Hand Bouquet Untuk Haka

1 1 0
                                    

Buncah bahagia yang semula kurasa mendadak lenyap disergap kerisauan (Shafiyah)

Perhatian Shafiyah tertuju pada salah satu poster di dinding pengumuman fakultasnya. Ia masih ingat nama narasumber di acara UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) penulis yang semula bukan nama yang kini tercantum. Shafiyah sudah membaca poster ini minggu lalu. Di ambilnya ponsel dari kompartemen tasnya. Pada kolom pencarian instagram ia ketik nama Kinar Maheswari, hanya ada satu nama yang terseleksi. Fotonya menampakkan seorang perempuan berambut panjang yang membelakangi kamera dengan latar belakang pantai saat senja. Shafiyah klik foto itu, akunnya tidak terkunci. Seketika ia melihat foto seorang perempuan yang belum lama ini ia kenal. Shafiyah segera berjalan menuju kubikelnya.

Setelah meletakkan tas dan beberapa buku bahan ajar, Shafiyah kembali menekuri ponselnya. Tidak salah lagi ini Kinar yang minggu lalu mobilnya terpaksa ia tabrak. Ternyata teman sekolah Haka ini seorang penulis novel dan Shafiyah setidaknya memiliki dua atau tiga karyanya.

Perasaan tidak nyaman perlahan menghinggapi hati Shafiyah. Jika persinggungannya dengan Kinar hanya soal insiden kecelakaan, maka masalahnya telah selesai usai Kinar memberi ganti rugi biaya kerusakan mobilnya. Tetapi dua hari yang lalu saat Haka memberinya hand bouquet ia menemukan secarik kartu ucapan saat hendak memindahkan bunga ke vas.

Sore itu baru saja ia datang dari kampus, belum sempat ia membersihkan diri sebuah honda jazz hitam berhenti di depan rumahnya. Shafiyah mengintip dari jendela, begitu tahu itu mobil Haka ia segera mengenakan jilbab untuk menyambut tunangannya.

"Ini bunga buat kamu," Haka menyerahkan hand bouquet yang terdiri dari bunga mawar dan baby breath di teras rumah.

Shafiyah menerimanya dengan senyum terkembang. Perempuan mana sih yang tidak suka diberi bunga?.

"Terima kasih. Ayo masuk dulu Mas," ajaknya.

"Lain kali saja ya Fi. Mas mau langsung pulang, gerah semua ini badan."

Shafiyah tidak menghalangi karena hari itu cuaca memang cukup terik. "Hati-hati di jalan ya Mas?. Salam untuk Tante," Shafiyah berpesan.

Sepulang Haka, Shafiyah menciumi hand bouquet pemberian tunangannya. Maklum setelah acara tunangan, baru kali ini Shafiyah mendapat bunga dari lelaki pilihan bundanya. Ia segera mengambil ponsel untuk mengabadikan rangkain bunga itu dengan foto, ia pun berselfi dengan bouquet cantik itu. Sebagai kenang-kenangan ia upload foto rangkaian bunga itu di instagram dengan caption Terima kasih dan emoticon tiga hati berwarna merah hati.

Agar bunga-bunganya tidak layu ia pindahkan bunga berwarna merah dan putih itu ke vas porselen miliknya. Sesuatu terjatuh saat Shafiyah membuka kertas krep. Secarik kartu ucapan.

Semoga sukses selalu Haka (Kinar)

Shafiyah terkesiap membaca tulisan tangan di kartu mini itu. Buncah bahagia yang semula dirasa mendadak lenyap disergap kerisauan.

"Bunga dari siapa Fi?" bunda yang tadinya tilawah Quran di kamar tiba-tiba sudah ada di belakang Shafiyah.

Shafiyah meremas kartu ucapan lalu memasukkan kartu itu di saku baju. "Dari Mas Haka Bund."

"Wahh cantik ya bunganya?" Bunda sumringah layaknya beliau yang mendapatkan hand bouquet.

Uncontrollable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang