"Pergi berkencan di hari libur."
"Membuat kue coklat bersama." (sudah dicoret)
"Menanam tanaman bersama." (sudah dicoret)
"Menonton film bersama."
"Tidur bersama di hari hujan."
"Mandi bersama setelah seharian lelah."
"Pergi wisata berdua saja ke pantai." (sudah dicoret)
"Memberi kado terindah di hari ulang tahun." (sudah dicoret)
"Berjalan-jalan ke luar negeri berdua saja."
"Merayakan hari raya bersama keluarga." (sudah dicoret)
Aku memandangi beberapa keinginan yang sudah tercoret, dan tersenyum kecil. Aneh rasanya melihat betapa banyak dari daftar ini yang berhasil kulakukan, meski bukan dengan orang yang dulu kubayangkan ketika menulisnya. Bukan dengan Fei Qin Yuan, melainkan dengan Shen Meng Yao—seseorang yang kini mengisi hari-hariku dengan tawa, kebahagiaan, dan cinta yang perlahan tumbuh tanpa kusadari.
Malam ini, Shen Meng Yao menginap di apartemenku. Kami baru saja selesai menanam tanaman bersama di balkon. Sekarang, kami berencana menonton film bersama, melanjutkan malam santai setelah seharian berkebun.
Aku menutup buku catatan itu dan meletakkannya di meja. Suara pintu kamar tidurku terbuka, dan aku menoleh. Meng Yao keluar dari kamar mengenakan piyama yang kupinjamkan dari lemariku.
Tapi, pemandangan yang kulihat membuatku tak bisa menahan tawa. Piyama itu bergambar Batman—superhero dengan ekspresi serius di bagian dada bajunya, yang membuatnya terlihat begitu... lucu.
"Apa sih, Yiqi? Kenapa ketawa?" protes Meng Yao, manyun sambil mendekat dan duduk di sampingku di sofa.
Aku masih menahan tawa. "Bukan apa-apa, cuma... kamu terlihat sangat lucu pakai piyama Batman itu. Gak biasanya Batman terlihat imut begini," candaku.
Meng Yao melirikku dengan kesal, tapi ada senyum kecil di sudut bibirnya yang tak bisa ditahan. "Kamu ngasih aku ini, terus sekarang malah ketawain aku?"
Aku mengangkat bahu, berusaha menahan senyum yang makin lebar. "Aku gak nyangka kamu bakal terlihat imut banget dengan piyama itu."
Ia manyun lebih dalam, tapi akhirnya tertawa juga. Mengambil bantal kecil di sofa, dia memukul lenganku pelan. "Kamu iseng banget sih!"
Aku tertawa, mengangkat tangan seolah menyerah. "Oke, oke. Maaf. Tapi serius deh, kamu kelihatan lucu."
Dia mendesah dan menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap meja di depan kami yang sudah penuh dengan camilan—popcorn, keripik, cokelat, dan minuman dingin sudah siap menemani malam film kami. Namun, sebelum memulai, Meng Yao menarik ponselnya dari saku piyama Batman yang kebesaran itu.
"Yiqi, sebelum kita nonton, aku mau lihat-lihat dulu foto-foto kita, ya?" katanya sambil mengambil ponselku di meja.
Aku yang sedang sibuk mencari film di Netflix menoleh, tersenyum. "Ok. Lihat deh, pasti banyak yang lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless Whispers - Yuan Yiqi dan Shen Meng Yao [heimiao Couple] SNH48
FanfictionYuan Yiqi, yang baru saja putus cinta, dipaksa masuk ke dunia aplikasi kencan oleh sahabatnya, Song Xin Ran. Tak disangka, dia bertemu Shen Meng Yao, seorang perempuan yang mengubah arah hidupnya. Apa yang dimulai sebagai pelarian dari patah hati, j...