.
.
.Berkemah adalah salah satu kegiatan khusus untuk kelas dua belas setelah ujian semester ganjil terlaksanakan. Sebelum liburan semester, mereka akan berkemah terlebih dahulu selama tiga hari dua malam di tempat yang sudah ditentukan.
Dan kegiatan berkemah itu akan dilakukan besok. Jadi semua murid kelas dua belas sedang mempersiapkan apa saja yang harus dibawa nanti.
"Ada lagi yang kau butuhkan?"
"Kurasa tidak ada lagi. Terimakasih kakakku tersayang."
Vernon membantu Danielle mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk berkemah besok. Merasa semuanya telah lengkap, Danielle menyimpannya di kamar.
Kegiatan ini sengaja sekolah adakan agar bisa menjadi kenangan untuk semua murid sebelum mereka lulus nanti. Dan hitung-hitung sebagai hiburan juga sebelum mereka memasuki semester genap yang Lebih melelahkan dibanding semester lainnya.
.
.
.Semuanya telah berkumpul di lapangan sekolah dan siap untuk berangkat ke lokasi perkemahan. Pergi dengan menggunakan bus yang sudah menunggu di depan sekolah. Satu bus satu kelas, dan tempat duduknya sudah ditentukan oleh wali kelas masing-masing.
"Tempat duduk kita berbeda." Rasa kecewa muncul dari Danielle yang melihat jika dia tidak duduk bersama Vanessa.
"Tidak masalah. Aku duduk tepat di belakangmu." Sebenarnya bukan hanya itu saja yang membuat Danielle kecewa. Tapi Jay, kenapa dia harus duduk berdua dengan Jay? Kenapa bukan bersama Steve saja?
"Ayo semua silahkan naik dan duduk di tempat yang sudah ditentukan. Tidak ada yang boleh bertukar tempat. Ini agar kalian bisa akrab dengan yang lainnya. Mengerti?!" Suara keras wali kelas Danielle terdengar pad seluruh telinga murid-muridnya.
Setelah mendapat arahan dari wali kelas masing-masing, mereka mulai memasuki bus secara teratur dan duduk sesuai dengan tempat yang ditentukan.
Menaruh tas besar mereka di tempat yang berada tepat di atas kursi mereka.
Badan kecil dan pendek Danielle masih berusaha untuk menyimpan tas beratnya itu. Hampir saja tas yang diangkatnya terjatuh menimpanya sebelum seseorang memegang tasnya dan membantu Danielle untuk menyimpannya.
"Terimakasih... Jay."
"Lain kali jika tidak bisa, mintalah bantuan." Seseorang yang membantunya itu Jay yang ikut menaruh tasnya.
"Apa kau ingin duduk di samping jendela?" Hanya anggukan kepala yang Jay dapat dari Danielle.
Kemudian dengan sopan Jay menyuruh Danielle untuk duduk terlebih dahulu. Disusul dirinya yang duduk di samping Danielle.
"Tidak perlu memperhatikan orang yang sedang pacaran itu." Kejadian tadi tidak luput dari pandangan Steve yang risih dengan itu. Ditambah lagi dengan suara Karin yang duduk dengannya dan sedang sibuk memakai riasan di wajahnya dengan cermin kecil di tangannya itu samakin membuat Steve risih dan terganggu.
.
.
.Rumput hijau yang memenuhi tanah di hutan dan banyaknya pohon pinus yang juga memenuhi hutan cantik yang menjadi tempat seluruh murid kelas dua belas berkemah.
Berkumpul di rumput yang luas ini untuk mendengar kembali arahan dari guru.
"Tempat ini akan dibagi menjadi dua bagian kawasan. Jadi murid perempuan akan bersama dengan para guru perempuan dan murid laki-laki akan bersama dengan para guru laki-laki juga. Sekarang bangunlah tenda kalian!" Arahan dari guru yang bertugas sebagai ketua diantara guru lainnya.
Semuanya langsung bergerak mencari tempat yang bagus untuk menempatkan tenda mereka.
Ada sebuah tangan yang mencekal tangan Danielle yang baru saja akan pergi. Alis sebelah Danielle naik, menandakan jika dia bingung karena Steve menahannya.
"Jika kau butuh sesuatu ataupun bantuan, datanglah padaku."
"Ok." Hanya percakapan singkat tapi mampu membuat Danielle bingung. Kenapa Steve jadi seperti itu?
Karena mereka baru sampai tadi saat sore. Dan semua tenda telah berdiri saat malam hari tiba. Jadi kegiatan mereka hari ini hanya memasang tenda dan merapikan barang bawaan mereka masing-masing.
Setelah makan malam dan kumpul karena ada pengumuman jika besok mereka baru akan melakukan kegiatan yang juga sudah diatur oleh para guru.
Satu tenda terdiri dari dua orang, dan Danielle beruntung bisa satu tenda dengan Vanessa. Mereka telah bersiap untuk tidur, mereka tidak sabar apa yang akan mereka lakukan besok.
"Aku tidak sabar menunggu besok."
"Aku juga."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁
FantasyBerani berbuat berani bertanggung jawab. Itulah yang harus salah satu malaikat itu lakukan atas kesalahannya.