11 : Waldenfox

40 8 0
                                    

Rowena tak menyangka bahwa ayahnya, Sang Raja akan mendapatkan pengganti Anne. Dia pikir ayahnya itu tak akan menikah lagi setelah pernikahan keduanya bersama Anne, tapi nyatanya setelah satu tahun kepergian Evans, ayahnya memperkenalkan calon istrinya yang baru sekaligus calon ibu tiri bagi Rowena dan Edgar.

Namanya Jane Scott, dia adalah lady-in-waiting Anne Evans dan dulunya juga lady-in-waiting Chaterine. Bisa dibilang Jane ini adalah teman dari Anne semasa dia menjadi lady-in-waiting Chaterine. Umurnya genap tiga puluh tahun, berbeda tiga belas tahun dengan ayahnya (George berusia 43 tahun). Jane sendiri pernah menikah dan memiliki seorang putra bernama Alexander Scott.

Rowena sendiri berharap dan berdoa agar umur Jane panjang. Karena kalau saja Jane meninggal terlebih dahulu dari ayahnya, ditakutkan ayahnya akan mencari istri baru lagi.

Tidak ada pesta kali ini, wajar, kedua pasangan ini sudah cukup tua untuk menikah dan untuk dirayakan pernikahannya (apalagi ini pernikahan ke tiga George dan yang ke dua bagi Jane).

Edgar sendiri belum terlalu bisa menerima Jane sebagai ibunya, ya, namanya juga anak kecil yang baru berusia lima tahun. Jane juga benar-benar baik, tapi yang namanya manusia, dia memanfaatkan kekuasaannya untuk menaikkan pangkat anak semata wayangnya, Alexander.

Menurut Rowena itu wajar, karena kalau dia mendapat posisi seperti Jane dia akan memanfaatkan posisi itu dengan sebaik-baiknya. Jane juga bukan tipe yang ingin akrab dengan Rowena maupun Edgar. Mereka memiliki hubungan yang baik namun tidak terlalu dekat.

Rowena lebih suka Jane begitu daripada seperti Anne yang baik hanya di awal saja. Dia tidak pernah ingin kembali ke Royal Palace of Chesire, dia sudah nyaman di Estanor Palace, Edgar juga sudah terbiasa dengan suasana di Estanor dan Radoxfus.

Rowena mengajari Edgar untuk tetap rendah hati dan tidak memandang rendah rakyat jelata. Setiap anggota kerajaan lain berkunjung mereka akan selalu membahas tentang Rowena dan Edgar yang terlalu dekat dengan rakyatnya, bahkan rakyat Hanover terbiasa memanggil mereka tanpa embel-embel Princess, Prince, Your Highness.

Saat usia Rowena 23 tahun, dia diundang untuk datang ke istana menemui Sang Raja. Rowena datang bersama dengan Edgar yang bukan lagi seorang anak kecil.

Kedatangannya kembali ke Cheshire membuat penasaran. Rowena hanya kembali ke Chesire jika ada hal yang benar-benar penting seperti upacara pernikahan, sambutan anggota kerajaan lain, kematian seorang bangsawan dan acara penting lainnya. Sebenarnya hanya bangsawan yang penasaran karena mereka tahu tidak ada yang penting sama sekali, tapi kenapa Rowena kembali?

Rowena mendatangi ibu tirinya terlebih dahulu dan mengobrol ringan. Setelah dirasa cukup, dia meminta izin untuk pergi menemui ayahnya (Edgar masih bersama Jane).

Saat Rowena sampai, pintu ruang pribadi ayahnya sudah terbuka tanpa harus di ketuk terlebih dahulu. "Masuklah, Rowena."

Rowena masuk, ayahnya sedang duduk di meja kerjanya dengan pandangan lurus ke depan. Tepat di depan ayahnya, Rowena memberi curtsy. "Ada apa kau memanggilku, Yang Mulia?"

"Duduklah terlebih dahulu, ambil kursi di ujung sana."

Rowena mengambil kursi yang dimaksud oleh ayahnya lalu meletakkannya di depan meja. Sebelum memulai pembicaraan, ayahnya menyuruh semua orang di ruangan untuk keluar dan menutup pintu.

"Ronald mengirim surat,"

"Ayah August?"

"Ya, satu untukmu dan satu untukku."

Raja menarik laci dan mengeluarkan dua gulungan perkamen. Satu telah dibuka dan satu lagi belum. Rowena yakin yang belum dibuka ialah miliknya.

"Nah, ini dia milikmu," ujar raja seraya memberikan gulungan perkamen pada Rowena. "Sepertinya Ronald ingin mempercepat perjodohan ini."

The Great Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang