Begitu kami tiba di mall, Mama Yiqi langsung menarik tanganku, menggiringku ke toko pakaian pertama yang kami lihat. Sementara itu, Yiqi hanya mengikuti di belakang dengan langkah santai, memperhatikan kami dengan senyuman kecil.
"Oh ya, Shen Meng Yao, panggilannya rubah dong jangan Tante," ucap Mama Yiqi sambil menggantungkan beberapa pakaian di lengannya.
Aku agak kaget dengan ucapannya dan menjawab canggung, "Emm.. Panggilnya apa dong, Tante?"
Mama Yiqi langsung menepuk lenganku dengan ringan sambil tertawa, "Panggil Mama aja, biar lebih akrab! Masa pacarnya anak Mama manggil Tante terus?"
Aku tersenyum malu-malu, tapi ikut tertawa juga. "Baiklah, Ma," jawabku akhirnya.
Di toko pertama itu, Mama sibuk memilihkan baju-baju untukku. Mulai dari gaun, blus, sampai celana jeans, dia menunjukkan semuanya sambil memasangkannya ke tubuhku. Sesekali, dia menengok ke arah Yiqi yang cuma berdiri di belakang kami.
"Yiqi, sini dong kasih pendapat. Masa diam aja?" Mama melambaikan tangan ke Yiqi.
Yiqi hanya tersenyum dan melangkah maju. "Kalian sudah pilih baju sebanyak itu, aku nggak akan punya alasan buat nolak, Ma," ujarnya sambil tertawa.
Mama memutar matanya lalu menunjuk satu gaun berwarna biru muda. "Nah, kalau ini gimana? Cocok nggak?"
Aku merasa agak canggung, tapi Yiqi mengangguk penuh keyakinan. "Cocok banget. Dipakai aja, Yao."
Setelah mencoba beberapa pakaian, Mama Yiqi mengajak kami ke toko aksesori. Di sini, suasana jadi lebih seru. Mama memasangkan gelang, anting, dan kalung satu per satu ke pergelangan atau leherku, seolah aku adalah manekin.
"YaoYao, gimana menurut kamu? Ini cocok nggak sama gaya kamu?" tanyanya sambil menyematkan gelang perak dengan detail ukiran yang cantik di pergelangan tanganku.
Aku melihat ke cermin dan tersenyum puas. "Cantik banget, Ma. Aku suka!" jawabku dengan antusias.
"Ok, bagus kalau suka. Ini Tante—eh, Mama yang bayarin ya! Jangan nolak!" katanya, memperbaiki panggilannya sendiri sambil tertawa.
Di belakang, Yiqi hanya menggeleng sambil tersenyum. "Wah, Mama benar-benar royal ya. Belanja kayak gini bikin aku agak terintimidasi, lho," candanya.
Kami semua tertawa, dan Mama menggandeng tanganku lagi, mengajak keluar toko untuk menuju ke salon. Saat duduk berdampingan untuk perawatan, Mama mulai bercerita tentang masa kecil Yiqi.
"Kamu tahu nggak, waktu kecil, Yiqi itu gampang banget takut sama badut! Kalau ada pesta ulang tahun yang ada badutnya, pasti dia langsung nangis," cerita Mama sambil tertawa geli.
Aku langsung menoleh ke Yiqi yang duduk agak jauh dari kami, menunggu gilirannya. "Beneran, Qi? Kamu takut sama badut?" tanyaku sambil tertawa kecil.
Yiqi hanya menutup wajahnya dengan tangan sambil berdesis, "Ma, kenapa sih harus cerita itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless Whispers - Yuan Yiqi dan Shen Meng Yao [heimiao Couple] SNH48
FanfictionYuan Yiqi, yang baru saja putus cinta, dipaksa masuk ke dunia aplikasi kencan oleh sahabatnya, Song Xin Ran. Tak disangka, dia bertemu Shen Meng Yao, seorang perempuan yang mengubah arah hidupnya. Apa yang dimulai sebagai pelarian dari patah hati, j...