Bagian Cerita Aira

36 5 0
                                    

Duduk dibangku taman rumah sakit dengan perasaan kosong. Bibir bergetar menahan isak tangis yang akan mengencang. Kabar dari dokter sangat menyakitkan untuknya beberapa saat lalu dia baru dapat kabar tentang kondisi Hisyam, namun hal itulah yang sangat membuat hatinya terasa lebih hancur.

"Bagaimana keadaan adik saya? Tidak begitu parah kan dokter?" tanya Aira disaat sang dokter keluar dari ruang UGD tentu dengan wajah yang tak begitu Aira mengerti bagaimana ekspresi Dokter tersebut.

"Begitu buruk, syaraf pada tulang ekornya terjepit dan menyebabkan kelumpuhan otot itu berarti adik kamu akan mengalami kelumpuhan total. Dan untuk bagian kepala belakangnya ada sedikit keretakan dan dibutuhkan operasi untuk menanganinya."

"Saya membutuhkan izin anda untuk melakukan operasi tersebut, sebagai perwakilan anggota keluarga. Jangan lupa biaya operasi segera dilunasi ya,"

Aira mengangguk meskipun bingung harus mendapatkan uang darimana karena biaya operasi pasti tidak murah. Membutuhkan uang banyak, ia tak punya uang sebanyak itu untuk makan dan uang sekolah saja dia benar pas-pasan.

Pada taman rumah sakit lumayan ramai pasien atau keluarga pasien berlalu lalang tak membuat Aira terfokus pada mereka. Pikiran benar-benar kacau, uang? Harus dari mana ia mendapatkan uang sebanyak itu untuk operasi adiknya.

Kalau tidak segera dilakukan maka berbahaya bagi kesehatan tubuh Hisyam akan semakin menurun.

Kakinya lantas berdiri lalu berjalan keluar dari area rumah sakit untuk menuju tempat yang mungkin saja bisa membantunya.

§§§§

Ketukan pintu pelan membuat seseorang dalam rumah membuka pintu rumahnya.

Salma, seseorang menjadi tujuan pertama kali Aira melangkah menemui wanita itu.

"Mau apa kamu datang kesini!" tidak ada sambutan hangat sama sekali Salma berketus tak suka melihat kehadiran anak yang dulu dia sayangi, ternyata memilih membela anak penuh kesialan itu.

"Bunda siapa yang bertamu?" Darrel datang dari dalam penasaran siapa yang bertamu tapi tidak diajak Bunda untuk masuk.

Bersama Jeaden dan Juanda ikut menghampiri wanita yang menjadi ibu sambung mereka bertiga.

"Kak Aira,"

Darrel melihat penampilan Aira terlihat berbeda dari biasanya, kantung mata hitam, mata membengkak, jangan lupa baju perempuan itu terlihat kotor dengan noda merah.

"Tolong bantu aku ... Aku ingin minta sedikit uang untuk pengobatan Hisyam, aku mohon bantu aku, Ma!" Aira menggenggam kedua tangan Salma sambil terus memohon dia bingung harus meminta bantuan pada siapa selain orang tuanya.

Salma menghempas tangan anaknya sendiri. Tatapan wanita itu terlihat menajam. "Saya tidak sudi membantu anak sialan itu! Lagipula kamu kakaknya, kamu membela dia. Sekarang dia menjadi urusan kamu, bukan urusan saya!"

Tangis Aira semakin kencang dan tersendat-sendat.

"Kak Aira!"

Darrel terkejut melihat Aira bersimpuh di kaki Salma, kedua tangan perempuan itu menyentuh kedua telapak kaki ibunya bahkan sampai menciuminya berkali-kali.

"Aku tahu Mama sangat membenci dia, tapi mohon untuk kali ini saja aku mohon Mama bantu dia. Kalau tidak segera melakukan operasi, dia bisa saja meninggal!"

My Guardian Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang