"Wah, pengantin baru. Aku kira kau ambil cuti honeymoon sampai sebulan."
Ledekan itu berasal dari Jaemin begitu Haechan datang ke rooftop sebelum jam masuk kerja. Di sana sudah ada Jaemin, Jeno dan Renjun.
"Aku ini habis menikah, bukannya habis operasi yang mengharuskan untuk rawat jalan," ketus Haechan, "memangnya kau mau backup semua pekerjaanku semisal aku mengambil cuti dalam jangka waktu panjang?"
Jaemin menggeleng kuat. "Tidak. Itu semakin membuatku membenci pekerjaanku."
"Tapi paling tidak kau ambil saja cuti 3 hari," sahut Renjun, "ini baru sehari selesai menikah, besoknya sudah langsung kerja. Lelahnya juga masih terasa."
"Jangankan lelahnya. Istrimu saja, juga pasti masih sulit jalan, tuh," timpal Jaemin yang membuat ketiganya tertawa.
Jeno menyahut, "kau tau dari mana Y/n susah jalan? Memangnya kau lihat Haechan liar diranjang?"
"Tidak, sih. Tapi kemarin aku lihat Haechan dan istrinya beli ranjang baru. Bisa saja Haechan merubuhkan kasurnya dalam semalam."
Tawa Jeno semakin geli. "Gila. Gaya apa yang kau lakukan sampai merusak ranjangmu sendiri, Haechan."
Haechan berdecak merapalkan kata bodoh pada teman-temannya.
Seharusnya dia beli ranjang baru di toko yang paling jauh dari kediaman Jaemin, atau lebih baik, belinya diluar kota sekalian.
Benar kemarin dia dan Y/n membeli ranjang baru sepulang dari hotel. Jelas saja bukan karena omongan Jaemin yang kotor itu!
Mereka membelinya karena Y/n dan Haechan tidak tidur diranjang yang sama.
Lagi pula, malam pertama yang dia rasakan, sama sekali berbeda dari yang teman-teman mesumnya ini pikirkan.
Dan itu terwakilkan dari ucapan Renjun yang selalu tau suara hati seseorang.
"Y/n dan Haechan menghabiskan malam pertama dengan tidur berdua tanpa ada adegan dewasa seperti yang kalian pikirkan." Renjun bersedekap, membela Haechan seakan melupakan kejahilan Haechan yang sering mengganggunya. "Kalian 'kan juga tau mereka menikah atas dasar Y/n yang ingin lepas dari perjodohannya dengan Jihoon."
"Kemarin aku melihat Jihoon di club malam, tuh. Dia terlihat stress sekali gagal menikah dengan Y/n," cerita Jaemin, "pasti dia akan jadi orang yang paling senang kalau kau cerai dengan istrimu."
"Tapi masa iya kau tidak melakukan apa pun dengan Y/n?" tanya Jeno tak percaya, "kalian 'kan sudah menikah, tinggal berdua, kau kuat tidak melakukannya?"
Haechan mengangguk. "Kuat tidak kuat, sih. Tapi aku bisa menahan diri juga."
"Ibarat mangsa, dia sudah ada di depanmu. Mau dia menolakmu dan kau memaksanya pun tidak masalah, kau 'kan sudah menikah."
"Aku tidak mau melakukannya tanpa persetujuan, Y/n. Aku tidak mau dia tidak nyaman. Makanya aku menahan diri saja."
"Ah kau ini," Jeno berdecak, "istrimu kelihatan menyukaimu juga. Padahal kau hanya perlu menggoda dia sedikit, dia pasti meminta lebih."
Jaemin menyipitkan matanya, melirik Jeno curiga. "Bukannya kau tidak pernah melakukannya ya? Kenapa sepertinya pengalamanmu banyak sekali ya?"
Jeno gelagapan. "Aku 'kan sebentar lagi mau menikah. Jadi belakangan ini aku banyak melihat tutorialnya."
Renjun yang tau Jeno berbohong, mendengus geli. "Lihat tutorial atau praktek langsung tiap pulang kerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String » Haechan X You
FanficPart of Fantasy Series. WARNING! Rating 22+ Mature Content🔞 Not Children *** Katanya tiap manusia terhubung dengan jodoh masing-masing melalui benang merah takdir yang terikat dijari kelingking mereka. Haechan, bisa melihat benang merah takdir ters...