Kinar dan Patra

0 0 0
                                    

Ketika anak perempuan sudah tidak merindukan ayahnya lagi, maka hal buruk apa yang telah ia alami? (Kinar)
*****

Begitu keluar dari tunggangan barunya, Kinar dapat menemukan Patra yang menunggunya di café minimalis yang terletak di belakang RS lavalete.

"Hai Pat!" Kinar duduk di depan Patra lalu memberi tanda pada waitres untuk mendekat, ia memesan minuman dingin.

Patra yang semula melongo melihat tunggangan baru Kinar, kini mendengus. Apa-apaan nih cewek, cuma buat nemui dia saja sampai bawa mobil perang. Sedetik kemudian Patra sadar ia tidak perlu heran dengan kelakuan Kinar. Ketika sedang suntuk Kinar sering memanfaatkan studio karaoke di rumahnya untuk berkaraoke tidak jelas, suara dan tingkahnya jangan harap layak di dengar atau di lihat. Sangat tidak matching dengan wajah ayu dan perilaku lemah lembutnya yang banyak dilihat orang.

"Lama banget sih Nar?" protes Patra.

"Baru pertama bawa si putih tuh!"

Tatapan Kinar menunjuk pada jeep CJ7 keluaran tahun 1982. Pagi tadi sebelum berangkat ke kantor Yovi memaksa mengganti brio-nya dengan mobil jadul ini.

"Mobil jeep itu mahal, dapat ini aja udah untung. Cari jeep seharga brio-mu itu susah Jeng!" omel Yovi ketika Kinar mempermasalahkan tahun produksi jeep.

"Kalau pakai ini Haka akan pikir-pikir buat balas nabrak mobilmu Nar," Bujukan Yovi berhasil membuat Kinar bungkam, mengingat beberapa hari yang lalu Haka tiba-tiba muncul di depannya.

Patra yang tidak mau ambil pusing dengan tunggangan baru Kinar, mengambil sebuah amplop dari sling bag-nya lalu diletakkan di depan Kinar.

"Apa ini?"

"Lihat saja sendiri."

Kinar membuka amplop yang isi didalamnya terasa padat. Ketika strapless yang menutup amplop terlepas semua, Kinar melihat segepok uang ratusan ribu di dalamnya.

"Berikan uang itu ke Sandri!"

"Kenapa nggak kamu berikan sendiri?"

" Ogah, buat apa aku ketemu dia?"

Kinar terbelalak mendengar pertanyaan Patra.

"Jadi kamu belum nengok Sandri?"

"Buat apa aku nengok dia?" Patra mengulang pertanyaan yang sama.

Kinar melepas pandangannya dari pria berwajah oriental ini.

Buat apa kamu ngajak ketemuan di belakang rumah sakit tempat Sandri dirawat?

"Selama Sandri dirawat Lily selalu cari kamu Pat," Kinar berbohong, bocah berusia empat tahun itu tidak pernah mencari papanya. Sejurus kemudian Kinar tertegun sendiri dengan kenyataan yang ia temui.

Ketika anak perempuan sudah tidak merindukan ayahnya lagi, maka hal buruk apa yang telah ia alami?

"Bilang ke Sandri ya Nar, jaga Lily baik-baik. Kalau dia nggak becus merawat anak, Sandri akan kehilangan hak asuh Lily."

"Itu tidak akan terjadi," Mata almond Kinar menantang tatapan mata Patra yang redup.

"Kalau hak asuh Lily jatuh di tanganku, Lily akan kujadikan sama sepertiku."

"Sandri akan pastikan itu tidak akan pernah terjadi."

Kinar paham maksud pernyataan Patra. Awalnya Sandri dan Patra berbeda keyakinan, demi menikahi Sandri, Patra rela pindah keyakinan. Berbeda dengan yang diceritakan oleh Ina, Yeni bercerita kalau Sandri menuntut cerai suaminya setelah tahu Patra kembali ke kayakinannya semula. Saat itu juga Patra mentalak Sandri.

"Yakin banget Sandri bisa jadi ibu yang baik untuk Lily. Baru kutalak saja sudah depresi," cibir Patra.

"Dia memang khilaf sampai minum obat penenang terlalu banyak. Tapi dia janji nggak akan mengulanginya lagi," Kinar mendorong amplop cokelat ke arah Patra.

"Setidaknya Sandri nggak lari ke rumah orang tua saat rumah tangganya bermasalah," Kinar balik mencibir.

"Simpan saja uangmu Patra! Waktu bisnismu hancur Sandri bisa membiayaimu, apalagi cuma membayar tagihan rumah sakit!"

Kinar beranjak pergi tanpa mempedulikan umpatan Patra padanya. Ia tahu Sandri tidak perlu uang dari Patra, akan menjadi boomerang jika ia menerima titipan uang dari mantan suami sahabatnya itu.

Satu menit kemudian Kinar kembali hadir di hadapan Patra. Ia membuka tumbler merk bapperware lalu menuangkan smoothies stroberi yang tadi belum sempat ia minum ke tumbler-nya. Setelahnya Kinar kembali melenggang pergi memasuki mobilnya.

"Dasar emak-emak nggak mau rugi!" Patra yang tadinya hanya melongo melihati tingkah laku Kinar, berteriak ketika mobil Kinar meninggalkan parkiran café.  

Uncontrollable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang