PT. 21

6 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hujan turun dengan derasnya disertai angin yang bertiup kencang membuat malam ini semakin dingin. Sangat cocok untuk tidur dengan nyenyak.

Danielle sendiri di rumah karena Vernon baru mengabarinya jika lusa dia baru bisa pulang.

Danielle tidak memilih langsung tidur, dia ingin maraton drama Korea terbaru di laptopnya yang tidak sempat ditontonnya karena dia harus fokus pada ujian. Ditemani dengan secangkir coklat hangat dengan semangkuk mie instan kuah. Perpaduan yang sangat pas.

Selalu saja seperti ini, film baru saja diputar beberapa menit, tapi makanan Danielle sudah habis duluan. Karena makanannya sudah habis, jadi Danielle meninggalkannya di meja belajar dan berpindah pada kasurnya agar lebih nyaman untuk menonton.

Berpindah pada Steve yang sedang berbaring di kasur mencoba untuk tidur dari tiga puluh menit yang lalu. Tapi dia belum bisa tidur sama sekali.

"Kenapa aku merasa ada yang aneh?" Gumam Steve. Karena sedari tadi dia tidak kunjung tidur, padahal Steve bukan tipe orang yang susah tidur.

Kembali lagi pada Danielle yang fokus dengan drama yang sedang dia tonton. Terkadang dia tertawa dan kesal sendiri saat melihat adegan-adegan pada drama yang ditontonnya.

Tiba-tiba semua menjadi gelap. Danielle tidak bisa melihat apapun kecuali cahaya pada layar laptopnya. Dia mencoba mencari ponselnya untuk menyalakan senter dan melihat apa yang terjadi.

"Kenapa pake mati lampu segalasih?" Tidak mudah mencari ponselnya hanya dengan cahaya dari laptopnya, karena disana benar-benar gelap.

Karena sibuk mencari ponselnya, Danielle samapi terkejut saat jendela kamarnya terbuka dan mengakibatkan air hujan masuk ke dalam kamarnya karena angin kencang sampai membuat tirai yang menutupi jendelanya terjatuh.

"Kencang banget anginnya." Danielle berjalan mendekati jendela kamarnya ingin menutupnya, sambil tetap membawa laptop sebagai penerang karena dia belum juga mendapat ponselnya.

"Pantas saja gelap sekali. Ternyata di luar juga mati semua." Danielle yang berusaha menutup jendela kamarnya dengan satu tangan karena tangan satunya memegang laptop. Melihat keluar yang ternyata semuanya terlihat gelap sekali.

Menutup jendela dengan satu tangan itu tidak mudah, apalagi dengan angin kencang yang seakan-akan terus meniup jendelanya itu membuatnya semakin terasa berat.

Danielle meletakkan laptopnya di lantai agar dia bisa segera menutup jendela kamarnya yang mulai membasahi lantai dan juga beberapa barang di kamarnya.

"Akh!" Tiba-tiba saja angin kencang itu berbalik arah dan membuat jendela kamar Danielle tertutup dengan keras membuat Danielle terkejut dan tangan Danielle juga terjepit.

"Ada masalah apasih ini Angin?" Danielle menguap tangannya yang tadi terjepit di jendela.

Craang...!

𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang