Tolong, arah pulangku dimana?

34 5 3
                                    

"Jadi kapan kamu ajak Hisyam teman kamu itu untuk tinggal di mari?" ayah Darrel bertanya kembali perihal Hisyam yang di gadang-gadang akan tinggal disini.

"Secepatnya,"

Salma mendengar itu seakan tidak terima jikalau anak yang sangat ia benci akan tinggal bersamanya.

"Aku sama sekali tidak setuju, kenapa kalian memutuskan sepihak saja? Dia punya rumah bukan, jadi untuk apa dia dibawa kesini!"

Darrel tertawa remeh menatap Salma dari atas sampai ke bawah sangat meremehkan wanita yang berstatus sebagai ibu tirinya.

"Aku sama Ayah tidak butuh persetujuan Bunda. Ini rumah Ayah keputusannya ada di Ayah sendiri. Jadi Bunda harus mengikuti kalau tidak suka bisa pergi!"

Salma lagi-lagi dibuat bungkam pasalnya baru kali ini Darrel berani melawannya.

"Keadaan Hisyam bagaimana? Seharusnya dia dapat pemeriksaan di kakak lagi, tapi tidak pernah datang!" Juanda khawatir kondisi mentalnya akan semakin memburuk jika tidak ditangani dan dibiarkan begitu saja.

"Buruk, gua rasa dia makin menderita. Kemarin pas ke sekolah gua ngga lihat dia ada dikelas, dimeja nya banyak tulisan berisik kata-kata ngga pantas. Gua yakin Hisyam udah lihat itu dan milih pergi!"

"Gua juga nyuruh orang buat awasi dia dari jauh, lo tahu gua dapat berita paling ngga mengenakan. Ada seseorang yang ngirim bunga, bukan bunga yang bisa bikin hati senang. Tapi sebaliknya bunga itu adalah bunga untuk orang yang udah meninggal! Jadi lo sendiri bisa paham keadaan dia bakal kaya gimana keguncangan nya!"

Juanda hampir tersedak makanannya mendengar penjelasan panjang adiknya tentang Hisyam pemuda kini kesepian itu.

"Cepat bawa dia kesini, kita bisa pantau setidaknya kalau ada seseorang yang menginginkan kematiannya, kita yang bakal buat dia mati." tekan Juanda sengaja menyindir keluarga Hisyam sendiri yang berada disini.

Darrel mengangguk ia juga menginginkan hal tersebut agar bisa secepatnya. Tapi semua tergantung bagaimana keinginan Hisyam sendiri, kalau memang tidak mau masa ia harus tetap maksa? Tapi kalo bisa bakal dia lakukan.

Demi kebaikan temannya, kebaikan mental juga hidupnya.

§§§§§

Dari pada kembali bersekolah Hisyam memutuskan pergi bekerja lebih awal dari jadwalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari pada kembali bersekolah Hisyam memutuskan pergi bekerja lebih awal dari jadwalnya. Tidak akan semangat untuk pergi ke tempat yang harus ia menimba ilmu, tentang semalam saja Hisyam masih sangat terpikirkan bagaimana harus menghadapi manusia-manusia tidak punya hati malah akan memperburuk keadaan.

"Bukannya kamu bekerja sehabis pulang sekolah? Kok jam segini sudah sampai?" sebagai karyawan baru kerja paruh waktu bukannya sekarang masih jam sekolah.

"Aku tidak berkeinginan berangkat. Biarkan saja," jawab Hisyam membantu membereskan meja sebelum pelanggan datang.

Tiara, si karyawan yang ditemui Hisyam kemarin merubah wajah bingung.

"Kamu punya masalah dengan sekolah kamu ya? Atau orang-orang disana buat kamu tidak nyaman,"

Semakin bingung Hisyam ingin menjawab, masa harus jujur mereka baru saja kenal kemarin tidak pantas juga harus membicarakan hal kehidupan sulit itu kan? Atau hanya perasaan nya saja.

"Kakak pasti bisa simpulkan. Dari aku yang memakai alat ini saja pasti akan menimbulkan banyak ketidaksukaan orang lain. Aku dianggap anak aneh, jadi tidak ayal aku mendapatkan cercaan pedas dari orang lain!"

Tiara merasa bersalah menimbulkan pertanyaan sensitif bagi Hisyam. Pasti sangat sulit kehidupan yang dijalani anak baru saja memasuki masa sekolah menengah atas, memang sekolah tidak seindah pandangan orang luar banyak menyimpan rahasia dan misteri tidak diketahui diluar sana.

"Aku kehilangan arah pulang, aku tidak punya tujuan, lantas aku hidup untuk apa? Tidak ada alasan bisa aku pertahankan." Tiara menyentuh punggung sempit Hisyam mengusap perlahan membantu menenangkan perasaan mungkin tengah hancur.

"Aku kehilangan semua kak, termasuk kakak sangat aku sayangi dan percayai selama ini. Dia ikut membenci ku, satu-satunya lentera dalam hidup ku mati. Sekarang hanya kegelapan mampu aku temui,"

"Tidak-tidak seperti itu pasti ada hal indah didepan sana. Kamu harus bersabar, aku yakin bakal akan kebahagiaan menanti di masa depan!"

Hisyam menggeleng menundukkan pandangan. "Setiap manusia punya batas kesabaran, selama ini aku sudah bersabar hasilnya apa? Tidak ada,"

"Tuhan hanya ingin aku menikmati hidup dengan rasa sakit, bukan bahagia."

'0000'

"Cakep banget pangeran, aduh pasti bakal banyak yang terkesima dengan aura pangeran ku!" ujar Jourel merapihkan rambut sembari berkaca tak lupa dengan gaya sok cool nya.

Jazli ingin sekali menggeplak anak itu, beginilah Jourel si tengil tak lupa tingkat kepercayaan diri setinggi harapan orang tua.

"Kaga bakal ada yang tertarik sama manusia tengil kaya lo!"

"Cepetan atau gua tinggal?!"

Hari ini Jazli ingin pergi bertiga, bersama siapa satu lagi? Yafi entah kenapa katanya pengen pergi jalan-jalan keliling kota saja sambil mampir jajan di pinggir jalan.

"Buset dah kita mau jalan-jalan bukan mau tebar pesona anjir! Cepetan babi! Gua geret pake tambang kalo lama!"

Jourel mencibir tak senang, manusia tidak punya kesabaran beginilah jadinya. "Ingat, orang sabar di sayang Tuhan."

"Alah kelamaan!" Jazli menarik kerah belakang baju Jourel sampe anak itu tercekik menggeliat seperti cacing kepanasan.

"Sialan! Gua hampir mati setan!"

Jazli tertawa keras memukul punggung sepupunya beberapa kali.

"JAZLI! FUCK YOU!"

"JAZLI! FUCK YOU!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16-10-2024

TBC.


My Guardian Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang