"Circle kita memang dipenuhi pria yang unik," ujar Chenle, "yang satu mendapat gelar red flag yang sangat melekat," dia menunjuk Jaemin, kemudian Haechan yang duduk di samping Jaemin, "yang satunya green flag karena mempertahankan pasangannya yang sudah jelas-jelas dijodohkan dengan pria yang jauh lebih sempurna."
"Tidak apa-apa red flag," sahut Jaemin kesal. Dia menunjuk Chenle dan Renjun bergantian, "dari pada kalian berdua black flag. Yang satu stalker, yang satu menjadikan wanita sebagai FWB saja."
Renjun tersedak minumannya. "Aku tidak ikut-ikutan ya, sialan!"
Chenle mengabaikan ucapan pedas Jaemin. "Kau dan putri dari simpanan direktur itu benar-benar punya hubungan tidak, sih?"
Haechan melipat tangan di depan dada. Mata pria itu tertuju pada lampu gantung café yang tidak menyala.
"Di depan Jihoon dan ibunya, Y/n bilang kami punya hubungan. Tapi sebenarnya dia tidak mau terikat hubungan sama sekali, bahkan dia bilang tidak mau menikah seumur hidupnya."
"Wanita seperti itu memang menyebalkan." Renjun mengangguk seakan bisa merasakan posisi Haechan.
"Y/n pasti punya alasan kenapa dia tidak mau menikah," sahut Jaemin, "kau tau sendiri dia anak dari simpanan direktur. Bisa saja dia melihat secara langsung hubungan orangtuanya yang tidak begitu baik. Apa lagi kau tidak punya background keluarga seperti Y/n."
"Maksudmu karena Haechan bukan anak simpanan?" timpal Chenle.
"Tutup saja mulutmu," ketus Jaemin, "Haechan jauh sekali dibandingkan Jihoon, dalam strata sosial. Sebagai orangtua, pasti orangtua Y/n ingin anaknya mendapatkan pasangan yang setara."
Haechan mendengus, dia melirik sinis Jaemin. "Aku bukan orang miskin Jaemin. Meskipun tidak sekaya Jihoon."
"Ya, aku paham," balas Jaemin, "sebagai calon ayah yang lebih dulu dari pada kalian, walaupun anakku belum lahir. Aku paham perasaan ayah Y/n yang ingin anaknya mendapatkan pasangan yang sama dengannya. Makanya begitu dia mengetahui Y/n punya hubungan denganmu, dia langsung menjodohkan Y/n dengan Jihoon."
Chenle terkekeh mengejek. "Ucapanmu tua sekali, Jaemin."
Dengan bangganya Jaemin membalas, "aku belakangan ini banyak membaca buku untuk menjadi seorang ayah dan suami yang baik."
Haechan menopang dagu. "Aku sudah pernah bertemu direktur, sih. Dia memang terlihat tegas. Apa karena itu ya Y/n menjadikanku tameng sebab tidak bisa menolak permintaan ayahnya begitu saja?" Pria itu menerka-nerka.
"Tapi direktur sangat menyayangi anak satu-satunya itu," ucap Renjun, "aku yakin saat Y/n menolak mati-matian perjodohan dengan alasan yang jelas. Direktur pasti mengiyakan."
"Kau ikuti saja jalan hidup Jaemin. Buat Y/n hamil, direktur pasti setuju kau jadi menantunya," saran Chenle yang sama sekali tidak membantu.
"Beda ya, brengsek," ucap Jaemin, "Y/n bukan orang biasa. Yang ada Haechan bisa masuk daftar urutan pertama yang ingin dibunuh direktur."
Renjun berdecak. "Tidak perlu pakai cara seperti itu. Aku rasa, Y/n sudah mulai tertarik denganmu. Kau coba lebih dekati dia, mungkin dia mau menerimamu."
"Jadi kemungkinan kecil dia akan menolakku?" tanya Haechan penuh minat.
Renjun mengangguk yakin. "Aku yakin dia pasti menerimamu."
Haechan selalu mempercayai perkataan Renjun yang tidak pernah melesat menyangkut perasaan orang lain.
Namun, untuk persoalan kali ini. Haechan menangkap omongan Renjun dengan arti yang sedikit berbeda.
![](https://img.wattpad.com/cover/366482184-288-k632983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String » Haechan X You
FanfictionPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Katanya tiap manusia terhubung dengan jodoh masing-masing melalui benang merah takdir yang terikat dijari kelingking mereka. Haechan, bisa melihat benang merah takdir ters...