08.

601 53 25
                                    

Minji : Kau ke mana?

Y/n : Pergi sebentar. Cari makan

Minji : Kukira kau pergi dengan Haechan

Y/n : Tidak

"Kita pulang tidak lewat tengah malam 'kan?" tanya Y/n memastikan, pada pria di sampingnya yang sedang mengendarai mobil.

"Kenapa kalau lewat tengah malam? Kau akan berubah lusuh seperti Cinderella?"

Y/n memutar bola matanya. "Aku hanya bertanya saja. Aku malas keluar lama-lama, aku juga ingin pergi dengan temanku."

Sebenarnya, dia dan Minji punya janji lebih dulu untuk pergi. Namun pagi tadi, Haechan menghubunginya, meminta ditemani datang ke acara temannya yang bernama Jaemin itu.

Karena merasa kasihan dengan pria itu yang selalu mendapatkan penolakan darinya. Y/n sampai mengenyampikan janji dengan Minji agar bisa mengiyakan ajakan Haechan.

Tentu saja tanpa sepengetahuan Minji.

Dan jangan sampai ketahuan.

Minji : Kalau begitu aku pergi juga dengan kekasihku ya. Kalau sudah pulang kabari saja

Y/n menyimpan ponselnya kembali pada tas jinjing yang dibawanya tanpa membalas pesan dari Minji.

Wanita itu mengerutkan dahi ketika Haechan memberhentikan mobilnya di salah satu mall.

Menjawab kebingungan Y/n. Haechan berkata, "kita makan dulu ya. Sudah masuk jam makan siang."

"Kan bisa makan di sana."

"Kau mana mau makan-makanan berat di suatu acara. Waktu di ulang tahun perusahaan juga begitu 'kan."

Y/n mengigit bibir dalamnya, menahan senyum. Ternyata pria itu memperhatikannya juga.

Haechan membukakan pintu untuk Y/n. Dia menggandeng tangan wanita itu ketika keluar dari mobil. Agak bingung ketika Y/n menerima sambutan tangannya dan tidak melepaskannya saat mereka berjalan bersebelahan.

Haechan melirik tangan mereka yang bertaut. Semakin terlihat jelas benang merah antara mereka yang terikat kuat.

"Tebak, aku ingin membawamu makan di mana?"

"Kenapa harus tebak-tebakan, sih? Memangnya kuis?" Tapi wanita itu tetap menunjuk restoran dengan menu makanan khas Islandia yang berada di samping Haechan, "di sana."

"Tepat sekali."

Mata Y/n menyipit tak percaya. "Ini pertanyaan jebakan supaya tidak terjadi perdebatan mau makan apa 'kan?"

Sebenarnya, iya. Haechan tertawa pelan, "tidak. Aku memang mau membawamu ke sini."

Begitu mereka duduk di sini dan Haechan melihat menu dengan harga yang fantastis di tanggal yang masih jauh dari gajian. Dia agak menyesal.

"Sudah temukan yang mau kau pesan?" tanya Haechan.

"Belum. Kau ingin makan apa?"

"Aku sudah makan. Kau saja yang pesan, nanti aku yang bayar."

Y/n membalikan lembaran menu tersebut dan menunjuk gambar makanan manis seperti panekuk. "Pönnukökur saja."

Red String » Haechan X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang