06.

630 69 12
                                    

                Haechan mengambil makanan ringan yang dia simpan di lemari pendingin, membawa snack tersebut ke ranjangnya yang tengah di duduki oleh wanita yang untuk malam ini menginap di rumahnya.

Begitu mengantar Y/n ke rumahnya, mereka melihat ada mobil Jihoon terparkir di sana. Seperti buronan, Y/n langsung meminta Haechan memutar arah menuju ke rumah Haechan.

Padahal uang wanita itu banyak, bisa bermalam dihotel bintang lima sekalipun tanpa harus pusing akan makan apa besok.

Aneh sekali Y/n malah memutuskan ingin menginap di rumahnya. Haechan 'kan jadi merasa yakin wanita itu tertarik padanya.

Apa lagi saat terjadi percakapan.

"Kenapa kau malah menginap di sini?"

"Aku nyaman di sini, mungkin karena pernah tidur sekali di sini."

Sementara kenyataannya, sebagian besar hotel di kota mereka adalah milik keluarga Jihoon, sehingga akan mudah bagi pria itu mencari tempatnya menginap. Lain dengan menginap di rumah Haechan, dia mana sempat mencari keberadaan rumah Haechan dalam waktu semalam.

Y/n tidak enak hati saja jujur ke Haechan. Nanti pria itu malah semakin merasa insecure karena tertampar kenyataan Jihoon lebih dalam segala hal dari pada dirinya.

Begini juga Y/n masih punya hati, kasihan pria itu.

"Kau mau minuman yang manis?" tawar Haechan seraya menggelar selimut di lantai untuk dirinya tidur.

"Tidak perlu," Y/n menggoyangkan sedikit botol air mineral di tangannya, "ini juga cukup."

Haechan duduk di bawah sementara Y/n di ranjang. Mata wanita itu tertuju pada televisi yang menampilkan film kartun 80an, sementara Haechan memperhatikan Y/n yang sesekali tertawa melihat adegan lucu di sana.

Karenanya, Haechan juga jadi ikut tertawa meski tidak tahu scene mana yang Y/n tonton.

Muak menjadi perhatian Haechan. Y/n melirik Haechan tajam dan menunjuk pria itu.

"Berhenti melihatku seperti itu atau botol ini akan mencium wajahmu."

"Jangan," balas Haechan, "jangan botol itu yang menciumku. Bagaimana kalau kau saja." Pria itu mengedipkan sebelah matanya.

Ptak!

Y/n melempar botol yang sudah kosong itu tepat ke wajah Haechan. Membuat pria itu mengaduh kesakitan.

"Lemparanmu mengenai mataku." Haechan menutup mata sebelah kiri dengan tangannya.

Y/n jadi panik, padahal tadi dia melihat lemparannya itu mengenai dahi Haechan, kenapa bisa jadi terkena mata?

Wanita itu segera turun dari ranjang untuk mendekati Haechan. "Coba buka matamu. Sini aku lihat."

Y/n memaksa tangan Haechan agar tidak lagi menutupi matanya. Untuk memastikan Haechan baik-baik saja, tentu Y/n tanpa sadar menipiskan jarak antara keduanya, memegang wajah pria itu menatap mata Haechan baik-baik.

Kesempatan itu Haechan manfaatkan untuk menelusuri garis wajah Y/n yang terlihat indah dalam pandangannya.

"Kau –cantik sekali," gumam pria itu dengan senyum kecil di wajahnya.

"Bikin panik saja!"

Sadar Haechan berbohong tentang matanya yang sakit. Y/n jadi kesal dan mendorong pria itu untuk menjauh darinya.

Red String » Haechan X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang