Third Victim : Leo Part 1

546 13 0
                                    

Leo Maradov menunggu pasangan kencannya, Arieta Aswald, di cafe dekat kampus mereka. Leo meminum cappucinonya teguk demi teguk. Ketika Arieta datang, cappucinonya telah habis.

          “Kau terlambat,” katanya dingin. Arieta menatap penuh maaf kepada pasangan kencannya itu.

          “Tadi dosennya terlambat keluar,” ujarnya. Dia memanggil pelayan lalu memesan segelas green tea. Selama dia menunggu minumannya, Leo malah sibuk memainkan ponselnya. Suasana pun menjadi hening.

          “Tolong bawakan kuenya sekarang,” ketik Leo di ponselnya. Lalu dia menekan tombol send. Sambil menunggu orang yang disuruhnya datang, dia pura-pura cuek terhadap gadis di depannya ini. Arieta juga terlihat tidak peduli walau sekali-kali dia menatap Leo penasaran.

          Leo yang sengaja duduk menghadap pintu masuk, tersenyum cerah melihat teman-temannya datang. Arieta yang heran, menoleh ke belakangnya dan merasa takjub. Beberapa temannya membawa kue dengan lilin berangka 20. Kalau boleh jujur, Arieta sendiri hampir lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

          “Happy birthday Arieta !” seru mereka bersamaan, termasuk Leo. Setelah Arieta meniup lilinnya, mereka memotong kue ulang tahunnya. Tapi, mereka lupa membawa pisau.

          “Biar aku saja yang meminjam pisau kepada pelayan,” kata Leo. Karena dia yang mengusulkan acara ini, dia merasa bertanggung jawab atas kelalaiannya. Dalam perjalanan ke dapur, dia melihat pisau tergeletak di salah satu meja. Biar lebih cepat, Leo memutuskan untuk memakai pisau itu saja.

          “Ayo kita potong kuenya,” seru Leo. Dia memberikan pisau itu kepada yang berulang tahun. Arieta memotong kue pertama dengan semangat. Kemudian dia langsung memberikannya kepada Leo sambil tersenyum lebar. Leo menerimanya dengan wajah merona merah sementara teman-temannya menggodanya dan Arieta.

*

          Aku telah mengikuti adik dari Lucy Quentin Maradov sejak munculnya pembunuhan ketiga. Ternyata prediksiku benar. Adik Lucy lah yang di incar pisau itu.

          Ketika dia keluar dari cafe bersama teman-temannya, aku melihat sosok yang kekar dan tinggi. Sekali lagi dugaanku benar. Archie merupakan dalang dari semua kejadian ini.

          Aku berdecak kesal mengetahui mereka akan pergi menggunakan mobil. Biasanya aku berjalan kaki, jadi aku tidak mungkin sanggup mengikuti mereka. Tapi, tunggu... Leo, Arieta, dan Archie tidak ikut dalam mobil itu. Syukurlah...

          Mereka bertiga melangkah menuju halte bus terdekat. Aku mengikuti sambil berbaur menjadi orang biasa.

          Archie memasuki bus pertama yang sampai disana. Sebelum menaikinya, aku sempat melihat Archie memberikan sesuatu kepada Leo. Aku memperhatikan benda itu dengan waspada. Dari bentuknya, terlihat jelas itu adalah sebuah pisau. Pisau terkutuk itu !

Cursed KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang