24🔞

1K 54 7
                                    

Y/n mendengus kasar begitu masuk ke kamar hotel yang pernah dia sangka menjadi tempat perselingkuhan antara suaminya dan si pick me itu.

Apa dia terhibur dengan kejutan ulangtahun yang disiapkan suaminya itu? 20 persen iya, 80 persennya tidak.

Haechan membawa barang-barang mereka masuk ke kamar, menaruhnya di sudut ruangan sebelum menghampiri Y/n yang bersidekap melihat ranjang yang dipenuhi aroma mawar ini.

"Menyewa tempat ini saja mahal. Kau tidak sayang dengan tabunganmu?"

Haechan menggeleng. "Tabunganku masih banyak."

Y/n mengernyit. "Kau dapat uang dari mana kalau tabunganmu saja masih banyak."

"ATM berjalanku," balasnya, "si Jisung." Dia terkekeh geli tanpa merasa tak enak sama sekali.

Y/n memutar bola matanya. "Kalau aku jadi Jisung aku tidak mau berteman denganmu."

Wanita itu menghempaskan tubuhnya di ranjang. Dia duduk tanpa membereskan kelopak mawar yang bertaburan di ranjang ini.

Haechan ikut naik ke sana, duduk di samping istrinya. "Aku juga tidak mau kau jadi temanku. Aku maunya kau jadi istriku."

Y/n memiringkan tubuhnya, guna menatap suaminya dalam. Dia berucap pelan, "Aku juga tetap ingin jadi istrimu. Sampai berpuluh-puluh tahun kedepan tanpa ada kata perpisahan."

Y/n memang tidak mengatakannya dengan lugas, namun Haechan dapat mengerti kekhawatiran yang istrinya itu rasakan.

"Tenang saja mau kedepannya kita punya anak atau tidak, kau akan tetap jadi istriku Y/n."

Haechan memeluknya amat erat, dengan bibir didahi Y/n. Lalu, kedua tangannya turun kebawah, masuk ke punggung Y/n. Mengelus punggungnya, menimbulkan sensasi merinding disana. Dia sudah bisa menebak apa yang diinginkan suaminya ini.

Tangannya yang satu lagi meraba perut Y/n. Kemudian naik keatas.

"Aku tidak pisah darimu," lirih Y/n.

"Tidak akan. Aku janji."

Haechan menatapnya dengan pandangan dalam, seharusnya suasana ini bisa menimbulkan kesan romantis jika saja tangan itu tidak meraba dadanya yang masih terbungkus bra. Haechan pelan-pelan memasukkan tangannya dari bawah bra tanpa membukanya. Lalu, Y/n mendongak mendesah dibawah kepalanya, ketika jari kokoh itu memainkan putingnya dengan lembut.

"Nggh... bisa nanti saja tidak?"

"Kan harus sering. Siapa tau kali ini berhasil."

Haechan terus memilin putingnya, membuatnya mendongak menahan sensasi nikmat yang dirasakannya. Tanpa sadar Y/n meremas kerah baju Haechan, dia menegangkan punggungnya ketika jari itu terus berada dititik yang sama. Lalu, Haechan mengecup bibir Y/n sekilas ketika bibirnya mendesahkan nama Haechan.

Haechan membuka kancing blouse Y/n dari depan seraya mengecup leher Y/n. Bra berwarna hitam, dan bentuknya sudah miring sebelah menampakkan dadanya karena perbuatan Haechan barusan. Haechan langsung turun menjilati leher belahan dada Y/n.

Y/n meremas kepala belakang Haechan, sebagai isyarat dia menikmatinya dan menginginkan lebih.

Y/n bisa merasakan bagaimana lidah suaminya itu bergerilya di tengah dadanya. Membuatnya semakin membusungkan dada. Y/n mendesah pelan, saat bibir itu menyapu permukaan dadanya yang masih terbungkus bra separuhnya.

Tangan kekar Haechan mengelus punggungnya, lalu membuka kaitan bra yang sudah berantakan itu. Y/n membuka matanya yang sayu, menatap perbuatan Haechan yang selanjutnya, dan benar saja. Haechan mengangkat bra itu keatas.

Y/n langsung bergerak gelisah, hendak menutupi dadanya, dengan sigap Haechan menahan tangannya.

"Jangan dilihat," bisik Y/n. "Aku... malu."

"Aku sudah sering lihat, sayang."

Haechan mengangkat tubuh Y/n pelan untuk duduk dipangkuannya, seraya mengusap lembut rambut panjang istrinya. Dia mendongakkan kepala, dan mengecup dagu Y/n. Lalu tangannya menyibakan surai hitam tersebut ke belakang.

"Y/n,"panggil Haechan. Kali ini Haechan meraba dada itu dengan ujung jarinya, menimbulkan sensasi merinding.

"Istriku yang cantik," bisiknya pelan. Dia mengangkan tubuh Y/n duduk dipangkuannya.

Y/n mendesah tertahan, saat jari itu kembali memilin putingnya lembut. Lalu, tangannya yang satu lagi meremas dadanya.

Tanpa sadar Y/n membuka kedua kakinya, melingkarkannya dipinggang Haechan. Lalu, bibir Haechan kembali mengecup leher jenjang berkeringat milik Y/n. Lidahnya terjulur menggelitik lehernya, dada dan tibalah dia di puting kanan. Y/n mendongak, meremas rambut Haechan saat bibir suaminya itu langsung menghisap dadanya.

Lalu, Haechan berpindah ke puting kiri. Dia melakukan yang sama, namun kali ini giginya ikut menggesek puting merah itu. Y/n langsung merintih karena sakit, namun tertahan ketika lidah itu menyapu putingnya dengan lincah. Y/n bergerak gelisah menikmati ini, langsung memekik saat jari Haechan tiba-tiba saja menggesek selangkangannya.

"Ah!"

Haechan terus menggesek selangkangannya yang basah dengan kedua jarinya. Dia bisa merasa selangkangannya basah dan berkedut aneh seiring rangsangan yang diberikan Haechan ini berlanjut.

Y/n mengalungkan tangannya pada leher Haechan.

Kali ini Haechan menyibak rok selutut yang dipakai istrinya.

Haechan langsung melesakkan lidahnya kemulut Y/n, menekan dada bidangnya di dada besar menggoda Y/n yang penuh tanda dan liurnya itu. Tiba- tiba saja Y/n merasakan sebuah tangan merayap dicelana dalamnya yang sudah lembab.

Haechan langsung melepaskan ciumannya, meninggalkan benang saliva mereka menggenang diantara dagu istrinya itu.

Haechan menggigit bibir bawahnya sendiri menatap istrinya yang tak dia sangka bisa semenggairahkan ini. Rambut panjang berantakan, pakaian yang tak beraturan dengan beberapa bagian yang terekspos jelas dalam pengelihatannya.

Haechan segera melepaskan rok dan juga celana dalam yang masih Y/n gunakan.

Y/n mengerang pelan saat Haechan memasukkan telunjuk kedalam miliknya, tengah mempersiapkan.

Ketika Y/n mendesahkan namanya kembali, Haechan mulai menggerakan jarinya. Memberikan efek licin tersendiri, menimbulkan suara basah yang menjadi irama sensual dalam permainan mereka. Membangkitkan gairahnya secara berlebihan

Haechan tersenyum. "Kau cantik sekali... aku suka melihat istriku seperti ini,"bisik Haechan.

Y/n mendesah kuat saat merasakan orgasme pertamanya. Melantunan nama suaminya.

Haechan mencabut jarinya, seluruh cairan itu ikut terbawa keluar. Menggantikan jari itu dengan miliknya yang sudah menegang.

"Akhh!"

Y/n menjerit tertahan, dia memukul pelan lengan suaminya. "Pelan-pelan..." lirihnya.

"Kau terlalu menggoda sih."

Haechan mendesah tiap kali dia bergerak menyentuh titik yang membuat keduanya menginginkan lebih.

Pernikahan memang obat mujarab dari kedua orang yang saling jatuh cinta.

Y/n menangkup wajah suaminya, saling menatap satu sama lain. Dibandingkan nafsu, mungkin perasaan cinta lebih mendominasi di saat ini.

"Aku mencintaimu, Haechan."

"Aku berkali-kali lipat lebih mencintaimu, istriku."

Red String » Haechan X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang