17: First Kiss

13 1 0
                                    

Pesta telah selesai digelar, tentunya Rowena ingin kembali ke kediamannya dan beristirahat. Namun, jalanan diluar sangat gelap hanya ada beberapa lentera dan obor di pinggir jalan. Wajar saja karna ini pukul sepuluh malam, yang ditakutkan ialah para perampok yang kemungkinan berkeliaran diluar sana. Syukur saja selama perjalanan kereta kuda mereka sama sekali tidak menjumpai salah satu dari mereka.

Udara malam yang dingin serasa menusuk kulit bagian wajah dan bahunya yang terbuka. Hal ini membuatnya menggigil kedinginan, kedua telapak tangannya ia gosok untuk menimbulkan sensasi hangat. August yang berada di hadapannya menyadari hal tersebut, dia yang tidak ingin gadisnya menggigil pun melepas jas yang ia kenakan dan membiarkan Rowena mengenakannya. Rowena pun terkejut, "Apakah kau tidak kedinginan jika memberikan jas milikmu untuk aku pakai?" katanya. August membalasnya dengan gelengan kepala dan malah beranjak berpindah duduk di samping Rowena. "Kamu masih kedinginan?" tanya August. Rowena mengangguk, "Sudah agak hangat tapi masih sedikit dingin." jawabnya jujur.

August tersenyum tipis lalu tiba-tiba dia merentangkan tangannya, menawari sebuah pelukan hangat. Rowena melihat itu hanya terkekeh kecil dan tanpa ragu jatuh ke pelukannya. Dia menenggelamkan wajahnya di dada August, aroma vanilla yang menyerbak dari tubuhnya dapat Rowena rasakan, sepertinya dia menyukai aroma ini dan juga tidak akan keberatan jika mencium aroma ini setiap hari.

"William, harum sekali?" ujar Rowena, menatapnya.

August terkekeh, "Aku?" tanyanya. Rowena mengangguk, dia bilang dia menyukai aroma vanilla dari tubuh August. Ungkapan jujur dari Rowena membuat August sedikit terkejut, namun disisi lain dia senang dengan itu. Seperti yang kita tahu, August memang menyukai Rowena namun dia tidak berani mengungkapkannya. Dengan sikap Rowena seperti ini membuatnya senang.

August terus saja mendekapnya selama perjalanan, tak sekalipun kedua tangannya terlepas dari tubuh mungil Rowena. August sama sekali tidak keberatan akan hal itu, malah hal ini membuatnya nyaman dia senang bisa punya kesempatan memeluk Rowena se erat ini, dia berharap sang empu yang ia peluk merasakan hal yang sama dengannya.

Tujuan Rowena untuk tertidur gagal saat roda kereta kuda mereka melewati jalan berlubang dan berkerikil, alhasil ia mengurungkan niatnya dan memilih terjaga sampai keretanya berhenti ditujuan. Hening, selama perjalanan dia dan August sama sekali tidak mengobrol keduanya memilih diam tanpa suara. Rowena lama kelamaan bosan dengan kesunyian diantara mereka, akhirnya dia membuka suara. "William tahu tidak, aku nyaman di posisi ini. Aku malas sekali jika nanti harus turun dan berjalan, melelahkan." ujarnya mengeluh yang bahkan tidak dibalas sepatah kata pun oleh August. Ia sama sekali tidak memiliki niat untuk menyuruhnya menggendongnya atau apa, tapi mengapa dia tidak merespon?

Namun ternyata August punya niat yang sama sekali tidak Rowena harapkan. Saat kereta kuda berhenti tepat di depan gerbang dan pintu kereta dibuka, August tanpa aba-aba menggendong Rowena yang bahkan masih kebingungan dengan apa yang terjadi. "Hey! Kenapa kau menggendongku?" tanyanya kebingungan. "Katamu lelah, jadi kugendong. Kalau malu, pura-pura tidur saja." ujarnya. Lucunya Rowena menuruti perintah itu dan berpura-pura tidur.

Dia baru membuka matanya saat mendengar August mengunci kamar mereka. "Kenapa di kunci?" tanyanya. August belum menjawab sampai dia mendudukkan dirinya disebuah sofa, "Kita belum bisa pisah kamar hari ini, Vicky. Tenang saja, aku akan tidur di sofa malam ini."

Rowena hanya mengangguk saja tanpa protes sedikitpun. Sampai saat ini dirinya masih berada di dekapan August. "Lalu, siapa yang membantuku melepas gaun ini kalau pintu itu dikunci?" tanyanya dengan nada kebingungan. "Aku." jawab August seraya mengikis jarak mereka menjadi beberapa inci saja, senyuman aneh darinya membuat Rowena bergidik. Dia gugup di posisi ini, apa yang akan dia lakukan? Anehnya Rowena hanya bisa diam dan tak menghindar sedikitpun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Great Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang