Asa [Harapan]

14 5 0
                                    

Harapan? Harapan Hisyam masih sama seperti sebelumnya. Ingin merasakan kasih sayang utuh dari keluarganya, memiliki keluarga bahagia, harmonis seperti impiannya.

Sulit, memang sulit untuk terkabul karena dari masing-masing orang tuanya telah memiliki keluarga baru. Mereka juga lebih menyayangi keluarga baru dibandingkan anak-anak kandung yang terkadang dilupakan begitu saja.

Hisyam sedari lahir tak pernah merasakan apa itu perhatian? Rasanya masih asing mendapatkan ayah tiri begitu perhatian dan kelembutan setiap berucap.

Ayah Darrel adalah sosok ayah impiannya ternyata bisa terwujud meskipun bukan dari Faisal langsung.

"Jagoan ayah lagi apa? Dari tadi ayah lihat kamu melamun terus," inilah salah satunya.

Perhatian Ayah Darrel sangat membuat ia nyaman. "Ayah tidak bekerja? Bukannya ini hari biasa bukan hari libur?" sekolah pulang lebih awal katanya ada rapat penting yang harus dilakukan para guru.

"Ayah sedang mengambil cuti seminggu, ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak ayah ini! Kamu mau ikut liburan?"

"Liburan?" ingin ikut sih tapi malu untuk bilang. Ayah tertawa kecil, mengelus rambut hitam sedikit panjang milik putra sambungnya.

"Kamu harus ikut, Darrel pasti akan senang. Masalah sekolah biar Ayah minta izin, kamu tenang saja!"

"Kamu anak ayah, jadi jangan sungkan untuk meminta bantuan Ayah ketika kamu perlukan sesuatu. Ayah akan kasih jika mampu,"

Hisyam mengangguk samar dalam hati ia sangat berterimakasih kepada Tuhan mungkin sedikit mengabulkan do'a nya.

Selepas berbicara panjang Ayah pergi meninggalkan Hisyam sendirian.

Baru ingin bernapas tenang ternyata ada sesosok yang menganggu nya, siapa? Salma dan kakak perempuan yang dahulu sangat menyayangi nya kini berubah drastis.

Aira dulu melindungi dan membela nya mati-matian, sekarang malah menjadi musuh seperti anggota keluarga yang lain.

Salma melihat situasi lebih dulu baru menarik rambut Hisyam kuat. "Kamu ngga seharusnya berada di mari, kamu ingat perkataan saya waktu itu? Saya akan membuat kamu menderita seperti dulu, bahkan saya ingin melakukannya lebih dari itu!"

"Kau anak sialan! Tidak pantas bahagia!" tarikan pada rambut semakin menguat Hisyam hanya bisa meringis dipastikan setelah ini kepala akan berdenyut pusing.

"Sedang apa kalian berdua?" melihat Darrel datang Salma melepaskan tarikannya sambil berpura-pura mengelus rambut Hisyam dengan sayang.

"Ibu hanya ingin mengobrol saja bersama anak ibu. Memangnya ada masalah?" Darrel tentu tidak percaya sepenuhnya, ia mengetahui sifat busuk Salma tidak mungkin berubah secepat itu.

"Tidak, Bunda silahkan pergi. Aku ingin berbicara dengan Hisyam!" secara halus dia memang mengusir kehadiran Salma bersama putri satu-satunya.

Lagipula ia tahu pasti mereka melakukan sesuatu hal jahat, bukan mengobrol biasa.

"Bunda ngga ngelakuin apapun sama lo?"

Hisyam malah menggeleng sambil menarik sebuah senyuman simpul. "Seperti ucapan Mama, kita cuma ngobrol biasa kok."

Darrel tahu Hisyam berbohong dapat dilihat raut wajahnya agak gelisah dan sedikit berkeringat.

"Udah dengar kan kalau kita bakal liburan? Gua jadi ngga sabar,"

"Gua dengar juga kita bakal liburan bareng sama keluarga ayah lo juga!" Hisyam mengerut alis keluarga Faisal? Berarti Jevin juga ada disana.

"Kenapa? Lo merasa keberatan ya? Kalo iya gua bisa bilang sama ayah, biar kita batalin aja."

My Guardian Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang