Hand Bouquet Untuk Shafiyah

2 0 0
                                    

Siang ini Kinar mendatangi Shafiyah di kampusnya, ia memberi Shafiyah hand bouquet yang terdiri dari bunga daisy berwarna merah mudah, baby breath putih dan daun pilo-dendrum, serta sebuah paper bag berisi satu eksemplar buku men are from mars, women are from venus karya Jhon Gray.

"Buat apa ini semua Mbak?" Shafiyah bersikap waspada dengan pemberian Shafiyah, meskipun ia mengakui hand bouquet-nya sangat indah.

"Untuk permintaan maaf saya."

"Tentang apa?" Shafiyah menyelidik.

"Waktu Haka ke toko, saya beri dia bouquet bunga ternyata bouquet itu diberikan ke kamu. Kamu pasti berprasangka yang nggak enak kan waktu baca kartu ucapan dari saya?"

Untuk apa Mbak berikan bunga itu untuk Mas Haka?, batin Shafiyah.

"Ketika Haka pamit pulang saya spontan saja rangkai hand bouquet buat dia sebagai teman lama yang bertemu kembali," Kinar memberi alasan.

Buat apa Mas Haka ke toko bunganya Mbak Kinar? batin Shafiyah kembali menuntut balasan.

"Terus buku ini buat apa?"

"Ini memang buku psikologi klasik, tapi pasti ada manfaatnya ketika kamu dan Haka menikah nanti."

"Kamu pasti sudah paham pribadi Haka yang kaku dan kadang sudah ditebak," Kinar menambahkan.

Shafiyah membulatkan mata. Entah itu info umum yang banyak diketahui oleh teman sepermainan jaman sekolah atau info khusus yang hanya diketahui seorang teman dekat saja. Shafiyah semakin menduga diantara Haka dan Kinar dulu ada sesuatu yang telah terjadi.

"Mbak tunggu di sini dulu ya?"

"Kenapa?"

"Tunggu saya sebentar," Shafiyah segera bangkit menuju kubikelnya.

Sesampainya di kubikel ia meraih paper bag berisi pashmina dari Turki. Pasmina berwarna tosca itu benar-benar berasal dari Turki. Pagi tadi Shafiyah dan beberapa rekan perempuan sesama dosen mendapat oleh-oleh dari bu dekan. Beliau baru pulang dari Turki untuk menengok putra tunggalnya yang kuliah disana. Shafiyah memindah pashmina itu ke paper bag Kinar yang isinya sudah ia keluarkan.

Kehadiran Kinar memang membuat Shafiyah resah, kemungkinan buruk yang mungkin terjadi ialah diantara Haka dan Kinar ada kisah masa lalu yang belum usai, hingga kini Kinar hadir diantara mereka. Tapi sebagai sesama muslim Shafiyah berdoa agar su'udzonnya itu tidak benar dan Kinar segera memakai hijab.

Ketika kembali ke selasar fakultas Shafiyah dikejutkan dengan beberapa orang yang tengah berfoto dengan Kinar. Mereka ialah rekan sesama dosen dan pegawai tata usaha. Shafiyah memang tidak mempersilahkan Kinar memasuki kantornya agar ia mudah mencari alasan mengakhiri pembicaraan. Akan tetapi Shafiyah lupa jika Kinar seorang novelis yang minggu lalu mejadi narasumber talkshow di perpustakaan pusat. Sudah pasti ia memiliki penggemar. Terlebih Kinar memiliki paras yang cukup rupawan.

"Apa ini?" tanya Kinar usai menerima paper bag-nya kembali.

"Hadiah dari saya. Suatu saat nanti Mbak pasti akan selalu memakainya."


Cantik banget hatinya Shafiyah, semoga Kinar segera sadar... 

Uncontrollable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang