PT. 18

5 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Akhirnya ujian terakhir selesai juga... Jadi terharu deh."

"Masih ada ramedial."

"Jangan sampailah... Dapat nilai rata-ratapun gak papa asal jangan remedial."

Berakhirnya ujian adalah salah satu hal yang paling menyenangkan bagi seluruh murid. Tentang remedial bisa mereka urus nanti. Pulang sekolahpun akan dipercepat jika waktu ujian. Setelah ujian mata pelajaran yang terakhir di hari itu, mereka bisa langsung pulang.

Karena setelah ujian akhir ini, mereka akan libur hampir selama sebulan. Setelah libur juga mereka akan berpindah ke kelas yang lebih tinggi. Seperti Danielle dan kawan-kawan, setelah libur nanti mereka akan menjalani status baru, yaitu sebagai senior tertua di sekolah terakhir mereka.

Danielle sudah membuat janji dengan Vanessa untuk berjalan-jalan menikmati waktu mereka setelah ujian selesai.

Mereka baru saja keluar dari kelas dan akan langsung pergi untuk jalan-jalan di sekitaran kota dan melihat sunset.

"Danielle!" Teriak Vanessa yang berhenti melangkah membuat Danielle terkejut dan spontan ikut menghentikan langkahnya.

"Kau mengagetkanku saja. Kenapa berteriak? Akukan ada di sampingmu."

"Aku lupa memberitahumu jika hari ini aku tidak membawa motorku."

Vanessa adalah tipe orang yang suka melupakan suatu hal. Danielle sudah terbiasa dengan Vanessa yang pelupa seperti ini. Karena Danielle juga sering melupakan sesuatu di saat mereka sudah membuat janji seperti ini.

"Jadi bagaimana? Apa kita tetap akan pergi?"

"Kita akan tetap pergi." Tegas Vanessa

Ide gila muncul dari benak Danielle. Dan mungkin ini akan disetujui Vanessa.

"Bagaimana kalau kita menumpang pada dua kulkas itu?" Siapa lagi yang Danielle maksud selain Steve dan Evan.

"Kalau begitu kita harus cepat, sebelum dua biang kerok itu duluan." Dan siapa lagi yang Vanessa maksud kalau bukan Willona dan Karin.

Mereka berdua segera berlari menuju tempat terparkirnya semua motor di sekolah. Meraka tau kalau Steve dan Evan belum pergi, karena Danielle dan Vanessa lebih dulu menyelesaikan ujiannya dibanding Steve dan Evan.

Dan sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi. Jadi lebih baik mereka menunggu Steve dan Evan di parkiran motor.

"Akhirnya datang juga." Ucap Danielle saat melihat Steve dan Evan baru saja memasuki area parkiran motor.

Steve sudah memiliki firasat buruk akan terjadi padanya dan Evan saat melihat Danielle dan Vanessa yang menduduki motornya.

"Kau bilang tidak akan pulang bersamaku." Steve berjalan mendekati motornya yang diduduki Danielle.

"Rencananya memang seperti itu. Sebelum Vanessa mengacaukannya." Yang disebut hanya menunjukkan cengiran khasnya.

"Karena ujian telah selesai. Bagaimana kalau kita berempat jalan-jalan. Biaya ditanggung sendiri." Saran dari Vanessa yang diangguki Danielle.

"Aku tidak..."

"Evan apa kau tidak ingin berjalan bersamaku dan Vanessa?"

Danielle memotong ucapan Steve yang akan menolaknya. Danielle langsung beralih pada Evan yang dia yakini Evan tidak akan menolak tawarannya. Apalagi Danielle membawa nama Vanessa.

"Eee..." Evan ragu menerima tawaran Danielle. Evan ingin, apalagi jalan bersama Vanessa, meski tidak jalan berdua. Kapan lagi Evan bisa mendapatkan kesempatan seperti ini? Tapi dia tidak ingin jika hanya dirinya saja pria diantara dua gadis cantik di hadapannya.

"Bagaimana?" Danielle dan Vanessa terus saja membujuk kedua pria tampan itu.

Sebenarnya tujuan mereka hanya ingin mendapatkan tumpangan gratis. Karena jika harus menaiki kendaraan umum, mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang jajan.

Tapi mereka juga bisa membuat keuntungan untuk Steve dan Evan. Keuntungannya adalah mereka akan belajar untuk tidak terlalu kaku saat diajak jalan-jalan bersama teman lainnya nanti.

"Aku..."

"Aku ingatkan sekali lagi agar tidak menolak ajakan dari Danielle!"

Lagi dan lagi Steve mendengar suara Sean yang membisikkannya entah dari mana. Hukuman ini sangat menyulitkan untuk dirinya.

"Aku ikut." Setelah menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar, Steve kembali mengikuti saran dari Sean, mengikuti ajakan Danielle.

"Bagus. Jadi Evan akan ikut juga, iyakan?" Danielle sangat antusias dengan jawaban dari Steve. Dan Evan hanya menganggukkan kepalanya dengan senyum kakunya sebagai respon dari pertanyaan Danielle.

"Karena kita ini bukan sepasang kekasih yang akan melakukan double date. Bagaimana jika Evan dan Steve menaiki motor Steve, aku dan Danielle akan membawa motor Evan?" Saran Vanessa.

"Betul. Karena tidak ada diantara kami yang bisa menggunakan motor Steve. Jadi kami memilih yang aman saja dengan motor Evan." Penjelasan dari Danielle membuat Steve dan Evan tidak habis pikir dengan pola pikiran kedua wanita gila di hadapan mereka.

"B-baiklah." Segara Evan memberikan kunci motornya pada Vanessa dan Danielle.

"Terimakasih. Apa ada helm cadangan di motormu?" Tanya Vanessa karena hanya dia yang tidak membawa helm.

"Ada."

"Ok. Sekali lagi terimakasih."

Danielle dan Vanessa langsung menaiki motor Evan yang dikendarai oleh Vanessa yang lebih jago dalam mengendarai motor dibanding Danielle. Tidak lupa Vanessa memberikan helm Evan yang ada di spion motor, juga Danielle yang mengambil helmnya di motor Steve.

"Cepatlah! Sebelum terlalu sore." Vanessa melajukan motor Evan dan menunggu di depan gerbang sekolah sang pemilik motor juga Steve yang belum juga bergerak dari tempatnya.

"Wanita pemaksa." Gumam Steve yang masih bisa didengar Evan.

Tidak ingin ditinggalkan, Evan langsung menarik tangan Steve menuju motornya dan segera mengikuti Vanessa dan Danielle dari belakang.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang