26.

440 49 8
                                    

                Haechan membuka kotak bekal makan siang yang disiapkan istrinya. Kemudian menghela napas malas melihat menu makanan yang sama dalam satu minggu ini.

Mark yang duduk di sampingnya menoleh. Dia menunjuk iri pada bekal yang dibuatkan untuk Haechan. "Perhatian sekali istrimu, sampai bekalmu di tata berbentuk hati begitu. Istriku sampai detik ini masih segalak macan."

Chenle yang duduk diseberang keduanya, menyahut, "pasti istrimu mengidam untuk membencimu."

Mark mendelik kesal. "Aku harap kalau kau punya anak, anakmu itu membencimu."

"Sudah pernah aku rasakan. Aku sampai dipenjarakan anakku sendiri."

"Hah? Kau membual apa, sih."

Haechan memilih memakan bekalnya dalam diam. Paling tidak makanan ini dibuatkan istrinya sepenuh hati walau muak dengan makanan terlalu sehat anjuran dari Hyunjin ini.

"Sehat sekali makananmu itu," celetuk Jisung, "memangnya saran Jaemin tidak ampuh juga?"

Haechan menaikan sebelah alisnya. "Apa yang kau maksud itu ke dukun gadungan yang tempat prakteknya di antah berantah? Lebih baik aku menebalkan muka meminta tolong ke Hyujin dari pada harus ke sana."

"Aku tidak tau Jaemin dapat info tempat itu dari mana," timpal Chenle, "aku sampai mual selama perjalanan ke sana."

"Jadi hari ini kau konsultasi lagi?" tanya Mark.

"Hari ini kami mau Inseminasi Intrauterin, makanya Y/n tidak masuk kerja sekarang."

"Pasti kalian pusing ya memikirkan harus punya anak dalam waktu yang dekat, demi mempertahankan pernikahan kalian itu," ucap Jisung.

"Menurutmu saja," balas Haechan, "untung aku sampai tidak botak depan seperti mertuaku."

"Seharusnya kau ikut cara Mark," kata Chenle, "buatnya dari sebelum menikah. Biasanya sperma lebih aktif di pasangan yang belum menikah, makanya banyak yang jadi padahal tidak direncanakan."

"Sialan kau." Mark melempar Chenle dengan tissue yang dirematnya. "Tapi Jaemin tidak jadi tuh."

Sudah melewati belasan purnama. Masih saja topic Jaemin jadi pembahasan untuk disenggol. Pasti di sudut bumi lain tempat Jaemin berada, pria itu bersin karena menjadi bahan omongan.

"Itu 'sih memang masalahnya di Jaemin. Dia saja kali tidak subur." Chenle terkekeh geli. Lupa jika pembahasan ini sangat sensitive untuk Haechan. "Beruntung calon istrinya tetap mau menikah dengannya."

Jisung dan Mark langsung menyenggol kakinya dari bawah, untuk menyadarkan omongannya yang tanpa sengaja sudah melewati batas.

"Eh? Maaf," spontannya, merasa tidak enak dengan Haechan.

Haechan mengulum senyum. Terlihat getir. Dia tau temannya itu tak ada sedikit maksud untuk menyinggungnya. Tapi jujur saja dia memang kurang nyaman. Tak mau masalah ini berlarut, dia berusaha mengenyampingkan persoalan ini.

"Santai saja," ucapnya.

Namun omongan Chenle yang terakhir itu benar-benar mengusiknya, yang menyinggung calon istri Jaemin yang tetap mau menikah dengan Jaemin.

Kalau untuk Y/n sendiri, yang sudah jelas-jelas tahu bagaimana dirinya. Apa pada akhirnya nanti, istrinya itu bisa sampai pada titik lelah juga? Di mana sudah tak mau bersamanya lagi karena tau diluar sana banyak yang lebih baik darinya.

Red String » Haechan X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang