Sedih

23 4 0
                                    

Guys kalo bisa tolong hargai karya setiap orang ya, kasih vote sama komen cuma sebentar loh gratis juga.

Jangan jadi pembaca gelap:( sedih bgt udah semangat update malah dapet pembaca kek gitu

🌸🌸🌸🌸





Matahari kembali menampakan sinarnya pagi ini, memberikan warna baru bagi setiap orang yang memiliki kisahnya.

Berbeda pada hari biasa Aira tetap melanjutkan kehidupan seperti hari-hari sebelumnya, namun dengan perasaan sedih tentunya. Hisyam masih berada dirumah sakit, belum sadarkan diri paska operasi dua hari lalu. Bersyukur atas kebaikan Ayah Darrel mau membantu biaya operasi adiknya, Aira sempat meminta bantuan Faisal tentu dia mendapat penolakan kembali.

Kedua orang tuanya masih sangat egois tidak mau memberikan bantuan mereka sedikitpun pada anak bungsunya. Terkadang, dia ingin sekali tertawa? Kenapa begitu lucu sekali, ketika mereka terus terang membenci putranya kenapa pula mau membesarkan anak itu hingga besar.

Tapi bersyukur juga karena mereka tidak sampai membunuh adiknya. Mungkin bila itu terjadi Aira sudah sejak lama menyerah, kekuatan dia adalah Hisyam sampai saat ini bertahan masih dengan alasan sama yaitu adiknya sendiri.

Dikelas Aira seorang diri sedang membereskan buku-bukunya murid lain telah berhamburan keluar saat istirahat telah sampai.

"Aira ibu turut sedih mengenai kecelakaan pada adik kamu. Kamu harus kuat dan sabar ya, ini adalah ujian buat kamu."

Aira mengangguk menatap guru Inggris terkenal sikap baiknya di satu sekolah. Meski ada beberapa oknum guru yang terlihat mementingkan diri sendiri, tapi ada memang sangat baik sekali dan guru Inggris inilah salah satunya.

"Makasih Bu,"

"Ibu boleh menjenguk adik mu pada saat pulang sekolah nanti?" senyuman lebar Aira membuat guru tersebut ikut membalasnya dengan hangat.

"Boleh, ibu bisa menjenguk nanti saya akan antarkan kesana."

****

Jourel bersama kedua sahabatnya berjongkok di makan sahabat mereka telah hampir satu tahun meninggal. Nisan tuliskan Juna Mahesa membuat pandangan mereka menjadi sendu, kenangan indah diukir bersama sosok itu sangat sensitif untuk diingat namun berkesan bagi mereka.

"Lo udah selama ini pergi ternyata, gua masih ngga nyangka kita bertemu saat masa SMP jadi baru tiga tahun kita berteman, harus terpisah dengan cara begini."

Juna pergi karena sakit diderita semakin parah, kondisi memburuk setelah hampir dua minggu dirawat dirumah sakit. Namun, tidak ada perubahan dalam kondisi malah semakin turun dan akhirnya meninggal.

"Pasti sakit banget ya, lo udah bahagia kan disana bersama ibu lo! Jadi jangan lupa datang ke mimpi kita, kita beneran kangen sama lo, Juna!"

Darrel ikut menyusapi nisan sahabatnya penuh kerinduan mendalam di hati. "Lo bakal kita kenang sampai kapan pun, mau sejauh apapun lo pergi lo bakal slalu ada di ingatan kita Juna,"

"Selamat berbahagia Juna, gua tunggu lo mampir saat gua tidur ya!"

Ketiga pemuda itu mengakhiri kunjungan mereka pada rumah baru sahabatnya dengan senyuman dipenuhi keikhlasan untuk melepaskan sosok beberapa tahun bersama mereka.

Juna Mahesa, sosok itu akan slalu abadi dalam memori ketiga pemuda itu.

****

Jevin sedang berkumpul sama keluarga di halaman rumah mereka melakukan piknik kecil-kecilan disini. Wajah Jevin tak seceria biasanya memang dia bahagia memiliki keluarga utuh seperti ini, namun bukan itu yang diharapkan disaat kebahagiaannya justru ada seseorang terluka karena itu.

"Papa sayang Jevin?" Faisal berhenti membaca korannya perhatian semua orang juga langsung tertuju padanya.

Harshil dan Niskala ikut menanti jawaban Papa mereka, apa yang akan dijawab pria itu atas pertanyaan tersebut.

"Tentu, kenapa kamu bertanya begitu? Apakah perhatian Papa masih kurang untuk kamu, bisa sampai meragukan bahwa Papa benar menyayangi jagoan papa ini!"

Jevin bukan merasa bahagia malah sebaliknya. "Apa Papa tidak bisa memberikan perhatian juga pada Hisyam? Dia anak papa bukan, sedangkan aku hanya seorang pendatang baru di keluarga Papa. Aku bukan anak kandung Papa,"

Faisal bingung menanggapi hal yang jadi pertanyaan Jevin barusan. Tak diduga kalau pemuda itu akan mengucapkan kata yang sangat dia hindari.

"Bisakah, Pa?"

"Hisyam membutuhkan dukungan Papa dia butuh perhatian Papa, sekarang anak itu sedang koma dirumah sakit. Apa tidak ada sedikit saja rasa peduli Papa pada dia!"

"Jevin tidak tahu permasalahan seperti apa yang kalian hadapi sampai membenci Hisyam. Tapi Jevin minta tolong buka sedikit rasa peduli Papa untuk Hisyam, dia benar-benar membutuhkan sosok keluarganya sekarang ...." Jevin menyeka air mata mengalir itu napasnya juga terdengar memburu.

"Mungkin permintaan Jevin terlalu berat ya? Ngga apa-apa, Papa masih bisa pikirkan sampai beberapa saat. Jevin harap saat itu tiba Papa tidak menyesalinya,"

Jenita melihat kepergian putranya menatap wajah suami dan kedua anak-anaknya secara bergantian. "Kamu bisa pertimbangan ucapan Jevin, sebelum penyesalan datang."

08-10-2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


08-10-2024

TBC.

Udah berapa lama kira-kira aku ngilang ya? 😭 Sampe lupa kalo masih punya banyak tagihan cerita.

My Guardian Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang