Selama menunggu, aku berharap-harap cemas. Aku berharap Leo dapat diselamatkan dan cemas jika terjadi sebaliknya. Aku juga berharap si pelaku tidak mencari kami dan cemas jika si pelaku mencari. Rasanya aku ingin sekali melangkahkan kaki menuju keramaian kota kembali.
“Dokter, bagaimana keadaan teman saya ?” tanyaku ketika dokter keluar dari ruang ICU. Sang dokter tersenyum cerah. Sepertinya senyum dapat menular karena aku juga tersenyum.
“Syukurlah kau membawanya disaat yang tepat,” kata dokter itu.
“Saya hanya kebetulan berada di sekitar sana,” ujarku lirih. “Oh ya, dokter. Bolehkah dia rawat jalan saja ?”
Tatapan bersahabat dokter itu hilang. Digantikan tatapan tajam.
“Kondisinya masih belum stabil. Dia bahkan belum boleh bangun dari tempat tidur.”
“Tapi kami benar-benar harus segera pergi, dok.”
“Bukankah kau bukan siapa-siapa dia ? Kenapa kau yang mengaturnya ?” JLEB ! Dokter itu benar. Aduh.. Aku bingung harus memberi alasan apa.
“Baiklah, dok. Saya balik duluan.” Aku keluar dari gedung dengan tanda plus merah itu. Lebih baik menyerah dan menyusun rencana daripada bertarung tanpa rencana.
**
John McCeldon menemukan kecelakaan yang paling tidak lazim yang pernah ditemuinya. Dalam kecelakaan tersebut, satu-satunya korban meninggal tidak mempunyai tangan lagi. Tangan-tangan itu baru saja dipotong dilihat dari banyaknya darah segar di mobil itu.
“Apakah kau menemukan alat pembunuhnya ?” tanya si detektif frustasi. Anak buahnya menggeleng. Frustasinya semakin bertambah.
“Kasus ini benar-benar kacau,” dia mulai bergumam. “Bagaimana mungkin seseorang bisa mati karena kecelakaan dengan tangan terpotong ? Walaupun tidak, dimanakah alat pembunuhnya ? Apakah dibawa oleh gadis yang menolong pemuda yang mengemudi mobilnya ? Atau ada seseorang yang mengambil alat pembunuh itu ? Tidak.. Tidak mungkin. Pemilik dari toko yang juga menjadi korban dari segi materil tidak melihat seorangpun mendekati tkp sebelum polisi datang. Atau pelaku berada dalam mobil itu sejak awal ? Berarti pelakunya pengendara mobil ini. Dan dia berkomplot dengan gadis yang menolongnya. Ya... Cuma kemungkinan inilah yang masuk akal...”
Matanya bercahaya. Si detektif langsung mengendarai mobilnya ke rumah sakit terdekat. Karena si pengendara juga terluka, kemungkinan tempat itulah yang mereka tuju tadi.
Sesampainya disana, dia berhasil mendapatkan informasi dari dokter. Namun, setibanya di kamar pasien, dia tercengang. Tempat tidur yang seharusnya terisi seorang lelaki, lenyap ditelan gelapnya malam. Kemungkinan komplotannya membawanya kabur melewati jendela yang memang tidak terkunci.
“Sial, aku telat,” maki John, benar-benar frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Knife
Mystery / ThrillerAku menemukan pisau tergeletak di halaman rumah. Karena aku tidak menemukan pemiliknya, aku pun mengambilnya. Sejak saat peristiwa itu, hari-hariku berubah menjadi hari-hari yang tak pernah aku bayangkan akan aku lewati. Tapi, aku harus mencegah per...