Sentuhan Perempuan Itu Candu

6 1 0
                                    

Sentuhan perempuan itu candu, sulit dilupakan dan selalu ingin dirasakan (Haka)

Pikiran Haka erorr ia tidak bisa melupakan pelukan Kinar, meski kejadian itu sudah tiga hari berlalu. Tekanan lengan Kinar saat mendekap pinggangnya rasanya masih terasa, segar wangi parfumnya, halusnya helai rambut yang tersangkut di sela-sela jarinya, ekspresi Kinar saat melepas pelukannya semua itu masih ia ingat betul dan yang lebih sialan lagi Kinar meninggalkan jejak lipstik di kemeja biru lautnya.

Haka tidak mau mengambil resiko meletakkan kemeja itu di keranjang pakaian kotor. Kemeja itu tetap di kamarnya hingga ia kemarin mencuci seluruh pakaian kotornya. Jika mamanya sampai tahu bisa berbuntut panjang. Shafiyah tidak mungkin melakukan hal itu padanya. Ia dan Shafiyah bahkan tidak saling berjabat tangan. Sekali lagi Haka merutuki Kinar. Tunangannya saja tidak pernah menyentuh kulitnya, Kinar malah seenaknya saja menjadikan badannya sebagai tumpuan.

Tunggu!. Benarkah Kinar saja yang bersalah?. Bukannya ia juga spontan maju menangkap tubuh ramping itu agar tidak terjatuh?. Terus lispstik itu?. Shafiyah mengira jika lipstik itu milik Kinar. Jika itu benar miliknya seharusnya Kinar memungut benda yang hampir membuatnya terjatuh karena masih menurut Shafiyah, lipstik itu harganya mencapai ratusan ribu.

Hal yang turut membuat Haka teringat pelukan Kinar di siang ini ialah Hendra rekan sejawat yang bilik kerjanya di sebelah Haka. Entah sejak berapa jam yang lalu Hendra terus menerus memutar lagu cinta. Memang sih di siang hari ruang dosen sepi, rekan kerja yang mayoritas sudah memiliki anak istri jika tidak sedang mengajar, keluar kampus untuk menjemput anak sekolah atau makan siang di rumah. Kecuali bapak beranak satu yang kini bersenandung dengan suara serak-serak basah ala Cakra Khan ini. .

Senyumanmu kerlinganmu....

Bagai candu asmara merasuk nadiku... ooo... ooo...

Belaianmu kecupanmu

Bagai candu asmara menusuk jantungku... ooo...ooo...

Entah apa maksud lelaki berambut cepak itu memutar lagu candu asmaranya Guruh Soekarno Putra berulang-ulang. Sungguh suaranya nggak ada mirip-miripnya dengan Marcel. Lirik yang seksi dan musik yang semi dangdut, alih-alih membuat Haka tergoda untuk menggoyangkan pinggul, ia malah semakin mengingat Kinar.

Tak tahan, Haka beranjak dari biliknya lalu masuk ke bilik sebelah.

"Lagunya dari tadi kok ini terus Mas bro?" protes Haka.

Hendra menghentikan kesibukannya di laptop. "Keganggu ya Hak?"

"Week end dapat job nyanyi di kondangan. Request-nya lagu-lagu ini, maklum yang nikah dua-duanya baru lulus kuliah tahun kemarin," Hendra menunjukkan undangan yang menampilkan foto prewedding calon pengantin.

Kok panjang dan model rambut perempuannya mirip punya Kinar?

Haka meninggikan undangan untuk melihat detail wajah mempelai perempuan. Wajahnya mengingatkan ia pada Kinar di masa SMA. Wajah Kinar memang sedikit berubah tapi itu justru menambah kecantikannya sebagai wanita dewasa.

"Kenal ya Hak?"

Teguran Hendra menghentikan lamunannya tentang Kinar. "Enggak," Haka meletakkan kembali undangan milik Hendra.

Ia pun kembali ke biliknya tanpa mempedulikan gangguan yang ditimbulkan oleh Hendra. Haka ingat kalau sejawatnya ini sejatinya ingin menjadi penyanyi tapi apa daya tak pernah lolos ikut ajang pencarian bakat atau beruntung mendapat produser rekaman. Walhasil ia menuruti keinginan ibunya yang menginginkannya menjadi dosen.

Haka mengalah, ia memilih menemui mahasiswa yang memerlukan bimbinagn skripsi darinya di perpustakaan fakultas. Mendengar lagu-lagu Henry memperparah ingatannya pada Kinar. Haka yang selama ini penganut pacaran sehat, tanpa berciuman dan sentuhan hanya sebatas gandengan tangan. Baru kali ini ia mendapat pelukan di pinggang dan kecupan di dada. Haka tidak menyangka jika mendapat sentuhan wanita bisa secandu ini. Membuatnya susah lupa dan ingin merasakannya kembali.

The power of physical touch... ⚘

Uncontrollable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang