.
.
.Di sore hari menjelang malam ini Danielle baru saja selesai dengan ritual membersihkan dirinya sepulang dari sekolah dan sedang menunggu kedatangan sang kakak.
Kakaknya sedang sibuk mengelola restoran yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil peninggalan sang ayah yang sudah meninggal 3 tahun yang lalu itu.
Dari situlah mereka mendapat penghasilan, meski yang mengelola hanyalah sang kakak. Bahkan kakanya rela meninggalkan kuliahnya demi menjadi tulang punggung untuk dirinya dan Danielle.
"Sudah makan?"
Pertanyaan dari sang kakak mengalihkan fokus Danielle yang sedang menonton acara TV kesukaannya itu. Dia tidak sadar kakaknya telah pulang.
"Kapan kakak datang?"
"Sudah dari tiga menit yang lalu, kau terlalu fokus dengan tontonanmu itu."
Hanya cengiran khas yang Danielle tunjukkan saat mendengar ucapan kakaknya itu.
Segera Danielle bangkit dan menyiapkan makanan yang kakaknya bawa dari restoran mereka. Sedangkan kakaknya pergi ke kamar untuk membersihkan diri.
.
.
.Makan malam sedang berlangsung di antara 2 bersaudara ini. Hanya cerita dari Danielle tentang keterlambatannya tadi pagi yang menemani makan malam mereka.
"Berikan cookies itu pada tetangga baru di depan rumah kita nanti."
"Sejak kapan kita memiliki tetangga baru?"
"Sejak kemarin malam, lebih tepatnya tengah malam."
"Kenapa bukan kakak saja yang memberikan cookies itu pada tetangga baru? Siapa tau dia bisa membuat pria single ini tertarik."
"Kau mau aku menganut bendera pelangi?"
"Jadi tetangga baru kita ini seorang pria? Apa dia tampan?"
"Liat saja sendiri sana! Aku tidak bisa menilai apakah dia tampan atau tidak, karena cukup aku saja yang tampan disini."
"Tingkat percaya dirimu terlalu tinggi. Ya sudah, biar aku saja yang mengantar cookies itu padanya."
.
.
.Ding... Dong...
Danielle Menunggu seseorang untuk membukakannya pintu pemilik rumah.Menuruti apa yang kakaknya perintahkan padanya untuk memberikan cookies kepada tetangga baru mereka. Ada alasan mengapa kakaknya tidak bisa mengantarkan cookies tersebut, karna dia harus membuat resep baru untuk restoran mereka
Ceklek...
Pintu rumah itu terbuka menampakkan seorang pria tampan, putih berdiri di depan Danielle."Maaf mengganggu malammu, aku mau..."
Ucapan Danielle terhenti saat menyadari siapa yang ada di depannya sekarang."Kau!"
Iya, itu pria yang Danielle timpa tadi pagi saat di sekolah.
Kebetulan yang seperti direncanakan."Akhirnya kita bertemu disini, ok aku akan memulainya.
Perkenalkan namaku Danielle Marsh, kau bisa memanggilku Danielle. Aku hanya ingin mengatakan maaf karna telah menimpamu dan terimakasih karna kau aka tidak menyentuh tanah yang keras itu.
Dan ini..." Ucap Danielle panjang lebar dan menyodorkan cookies yang sedari tadi dia pegang."Ini sebagai ucapan selamat telah menjadi tetangga baru kami. Jika kau membutuhkan sesuatu jangan memanggilku karna aku tidak bisa melakukan banyak hal, kau bisa memanggil kakakku, dia bisa melakukan banyak hal."
Lanjut Danielle Deng senyum lebar di wajahnya."Sudah?" Tanya si pria yang dijawab dengan anggukan oleh Danielle.
"Terimakasih, kau boleh kembali ke rumahmu sekarang."
Bruk!
Seketika senyuman yang Danielle tunjukkan berubah menjadi luntur dengan raut wajah yang kebingungan."Yang bener saja! Aku sudah bicara panjang lebar dengan se-effort ini dan dia hanya membalasnya dengan kata singkat, tanpa senyum, dan mengusirku?! Dasar pria aneh!"
Ingin rasanya Danielle menendang pintu rumah tetangganya itu dan memakinya lansung di hadapan si pemilik rumah. Tapi dia hanya bisa kembali ke rumah dengan mulut yang tak henti-hentinya memakai tetangga barunya itu.
"Memang salahku dimana?! Awas saja jika kita bertemu lagi!
Akh! Benar-benar menyebalkan." Entah mengapa Danielle sangat membenci pria yang dianggapnya sombong dan sok dingin itu..
.
."Kenapa kau melakukan itu padanya?"
"Melakukan apa?"
"Bersikap dingin! Kau ingin ini membuatmu semakin berat untuk melakukannya?"
"Aku tidak tau harus melakukan apa..."
"Aku akan mengajarimu"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁
FantasyBerani berbuat berani bertanggung jawab. Itulah yang harus salah satu malaikat itu lakukan atas kesalahannya.