.
.
.Bruk!
Suara hantaman keras antara dinding dan punggung milik Danielle terdengar menggelegar di salah satu toilet sekolah karena sekarang sudah tidak ada siapapun di sekolah, kecuali beberapa orang saja dengan kepentingan mereka.
Salah satunya Danielle, dia kembali lagi ke sekolah untuk mengambil bukunya yang tertinggal di lokernya. Buku itu penting karena besok ada
ulangan harian dan semua materi yang Danielle catat ada pada buku yang tertinggal itu.Selesai dengan urusannya, Danielle yang baru saja akan berjalan menuju gerbang sekolah dan keluar dari area sekolah. Tapi baru saja beberapa langkah berjalan, tiba-tiba ada yang menarik Danielle dan membawanya masuk ke dalam toilet yang sudah sepi.
"Jadi cewek jangan kegatelan dong."
"Apa yang kalian lakukan?!" Marah Danielle saat mengetahui jika yang menariknya masuk ke toilet adalah Willona dan Karin.
"Kenapa? Tidak suka?" Willona menatap remeh Danielle yang berusaha melepaskan cengkraman tangan Karin dan Willona pada tangannya.
"Lepaskan aku!" Danielle terus saja memberontak mencoba melepaskan diri.
Danielle bukanlah orang yang lemah, dia bisa melawan kedua gadis di hadapannya. Buktinya Danielle bisa melepaskan cengkraman padanya yang cukup kuat itu.
Tidak lupa Danielle mendorong keduanya hingga terjatuh dan berlari keluar dari toilet secepat mungkin. Karena Willona dan Karin mulai bangkit dan mengejarnya.
Danielle berlari dengan cepat tanpa memperhatikan jalanan di depannya dan hanya terus berbalik ke belakang untuk melihat Willona dan Karin yang masih jauh mengejarnya di belakang sana.
Sampai akhirnya Danielle lagi-lagi menabrak seseorang dan hampir saja membuatnya terjatuh jika seseorang yang dia tabrak lebih dulu menarik tangan dan menahan pinggang rampingnya agar tidak terjatuh ke lantai.
"Akhirnya ada Steve!" Tapi kali ini bukan Jay, melainkan Danielle menabrak Steve.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Steve cukup khawatir karena Danielle menabraknya cukup keras.
"Tidak ada waktu untuk bertanya." Tanpa berpikir panjang Danielle menarik Steve untuk membawanya berlari dan berakhir sembunyi di balik loker yang tertata rapi di salah satu koridor sekolah.
Menutup rapat mulut Steve yang akan mengeluarkan suaranya dan mengintip untuk melihat apakah Willona dan Karin masih mengejar atau bahkan mengetahui keberadaan mereka berdua.
Helaan nafas keluar dari Danielle saat merasa dirinya sudah aman dari kejaran Willona dan Karin yang akan menyiksanya itu.
"Aww!" Karena Danielle tidak juga melepaskan tangannya yang masih menutup rapat mulut Steve, si pemilik mulut menggigit tangan Danielle yang membuatnya berteriak.
"Kenapa kau membawaku berlari denganmu?" Posisi Steve yang bersandar pada tembok di samping loker paling ujung dan Danielle yang ada di depannya dan mendempetnya karena ukuran loker yang kecil dan tidak muat untuk menyembunyikan tubuh mereka berdua. Steve sedikit mendorong bahu Danielle agar menjauh darinya.
"Tidak sengaja. Tadi ada setan yang mengejarku." Ujar Danielle sambil melap tangannya yang basah pada baju Steve karena gigitan Steve.
Steve jengah dengan kelakuan Danielle. Jadi Steve berjalan meninggalkan Danielle begitu saja.
"Tunggu Steve!" Dari belakang sana, Danielle mencoba menyamakan langkahnya dan langkah lebar Steve.
"Karena kau ada disini, jadi bagaimana jika kita pulang bersama saja?"
"Aku tidak bawa helm cadangan."
"Pinjam punya satpam saja dulu."
"Terserah."
"Terimakasih Steve..."
Hampir saja hari ini Danielle pulang terlambat hanya karena dua pengganggu itu yang hampir membullynya. Dan jika itu benar terjadi, nanti sekolah akan dikejutkan dengan berita penemuan seorang gadis terkapar tak berdaya dalam toilet sekolah.
Danielle selalu merasa jika Steve sengaja datang dan menolongnya disaat Danielle membutuhkan pertolongan. Tapi Danielle selalu menepisnya dengan pikiran bahwa semua itu kebetulan.
"Untung saja Sean memberitahuku tadi."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑀𝓎 𝒜𝓃𝑔𝑒𝓁
FantasyBerani berbuat berani bertanggung jawab. Itulah yang harus salah satu malaikat itu lakukan atas kesalahannya.