Revenge

248 13 2
                                    

Aku menutup kedua mataku ketika merasa rantai di tanganku terbuka. Aku menjerit keras. Segera aku menjangkau rantai  di atasku itu dan menggenggamnya erat. Keringat dingin menyelimuti tubuhku. Peganganku menjadi sangat licin. Tanganku tak akan bisa menahan beratku dengan satu tumpuan. Dan karena tanganku dirantai ke atas sedari tadi, tak ada darah yang mengalir ke anggota tubuhku itu.

Genggamanku melemah. Adrenalin menguras semua tenagaku. Aku pasrah terhadap takdirku.

“CALLISTA !” Tiba-tiba terdengar suara Leo berteriak dari atas. Ia segera memecahkan kaca pembatas di atasku itu dan menjulurkan tangannya ke arahku. Secercah harapan untuk melawan takdirku kembali. Aku mencoba menjangkau tangan Leo oleh tanganku yang bebas. Dapat. Leo menarikku ke atas sekuat yang ia bisa. Saat aku telah berada beberapa senti darinya, seseorang memukul kepala Leo. Ia kehilangan kesadaran dan membawaku terjatuh ke kegelapan di bawah yang disambut oleh puluhan gonggongan.

**

John merasa serba salah. Callista menghilang ketika ia dan Leo sibuk mencari Alaric dalam penglihatannya di lubang tempat temannya itu terjatuh. Leo terlihat panik, cemas, khawatir, takut langsung berlari mencari perempuan itu seorang diri. Roy Spolion yang seharusnya berada di lantai sekitar lubang itu juga menghilang. Ia tak tahu harus lanjut mencari Alaric atau mengikuti Leo mencari Callista atau mencari adik temannya itu.

John mengutuk Profesor Enn karena telah berhasil membuatnya frustasi. Ia merasa tak pantas menjadi detektif jika tak dapat menemukan jalan keluar untuk rasa frustasinya ini.

“McCeldon,” panggil suara lelaki yang menggema di ruangan tempat John berada. Ia memperhatikan sekitarnya dan tidak melihat seorangpun disana. Sepertinya suara itu berasal dari speaker.

“Siapa kau ?” serunya menantang. “Kaukah itu Archie ? Keluarlah dari persembunyianmu.”

“Tidakkah kau mengingatku McCeldon ?” Nada suaranya terdengar penuh amarah. “Tidakkah kau mengingat Percy Arnoldi yang tak sengaja kau bunuh dalam kasus yang kau tangani sebelum ini ?”

“Kau... Kau adik Percy yang bersekolah di luar negeri itu? Kau ingin balas dendam kepadaku ?”

“HAHAHA...” tawa Archie menggema keras di ruangan itu. “Aku memang ingin membalas dendam atas kematian kakakku. Tapi aku cuma bisa memendamnya saja. Aku terpaksa berhenti bersekolah di negeri orang karena tak memiliki biaya lagi. Untungnya Gustav Loyre mau menerimaku bekerja di restorannya. Setelah satu tahun bekerja disana, Tuan Loyre sangat menyukaiku. Tiba-tiba seorang gadis dari keluarga Maradov datang dan menyaingi kesukaan Tuan Loyre kepadaku. Aku begitu kaget ketika gadis itu hendak membunuhku lalu keesokan harinya membunuh Tuan Loyre yang sangat aku hormati dan membunuh dirinya sendiri. Pada saat itu aku belum tahu apa-apa.”

“Jangan berbelit-belit. Apa yang kau coba katakan padaku ?” sela John yang tak sabaran.

“Sabar McCeldon, aku baru mulai memasuki inti dari ceritaku.”

John menggeram kesal.

“Pisau itu menghipnotisku dan membawaku ke Profesor Aqualita Enn. Ketika aku tersadar, aku telah berada disini. Profesor Enn mengajakku untuk bekerja sama. Awalnya aku tak mau. Tapi ia berkata bahwa ia akan membantu balas dendamku kepadamu. Perasaan dendamku berkobar kembali. Dan disinilah aku berada.”

Archie tertawa kembali. “McCeldon, nyawamu berada di tanganku. Bersiap-siaplah untuk mati !”

Cursed KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang