7 : With Freddie

33 8 0
                                    

Akhir pekan telah tiba, hari ini adalah hari dimana Rowena memiliki janji dengan Frederik untuk menghabiskan waktu bersama. Dia terlebih dahulu harus meminta izin kepada raja untuk berpergian sendiri selama seharian penuh. Dia tak pernah meminta izin berpergian sendiri selama itu, biasanya hanya 1-3 jam tapi dia berharap raja mengizinkannya.

"Bessie, menu sarapannya apa?"

"Bukankah kau bilang ingin mie pedas?"

"Eum, aku tidak ingin lagi bisakah kau buatkan aku salad dan sepiring buah potong?"

"Baiklah."

Jujur saja dia memang ingin mie tapi Rowena baru ingat jika dia ingin mengajak Frederik makan bihun pedas kesukaan nya di sore/malam hari. Salad dan buah adalah makanan yang tepat untuk sarapan ditambah akhir-akhir ini berat badannya bertambah dari 35 ke 38 lingkar pinggangnya juga mulai melebar dari 55 ke 58 cm.

"Aku bisa saja mengecilkan pinggang dengan mengenakan korset yang ketat tapi itu akan membuatku sesak nafas." gumamnya.

Dia meraih korset yang biasa ia pakai dan memakainya di depan cermin. "Jujur saja ini sudah cukup, tapi coba lebih ketat lagi."

"Ya... ini sesak. Kenapa wanita diluar sana mau seperti ini?" dia bertanya tanya pada dirinya sendiri.

Mencoba untuk betah memakai korset ketat itu tapi tidak bisa dadanya sesak akhirnya dia mengendorkan sedikit korsetnya. "Bessie, kau tahu, aku mencoba memakai korset ku lebih kencang tapi yang kudapatkan hanya sesak di dada. Mengapa wanita di luaran sana betah memakainya, ya?"

"Aku juga tidak tahu. Setahuku jika terlalu sering bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada organ," Ucap Bessie seraya menaruh nampan di meja. "nah, ini salad dan buah yang kau minta. Aku memilih apel, melon dan juga anggur."

"Ya, terimakasih."

Mau tidak mau dia harus menghabiskan salad yang disajikan Bessie dalam porsi besar padahal dia sendiri tak terlalu suka dengan salad. Segera setelah menghabiskan makanan yang mau tak mau harus dimakan, ia bergegas pergi ke ruang kerja ayahnya namun disana kosong tidak ada orang jadi ia memutuskan pergi ke kamar ayahnya tapi nihil ayahnya tak disana satu-satunya tempat adalah kamar Anne. Benar saja ayahnya berada disana sedang bersenda gurau bersama bayi mereka, Edgar.

"Morning, Your Majesty." Sapa Rowena seraya membungkukkan tubuhnya.

Ayahnya tersenyum tapi, Anne seperti tidak suka atas kehadiran Rowena. "Ya, ada perlu apa?" tanya raja.

"Aku ingin meminta izin untuk pergi mungkin sehari. Aku memiliki janji kepada teman militer ku, Frederik untuk menghabiskan waktu bersama hari ini. Jadi, apa kau mengizinkan putrimu ini?" Rowena berbicaralah dengan sopan.

"Dia bisa dipercaya?"

"Ya, sir."

"Bisa menjagamu?"

"Pasti."

"Lalu, hubungan kalian hanya sebatas teman, kan?"

"Ya."

Raja berpikir sejenak, dia tampak bingung namun pada akhirnya dia mengizinkan juga. "Baiklah kalau begitu aku mengizinkan."

"Terimakasih, aku izin pergi."

Dia kembali lagi ke kamar untuk mengambil tas miliknya sekaligus menyuruh Bessie untuk mengikat rambutnya. Rambut Rowena memiliki keunikan tersendiri. Rambut bagian dalamnya berwarna pirang seperti ibunya namun bagian luar berwarna hitam seperti ayahnya.

"Bagaimana jika rambutmu aku kepang?" tanya Bessie.

"Boleh, asalkan itu tidak membuatku gerah."

Bessie mulai membelah rambut Rowena menjadi tiga bagian. Dalam sekejap rambutnya telah terkepang rapi. "Selamat tinggal Bessie, kita tak bisa bermain bersama hari ini. Sampaikan juga pada Luna kuharap dia cepat sembuh."

The Great Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang