Sekali lagi, Erika membuang pisau itu kedalam wc dan sekali lagi pulalah dia terperangah mendapati pisau itu dalam kamarnya lagi malam harinya. Erika mencobanya berulang kali dan hasilnya tetap sama.
Kali ini, Erika juga ketakutan terhadap pisau tersebut. Hampir lima hari belakangan dia tidak tidur karena dibayangi oleh pisau itu. Dan hampir lima hari jugalah dia membuang pisau itu berulang kali.
“Erika, kau kenapa ?” tanya Lily esok harinya. “Kau terlihat sangat pucat, sayang.”
“A...Ak..Aku.. Takut...”
“Takut kenapa ?” Lily memandang mata Erika yang hitam. Ketakutan terpancar jelas dari raut wajahnya. Erika menunjuk tempat biasa pisau itu muncul. Lily menoleh ke arah yang ditunjuk anaknya, tapi yang ada hanyalah kekosongan.
“Aku takut mommy,” tangis Erika pecah. Dia memeluk ibu yang selalu dia salahkan selama ini.
“Apa yang kau takutkan ?” tanya Lily lembut.
“Pi...sau...” kata Erika terbata-bata. Dia kembali melihat pisau itu di atas lantai tempat dia menunjuk sebelumnya.
“Pisau ? Kau takut pada pisau ?”
“Mommy, lihat !” Erika kembali menunjuk tempat pisau itu tergeletak. Lily sedikit malas menoleh lagi karena menurutnya itu hanyalah halusinasi Erika. Namun, saat dia baru saja menoleh, pisau yang tergeletak disana melayang ke arahnya. Pisau itu memotong telinga kirinya dalam sekali tebas. Erika terlihat shok. Trauma dan ketakutan yang mendalam menyebabkannya tidak dapat mengeluarkan suara. Sampai akhirnya, dia juga menjadi korban.
*FLASHBACK*
“Kau mempunyai pisau bergagang emas putih ?” tanyaku kepada seorang wanita karir yang sedang minum kopi di suatu cafe. Tanpa meminta izin, aku duduk di depannya. Wanita itu adalah Lily Trax. Dia hampir tersedak kopinya saking kagetnya.
“Bagaimana kau bisa tahu ?” dia balas bertanya.
“Aku hanya akan memperingatkannya sekali. Pisau yang kau ambil itu adalah pisau yang telah membunuh mantan suamimu. Sebaiknya kau segera menyerahkan pisau itu kepada polisi.”
Setelah mengatakan apa yang ingin kukatakan, aku langsung beranjak dari cafe tersebut. Lily Trax tercengang mendengar keteranganku itu. Aku rasa dia tidak percaya dengan yang aku katakan, tapi tentu saja aku boleh berharap dia percaya, bukan ?
**
‘KEEP OUT’
Begitulah tulisan yang terdapat dari garis kuning yang melingkari rumah Lily Trax. Aku berdecak kesal. Dua kasus telah dilakukan oleh pisau itu. Cukup sudah kasus pertama yang tak bisa kucegah karena aku tidak menyangka akan berakhir secepat itu. Padahal aku telah memperingatkan keluarga ini untuk berhati-hati. Aku berbalik menuju tempat lain yang aku prediksi akan menjadi tempat pelabuhan pisau itu selanjutnya.
Sebelum meninggalkan tempat ini, aku melirik rumah yang menjadi tkp pembunuhan tersebut dan kerumunan orang yang penasaran dengan kejadian ini. Sekilas, aku merasakan seseorang memperhatikanku di antara kerumunan tersebut.
GLEK ! Aku menelan ludah. Kacamata hitam yang melekat di wajahku, aku rapikan kembali agar penyamaran yang aku lakukan tidak sia-sia. Daripada aku ketahuan, lebih baik aku segera pergi dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Knife
Mystery / ThrillerAku menemukan pisau tergeletak di halaman rumah. Karena aku tidak menemukan pemiliknya, aku pun mengambilnya. Sejak saat peristiwa itu, hari-hariku berubah menjadi hari-hari yang tak pernah aku bayangkan akan aku lewati. Tapi, aku harus mencegah per...