Bully

34 5 0
                                    

⚠️ ku peringatkan disini bakal banyak kata kasar, umpatan, serta kata tak pantas. Jadi harap bijak dalam membaca, oke cukup sekian terima gaji.

🌸🌸🌸

"Aku juga ingin terlahir dengan normal seperti kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku juga ingin terlahir dengan normal seperti kalian. Mengapa manusia tak terlahir sempurna seperti ku slalu menjadi alasan untuk kalian melakukan hal keji seperti ini?" Hisyam

****

Pada sore hari selepas ingin berpulang sekolah Hisyam dihadang beberapa siswa keliatan nakal menghalangi jalannya. Ketakutan Hisyam makin menjadi saat salah seorang pemuda menariknya menuju belakang sekolah yang sepi.

Belakang sekolah adalah area yang jarang sekali dikunjungi para murid, disini juga ada berbagai rumor tentang keangkerannya membuat banyak orang enggan menginjak kaki kesana.

"Bakal seru kalau kita main sebentar ditempat begini!"

"Dijamin permainan kali ini bakal menyenangkan," kata menyenangkan bagi mereka pasti adalah mengarah hal lain mungkin saja hal buruk yang akan menimpa Hisyam.

Hisyam ingin melawan namun tenaga dia tak cukup kuat, menyingkirkan tangan masih menggenggam erat saja tak bisa. Semakin khawatir disaat mereka berbisik membelakanginya, entah apa mereka bicarakan pasti ada direncanakan.

Seorang pemuda berwajah manis namun mematikan membuat hati Hisyam makin gusar, badan dia gemetar saat tangan itu perlahan menyentuh dagu manisnya.

"Lo manis tapi sayang banget harus cacat! Bagaimana kita main sebentar, manis?" Hisyam menggeleng ketakutan dia berkali-kali berontak tapi tidak bisa, dia kalah. Kalah tenaga mereka yang sangat jauh diatasnya, tubuh mereka besar juga tinggi berbeda dengannya keliatan kurus juga agak pendek.

"BERHENTI!"

****

Mata Hisyam memburam tak bisa melihat jelas kepala dia sungguh berat sekali, badannya tentu sudah sangat tak karuan penuh luka dimana-mana. Mereka itu kejam sekali, melukainya tanpa kata ampun dan kasihan tubuh Hisyam terasa kaku.

"Sakit ...."

"Hisyam!" samar-samar Hisyam mendengar suara Aira memanggil namanya dan banyak jejak kaki terdengar sayup mata dan telinga Hisyam tentu tak bisa memfokuskan, rasa sakit mengambil alih semua.

"Hisyam, sadar. Hei sadarlah!" Aira menepuk pipi tirus milik adiknya saat Hisyam menutup mata dengan sempurna.

Napas tak beraturan semakin buat panik perempuan itu disaat melihat banyak luka di seluruh tubuh adik bungsunya.

"Kalau kamu dengar kakak, kakak mohon bertahan. Kita akan kerumah sakit sekarang!" Jourel membantu Aira membawa tubuh kurus Hisyam untuk membawanya kerumah sakit.

My Guardian Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang