.
.
.Para murid sekarang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Saat sebelumnya tadi mereka terkejut dengan Evan yang menerima ajakan Steve untuk bermain basket.
Dan sekarang mereka harus dikejutkan lagi dengan Evan yang bermain basket seperti orang yang sudah profesional bersama Steve di lapangan.
"Apa itu benar-benar Evan?"
"Aku tidak bisa mempercayainya"
"Dia seperti orang yang berbeda."
"Tapi sumpah! Steve ganteng banget!"
"Si Terry juga keren banget!"
"Keringat mereka bau gak ya?"
"Kalau dilihat-lihat Evan lumayan juga."
Masih banyak lagi kata-kata yang mereka katakan tentang para pemain basket tersebut.
"Semua hal ini membuatku haus. Beli minuman yuk!" Ajak Danielle yang sudah berdiri pada Vanessa.
"Tapikan pak guru bilang kita gak boleh pergi selain ke toilet." Vanessa mencoba memperingati Danielle pada ucapan guru olahraga.
"Gak ada yang peduli kalau kita pergi. Mereka semua sedang sibuk menonton pertandingan basket antara para pria tampan. Si Terry juga lagi fokus main, diakan tidak ingin jika kalah dari Steve yang anak baru dan Evan yang katanya cupu itu. Lagipula bentar lagi waktunya habis."
"Iyasih... Yaudah kita ke kantin. Sebelum banyak orang." Akhirnya Vanessa menyetujui ajakan Danielle.
Berjalan beriringan melewati orang-orang yang sedang menonton pertandingan basket. Danielle dan Vanessa juga bahkan harus memutari setengah dari lapangan, karna tidak mungkin mereka berjalan di tengah lapangan dan menghentikan pertandingan basket.
Danielle dan Vanessa hampir sampai sebelum ada seseorang yang meneriaki mereka.
"Awas bola!"
Bruk!
Semua orang terkejut melihat kejadian itu. Termasuk Danielle yang sudah berada dalam pelukan Steve.
Teriakan seseorang tadi karna bola basket tersebut mengarah pada Danielle dan Vanessa, lebih tepatnya pada Danielle yang baru saja akan keluar dari lapangan.
Sebelum bola itu mengenai Danielle, Steve sudah dulu berlari dan memeluk Danielle untuk melindunginya dari lemparan bola yang cukup keras itu. Alhasil bola tersebut mengenai kepala Steve.
"Steve?" Danielle benar-benar sangat terkejut dan merasa bersalah karna Steve baru saja melindunginya dari lemparan bola.
Vanessa yang tepat berada di samping Danielle, melihat dengan sangat jelas bagaimana bola itu mendarat di kepala Steve dengan keras. Vanessa hanya bisa menutup mulutnya yang terbuka menggunakan tangannya karna terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁
FantasyBerani berbuat berani bertanggung jawab. Itulah yang harus salah satu malaikat itu lakukan atas kesalahannya.