12 - Apa Yang Sedang Terjadi Dengan Atlas?

13 1 0
                                    

Chapter - 12

Suara getaran tiba-tiba dari ponselku membuatku hilang fokus untuk memperhatikan pak Agung yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Tanganku buru-buru meraih ponsel-ku itu.

Astaga! Rasanya aku ingin salto-salto saat ini juga saat melihat ada nama Atlas yang terpampang jelas di layar ponselku.

Aku tahu ini lebay, tapi aku nggak bisa bohong kalau jantung dan isi perutku mendadak terasa seperti sedang menari-nari.

Seorang Atlas? Meneleponku?

Dengan gerakan pasti, dan tanpa ba-bi-bu jempoku langsung menggeser ikon hijau itu untuk mengangkat teleponnya. Pak Agung yang sibuk berceloteh di depan pun sudah tak kuhiraukan lagi. Persetan dengan semuanya, kali ini aku cuma mau mengangkat telepon dari Atlas.

"Halo, Atlas? Ada apa?" Aku berbisik sedemikian rupa sembari menundukkan badanku untuk bersembunyi di balik badan teman-teman yang duduk di depan.

"Tolong.. gue, Lun.."

Aku mengernyitkan dahi, suara Atlas terdengar terengah-engah. Dan hal itu membuatku menjadi bingung bukan main.

Apa yang sedang terjadi dengan Atlas?

Apakah dia kerampokan?

"Lo kerampokan?!" Kataku cemas. Dan detik selanjutnya aku langsung merutuki kebodohanku itu. Sebab saat ini semua orang menoleh dan aku jadi pusat perhatian seisi kelas. Aku bahkan bisa melihat mata tajam pak Agung yang siap mencabik-cabik nilaiku.

"Maaf, pak!" Aku menundukkan kepalaku sopan dan memasang wajah melas setengah mampus.

"Halo.." sapaku lagi, memanggil Atlas. Tetapi beberapa detik berlalu orang yang ku panggil tak kunjung menjawabku. Kali ini aku benar-benar cemas, hingga mungkin semua orang menatap bingung kepadaku.

"Lun.. argh.."

"Lo.. kenapa, Atlas?" Kataku, pelan.

"Tolong gue.. plis.."

"Iya, iya, gue kesana sekarang. Tolong share lokasi lo. Tunggu, yaa."

Aku nggak tau kenapa. Tetapi jantungku sudah berdegup kencang. Aku cemas sekali mendengar suara Atlas yang terdengar seperti tidak biasanya. Apakah cowok itu sedang sakit? Dia tidak biasanya seperti itu.

Dengan cepat ku kemas semua alat tulisku, dan tak ku perdulikan lagi orang lain yang bertanya-tanya. Buru-buru aku berlari ke depan dan menyalami pak Agung yang juga ikut menatap cemas kepadaku.

"Ada apa, Luna?"

"Maaf, pak, saya izin pulang duluan. Tolong di izinkan ya, pak.."

"Di izinkan, Luna. Tapi bilang dulu ada masalah, apa?"

"Iya pak.. makasih banyak pak. Ini masalah bahaya banget pak. Sekali lagi terimakasih banyak, pak."

Setelah mengucapkan kalimat itu aku lantas berlarian keluar untuk mencari motor ku. Atlas sudah mengirimkan lokasinya dan setelah mesin motorku hidup aku langsung tancap gas untuk menemui Atlas yang sedang membutuhkan bantuanku. Pokoknya  Atlas tidak boleh kenapa-kenapa. Pokoknya tidak boleh!

Ya-elah, udah macem Super Man saja aku seperti ini.

-

Aku diam seribu-bahasa menatap bangunan rumah di hadapanku. Beberapa menit lalu aku sudah menekan bel dan di izinkan masuk oleh sang empunya rumah.

Ada seorang laki-laki paruh baya yang ku kenal. Tetapi aku tidak perah menyangka akan bertemu dengannya di sebuah kebetulan ini. Sebuah kebetulan yang bahkan nggak pernah ada di dalam bayanganku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang