PT. 17

6 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Tidak terasa waktu terus saja berjalan. Sekarang sudah memasuki waktu dimana semua murid akan disibukkan dengan ujian akhir semester genap mereka. Mengurangi kegiatan lain dan memperbanyak waktu belajar untuk persiapan ujian.

Seperti yang Danielle lakukan sekarang. Dia sedang fokus belajar di rumahnya, karna minggu depan dia akan melaksanakan ujian.

Di malam hari ini Danielle belajar di ruang tamu ditemani dengan cemilan dan minuman yang membuatnya semangat untuk belajar.

Di tengah pembelajarannya, Danielle merasa ada salah satu materi yang tidak dia mengerti.

"Mungkin materi ini dibahas pas waktu aku gak hadir."

Niat hati ingin menelpon Vanessa mengenai materi yang tidak Danielle mengerti. Tapi jika dipikir kembali, Danielle akan semakin tidak mengerti jika melalui panggilan suara ataupun video. Dan tidak mungkin dia pergi ke rumah Vanessa, ini sudah malam dan jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Danielle hanya menanyakan satu materi saja.

"Kan ada Steve di depan! Ngapain jauh-jauh ke rumah Vanessa." Danielle lupa akan hal itu.

Danielle hanya akan pergi ke rumah Steve untuk menanyakan satu materi yang tidak dia mengerti, jadi cukup membawa satu buku paket dan satu buku catatan tentang materi yang Danielle ingin tanyakan beserta pulpen. Segera Danielle bangkit dari duduknya dan pergi menuju rumah Steve.

"Steve!" Teriak Danielle di depan pintu rumah Steve.

Dari dalam rumah, Steve sudah tau siapa yang memanggilnya dengan berteriak seperti itu. Segera Steve keluar menemui Danielle yang menunggunya.

"Ada apa?"

"Aku hanya ingin meminta sedikit bantuanmu untuk menjelaskan materi saat aku tidak hadir."

"Kenapa tidak tanyakan pada Vanessa saja?"

"Aku tidak akan mengerti jika dijelaskan secara online. Karna kau adalah teman sekelas sekaligus tetanggaku, jadi aku ingin meminta bantuan padamu."

"Apa ada bayarannya?"

"Kau ini perhitungan sekali."

"Baiklah. Tapi di rumahmu saja."

"Kenapa? Aku sudah membawa bukuku kesini."

"Karna aku tidak mau ada fitnah diantara kita. Aku akan mengambil bukuku dulu."

"Siapa juga yang mau kena fitnah." Ucap Danielle sesaat setelah melihat Steve masuk ke dalam rumahnya.

Jika Danielle tau akan seperti ini dia tidak akan repot-repot untuk membawa bukunya.

.
.
.

Belajar dengan Steve tidak semudah yang Danielle pikirkan. Danielle yang terus bertanya dan Steve yang terus menjawabnya dengan kalimat seadanya.

Danielle terus saja memarahi Steve yang tidak becus mengajarinya. Kalimat yang keluar dari mulut Steve sangatlah singkat dan Danielle tidak mengerti apa yang Steve jelaskan padanya.

Vernon yang berada di ruang tamu itu juga hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua remaja yang bertolak belakang itu.

"Jelaskanlah dengan kata-kata yang dapat ku mengerti."

"Kata seperti apa?"

"Kata yang mudah dicerna oleh otak lemotku ini."

"Aku tidak punya banyak kata."

"Perbanyaklah membaca kamus agar kau mendapat banyak kata disana."

Pembelajaran itu terlihat seperti debat dengan percekcokan antara Danielle dan Steve. Vernon? Dia hanya menikmatinya tanpa berniat sedikitpun untuk memisahkan adiknya yang terus saja mengoceh pada Steve.

"Aku menyesal meminta bantuanmu."

"Kalau begitu aku pulang saja."

"Jangan! Kau sudah terlanjur ada disini. Jadi ajari aku sampai mengerti."

Ingin rasanya Steve menutup mulut Danielle dengan lakban hitam tebal dan pergi dari sini jika tidak ada Vernon. Tapi yang bisa Steve lakukan hanyalah bersabar dengan tingkah Danielle yang selalu membuatnya emosi.

Pembelajaran terus berlanjut hingga Danielle lelah dan membiarkan Steve pulang. Danielle akan menanyakan materinya pada Vanessa atau Evan nanti saat di sekolah. Karna hanya seperempat yang Danielle mengerti dari penjelasan Steve.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang