex memutuskan untuk berbicara lebih terbuka dengan Hyunsik. “Hyunsik, aku ingin kau tahu bahwa kamu adalah salah satu orang yang sangat berarti bagiku. Kehadiranmu di kantor membuat segala sesuatunya lebih ringan.”

ONESHOOT LEXHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang