3 - Wishlist

136 29 4
                                    

POV: Yuan Yiqi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: Yuan Yiqi

"Maaf, dan terima kasih karena udah mau banyak ngobrol denganku malam ini," kata Shen Meng Yao, suaranya terdengar lembut di seberang sana.

Aku tersenyum kecil, meskipun sedikit ketir. "Shen Meng Yao, apa kamu punya pacar?" tanyaku dengan nada hati-hati.

Meng Yao terdiam sejenak, lalu suaranya berubah sedikit lebih sedih. "Ya, kami berhubungan cukup lama... tapi kami sekarang sudah putus."

Aku mengangguk pelan meski tahu dia tidak bisa melihatku. "Kenapa kalian putus?" tanyaku, mencoba untuk tidak terlalu menekan.

Meng Yao tertawa kecil, tapi ada rasa getir di baliknya. "Itu... emmm... rahasia." Dia membalas dengan senyum kecil yang kutahu hanya untuk menyembunyikan luka.

"Ah, maaf. Aku nggak seharusnya menanyakan hal yang sensitif," jawabku cepat, merasa sedikit canggung. Keheningan sejenak menyelimuti percakapan kami, hanya suara nafas masing-masing yang terdengar di ujung telepon.

Meng Yao tiba-tiba membalikkan pertanyaan. "Kamu sendiri, Yiqi? Kenapa putus sama pacarmu?"

Aku terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Pikiranku tiba-tiba melayang ke momen terakhir kali aku memegang tangan Fei Qin Yuan, di jalanan kota Shanghai. Tatapannya yang penuh luka, perasaan yang masih menyisakan sakit di dadaku.

"Halo? Yiqi?" suara lembut Meng Yao memecah lamunanku.

Aku tersentak. "Ah iya... emm..." Suaraku terdengar gugup, dan aku merasa bodoh karena tidak bisa menyembunyikan perasaan itu.

Tiba-tiba, Shen Meng Yao berbicara lagi, tapi kali ini dengan sesuatu yang tidak kuduga. "Yiqi, bagaimana kalau kita ketemu besok?" tanyanya, seolah itu hal yang sangat sederhana.

Aku terkejut, tidak langsung menjawab. "Hah? Apa itu salah satu agenda yang baik mengisi hari kita setelah putus?" candaku, mencoba meredakan suasana.

Meng Yao tertawa ringan, suaranya membawa kehangatan yang tak kusangka akan kurasakan di tengah percakapan ini. "Mungkin saja. Kamu boleh nentuin tempatnya."

Tanpa menunggu persetujuanku atau penolakanku, dia langsung menawarkan ide itu dengan begitu tenang. Aku hanya tersenyum, merasa sedikit bingung tapi juga tertarik. Bibirku mengulum senyum di seberang telepon.

"Baiklah," akhirnya aku menghela nafas, sedikit gugup tapi juga senang. "Ayo kita bertemu."

"Deal," jawabnya dengan suara yang terdengar riang, seperti tidak ada beban lagi.

Malam itu, percakapan kami berakhir dengan janji pertemuan yang entah akan mengarah ke mana, tapi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa mungkin ada sesuatu yang baru menanti di luar sana.

Malam itu, percakapan kami berakhir dengan janji pertemuan yang entah akan mengarah ke mana, tapi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa mungkin ada sesuatu yang baru menanti di luar sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Breathless Whispers - Yuan Yiqi dan Shen Meng Yao [heimiao Couple] SNH48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang