PT. 20

5 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Libur panjang telah tiba. Semua orang akan mencari kegiatan apa yang bagus untuk mengisi hari libur yang panjang ini. Mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu libur mereka hanya untuk tidur saja.

Seperti Danielle yang sibuk melihat list kegiatan yang sudah dia buat sendiri sebelum libur panjang tiba. Dia melihat apa saja yang belum dia lakukan pada list tersebut.

Ada banyak list yang dia buat, dan sudah seperdua dia selesaikan. Seperti, berjalan bersama Vanessa, membantu Vernon di restoran, mengajak Steve berolahraga dua kali seminggu, bermain ke kebun binatang bersama Vanessa, Steve, dan Evan. Itu hanya seperdua yang sudah Danielle lakukan, dan masih banyak lainnya yang harus dia selesaikan sebelum libur usai.

Tujuan Danielle membuat list ini dan banyak melibatkan orang di dalam, hanya agar dirinya dan orang-orang tidak bermalas-malasan di hari libur. Sudah cukup liburan kemarin Danielle bermalas-malasan sampai membuatnya terlambat di hari pertama dan kedua masuk sekolah setelah liburan berakhir.

"Danielle..." Vernon membuka pintu kamar Danielle yang tidak terkunci. Danielle yang sedang asik melihat list hari liburnya mengalihkan pandangannya pada Vernon yang mulai mendekatinya.

"Ada apa kak?"

"Besok aku akan pergi keluar kota selama 3 hari."

"Kenapa harus ke luar kota? Dan kenapa harus memakan waktu tiga hari?"

"Ada seseorang yang ingin bekerja sama dengan restoran kita disana. Dan itu hanya waktu yang kuperkirakan, karena mungkin nanti akan lebih lama dari yang kuperkirakan."

"Padahal ada list yang kubuat untuk kita berdua menghabiskan waktu libur bersama." Mendengar penjelasan Vernon, Danielle merasa sedih. Padahal dia sudah membuat beberapa list kegiatan untuknya dan Vernon.

"Maaf. Ini juga hal yang mendadak untukku."

"It's ok. Kita bisa lakukan lain waktu. Tapi dengan syarat kakak harus membawakanku oleh-oleh nanti."

"Tentu. Aku sudah membelikan bahan-bahan untuk memasak. Jika kau malas, kau bisa pergi ke restoran."

"Ok."

"Kakak akan mempersiapkan barang untuk besok."

"Biar ku bantu."

"Tidak perlu. Hanya tinggal beberapa barang saja."

Vernon keluar dari kamar Danielle, tidak lupa dia menutup kembali pintu kamar Danielle.

"Kurasa aku harus mengubah sebagian list yang kubuat ini."

Malam itu Danielle menghabiskan waktunya hanya untuk mengubah dan memperbaiki list yang sudah dia buat.

.
.
.

"Ayo kita makan siang di restoranku." Ajak Danielle pada Steve yang sedang bersantai di teras rumahnya.

"Ajak yang lain saja."

"Tidak ada yang bisa kuajak selain kau. Mereka semua punya kegiatan."

"Aku juga punya kegiatan."

"Kegiatan bermalas-malasan. Aku akan memberimu makan siang gratis. Bagaimana?"

"Baiklah."

"Kalau begitu aku akan bersiap dan kau juga harus bersiap." Danielle pergi dari hadapan Steve.

"Dasar merepotkan."

.
.
.

"Pilih saja apa yang kau mau. Kau tidak perlu membayarnya. Tapi kau harus tau diri juga untuk tidak membuatku bangkrut." Tawar Danielle pada Steve yang duduk di hadapannya.

Mereka berdua sedang berada di restoran milik Danielle dan Vernon. Restoran yang tidak besar dan tidak juga kecil, tapi nyaman untuk diliat. Menu yang tersediapun hampir sama dengan menu restoran lainnya.

Menu yang Steve dan Danielle pesan sudah di depan mata. Danielle yang memesan nasi goreng spesial dengan tambahan ayam bakar dan ice lemon tea, sedangkan Steve memesan chicken steak dan ice americano.

"Selamat makan."

Memakan pesanan mereka dengan tenang tanpa ada gangguan apapun. Danielle sangat kelaparan karena dia bangun terlalu siang, bahkan saat mengajak Steve untuk pergi makan siang, Danielle baru saja bangun tiga puluh menit yang lalu.

Jika Vernon tidak ada, Danielle akan sering bangun kesiangan dan dia akan malas untuk memasak. Maka dari itu, saat melihat Steve yang hanya bersantai di teras rumahnya, Danielle menghampiri dan mengajaknya makan siang bersama dengan embel-embel akan memberikan Steve makan siang gratis.

Steve juga hanya diam menikmati makanannya. Karena memang pada dasarnya Steve bukan tipe orang yang banyak berbicara apalagi saat makan seperti Danielle.

Setelah selesai makan, mereka tidak langsung pulang. Danielle menyuruhnya untuk singgah di beberapa tempat untuk mengisi kekosongannya hari ini. Sampai malam tiba, mereka berdua baru sampai di rumah masing-masing.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang