21.

312 45 3
                                    

                Masih di ruangan tadi. Hanya saja dokter tadi sudah pergi.

Baik Y/n maupun Haechan diam melihat kemarahan yang tidak terbendung lagi dari Naesang.

Y/n duduk di ranjangnya, sementara Haechan berdiri di samping ranjang. Ibu Y/n yang shock karena dibohongi, duduk di sofa yang ada untuk menenangkan dirinya.

Naesang menghela napas panjang, terlihat tak habis pikir dengan pilihan nekat anaknya. Dia mengusap kasar rambutnya. "Kenapa kau berbuat sejauh ini, Y/n?" tanyanya dengan nada datar.

Y/n menjawabnya terbata, takut. "A-aku tidak mau menikah dengan Jihoon."

Kemudiannya suara ayahnya meningkat, menunjukan emosinya. "Lalu kau lebih memilih menikah dengan pria yang sama sekali tak bersyukur menikah denganmu? Kau memilih hidup sengsara dengan pria yang jelas-jelas selingkuh darimu?!"

Haechan yang merasa itu semua tidak benar, mulai membela dirinya sendiri. "Aku tidak pernah berselingkuh dengan siapa pun. Aku sangat mencintai, Y/n."

"Diam kau!"

Kali ini Haechan membantah, dia terus menjelaskan dari sisinya, namun tidak tertuju ke mertuanya, melainkan terus menatap Y/n, berusaha agar istrinya itu bisa mendengarkannya. Seolah masa bodo mertuanya mau percaya atau tidak meskipun mertua memegang kekuasaan di sini, yang terpenting dia harus membuat istrinya percaya lagi.

"Aku memang datang ke sana bersama Shuhua, tadinya kekasihnya Shuhua juga mau ikut tapi tidak bisa. Aku di sana pun hanya ingin melihat kamar untuk aku sewa karena ingin merayakan ulangtahunmu, istriku seorang."

Haechan mengambil ponselnya, dia menunjukan foto-foto katalog dan juga dekorasi yang akan disiapkannya untuk Y/n.

"Aku menyembunyikan ini bukan karena aku selingkuh, tapi kalau kau tau, kau juga pasti akan melarangku 'kan."

Itu membuat Y/n bergeming menatap suaminya.

"Aku tidak pernah selingkuh sama sekali. Sampai mati pun, jika seandainya kau memutuskan cerai dariku. Aku tidak akan menikah lagi. Percaya padaku ya?"

Y/n tidak menyahut sama sekali.

"Kalau buktikan omonganmmu dari sekarang," timpal ayah mertuanya tegas, "kau tidak akan menikah lagi? Lihat saja beberapa tahun ke depan setelah hari ini. Aku sendiri yang mengurus perceraian kalian."

Haechan tercekat mendengarnya. Matanya membola, dia menggelengkan kepala, tak setuju. "Aku tidak mau cerai dari istriku."

Naesang menunjuk anaknya yang tetap diam. "Kau lihat? Y/n tidak percaya dengan kebohonganmu. Kau sudah menyakiti putriku, akan ku ambil dia kembali."

Baru kali ini Haechan lebih keras kepala dari pada ayah mertunya sendiri. "Apa pun yang terjadi kami tidak akan berpisah. Iya 'kan, Y/n?" tanyanya penuh harap.

Dia memohon agar istrinya itu berada di pihaknya. Matanya memerah menahan tangis, terus memikirkan pernikahannya yang sudah berada di ujung tanduk dan mungkin saja bisa benar-benar hancur jika Y/n berada di pihak ayahnya.

Mendengar Y/n yang tak kunjung menjawab.

Ayahnya kembali membuka suara lagi, menyudutkan Haechan. "Kalian tidak punya alasan untuk mempertahankan pernikahan kalian lagi. Cinta saja tidak cukup. Ini yang terjadi kalau pernikahan hanya bermodalkan cinta saja."

Red String » Haechan X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang