Bubur Manado Masakan Shafiyah

2 0 0
                                    

Saat kamu jadi istri nanti, masakanmu akan jadi salah satu magnet yang bikin suami ingin cepet pulang (Bunda)

Mau tidak mau, Haka langsung ke bengkel daripada membuat mamanya panik jika ia pulang terlebih dahulu. Sejak papanya tiada, mama lebih overprotektif pada ia dan Haris, adiknya. Melihat mobil Haka yang bemper-nya penyok cukup menjadi alasan mama cemas berlebihan pada putra pertamanya, yang sudah memasuki usia kepala tiga.

Bagi Haka ke bengkel tanpa rencana ialah hal yang sangat merepotkan. Ia memiliki kebiasaan buruk meletakkan barang pribadinya di jok belakang. Di sana ada beberapa buku bahan ajar, buku non fiksi populer yang masih tersegel rapi, proposal skripsi mahasiswa yang belum ia koreksi, jas almamater, sandal jepit, baju ganti, dan beragam barang pribadi lainnya.

Ponsel Haka berdering saat ia tengah memilih barang apa saja yang akan ia bawa pulang. Barang yang ada di mobilnya tidak akan ia bawa semua. Tas ranselnya telah berat oleh laptop, tablet, power bank dan berkas pengabdian masyarakat yang harus segera ia buat laporannya.

[Assalamu'alaikum Mas Haka sudah pulang ?]

[Wa'alaikumsalam belum Fi]

[Masih di kampus ? ]

[Aku di bengkel, Kinar tadi nabrak mobilku]

[Astaghfirullah hal adzim, kok bisa Mas?]

Seketika Haka tersadar, tidak seharusnya ia menceritakan hal ini pada Shafiyah.

[Fi, jangan cerita ke mama atau bunda ya? ini cuma kecelakaan kecil saja kok]

[Mas nggak papa?]

[Aku nggak papa, hanya bagian depan mobilku saja yang penyok seperti mobilmu dulu]

Haka mengakhiri sambungan telepon usai ia meyakinkan Shafiyah, jika dirinya baik-baik saja. Shafiyah sampai lupa mengatakan jika ia akan ke rumah Haka untuk mengantar makanan karena Haka buru-buru mengakhiri sambungan telepon mereka.

Haka menggaruk kepalanya yang tidak gatal, di lain waktu pasti Shafiyah akan bertanya bagaimana bisa mobilnya dan mobil Kinar bertabrakan.

***

Sebelumnya Mas Haka ke toko bunga milik Mbak Kinar dan Mbak Kinar memberinya buket bunga. Sekarang mobil mereka bertabrakan. Ada apa dengan mereka berdua?. Apa lagi apes saja hingga mobil mereka bertabrakan?. Rasanya kok terlalu mengada-ada.

Shafiyah bermonolog dalam hati.

"Fi kok ngelamun?" tegur Rani yang baru selesai sholat ashar.

"Haka sudah pulang?"

"Belum Bund."

"Ya udah segera tuh di antar bubur manado-nya."

Shafiyah menurut, diambilnya rantang stainless stell untuk wadah bubur dan pelengkapnya.

Tiga hari yang lalu Rani bertemu dengan Laras, mamanya Haka, saat menjenguk teman mereka yang tengah sakit. Dalam perjalanan pulang Laras bercerita jika Haka tidak menyukai berbagai jenis bubur kecuali bubur manado. Dari situ Rani mengharuskan Shafiyah bisa memasak bubur manado. Hari ini Shafiyah baru bisa menuruti pinta bundanya untuk belajar memasak bubur manado.

Bunda sangat antusias mengajari Shafiyah memasak bubur manado untuk pertama kali. Bunda membantu menggoreng ikan asin dan membuat sambal roa sebagai pelengkap. Resep bubur manado ini pun tidak main-main, bunda mendapatkan resep ini dari sepupunya yang memiliki usaha catering.

"Fi, bunda tahu kamu capek. Semangat yah Fi!. Saat kamu jadi istri nanti masakanmu akan jadi salah satu magnet yang bikin suami ingin cepet pulang," Bunda memberi nasihat sambil mengusap pungung Shafiyah.

Bund, masih bisakah aku menjadi istri Mas Haka saat ada wanita dimasa lalu yang kembali ke kehidupannya?

Shafiyah bertanya dalam hati.

Shafiyah...
Kinar...
Semoga kisah kalian mendapat jalan terbaik yaa...

Uncontrollable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang