Saver

283 22 7
                                    

Leo memelukku. Menjagaku dari terpaan angin ketika kami terseret gravitasi. Aku meringkuk dalam pelukannya, penuh ketakutan.

Sebuah sinar dari bawah menyilaukan mata kami yang masih mengharapkan perubahan takdir. Seseorang melemparkan sesuatu ke arah anjing-anjing itu, menyebabkan gonggongan mereka menjauhi tempat kami akan terjatuh.

KRAK !

Leo melindungiku dari hantaman permukaan yang keras. Tulangnya ada yang patah. Ia tak sadarkan diri. Seseorang yang menyelamatkan kami tadi segera membantu temanku itu berjalan keluar dari ruangan dipenuhi anjing itu.

Saat aku mulai terbiasa kembali dengan cahaya, ternyata orang itu...

“ALLARIC!” seruku kaget disambut tangis bahagia melihatnya masih hidup.

“Hai, Callista,” katanya setengah meringis.

“Apa yang terjadi padamu ? Kau baik-baik saja ?”

“Tahan pertanyaanmu, Cal. Leo membutuhkan pertolongan.”

Barulah aku tersadar akan Leo yang mengerang kesakitan. Allaric menyandarkannya ke dinding sementara aku memeriksa tulang-tulangnya Saat aku menyentuh tulang betisnya, erangan Leo semakin menjadi-jadi.

“Roy, apakah disini ada peralatan P3K ?” tanya Allaric entah kepada siapa. Tanpa aku ketahui sesosok anak kecil memberi kami  kotak P3K. Aku terkejut ketika mengetahui siapa itu.

“Allaric, itu Roy Spolion ?” tanyaku sambil berusaha menjauh darinya. “Bukankah ia... jahat ?”

“Nanti akan aku ceritakan, Cal,” jawabnya tenang. “Sekarang kita fokus mengurus Leo dahulu. Yang jelas Roy berada di pihak kita, jadi kau tak perlu merasa takut.”

“Err... Oke,” sahutku tak yakin.

Aku dan Allaric memperban kaki Leo semampu kami. Sialnya tak satupun dari kami memiliki pengalaman dalam bidang perban-memperban sehingga kami tak begitu yakin perban ini dapat mengurangi kesakitan Leo.

Melihat Leo yang lebih rileks, sepertinya kami berhasil.

“Jadi, bagaimana ceritamu dan hmm adikmu Allaric ?” tanyaku penasaran.

“Aku terjatuh ke suatu ruang rahasia jauh di dalam tanah. Setidaknya begitulah kata Roy.” Ia melirik adiknya yang ikut mendengarkan ceritanya. “Aku pingsan selama beberapa menit. Ketika aku sadar, adikku telah berada di dekatku. Ia mengajakku keluar dari ruangan itu dan dalam perjalanan kabur keluar, kami mendengar teriakanmu. Roy sangat tahu dengan bangunan ini sehingga ia langsung berlari ke lemari penyimpanan daging dan membawanya ke ruangan tempat kalian jatuh itu. Ia tak terlalu pandai melempar sehingga aku lah yang melemparkannya.”

“Lalu mengapa adikmu berada di pihak kita ? Bukankah ia salah satu anak buah Prof. Enn ?”

“Aku hanya mendapat penjelasan bahwa pikirannya dikendalikan oleh wanita itu. Aku percaya padanya karena ia adikku.” Allaric melirik kembali adiknya itu. “Roy, maukah kau memberikan kami penjelasan yang lebih rinci ?”

“Kak, kita perlu sembunyi. Ada seseorang yang datang.” Roy memberi kode kepada kami untuk diam. Aku mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah kami. Lirikan cemas aku lontarkan kepada Allaric. Ia tetap terlihat tenang walaupun ruangan tempat kami berada sekarang sangatlah kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cursed KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang