07: KEMARAHAN SIHAB

184 23 1
                                    

Haii oll! Aku ada buat playlist spotify buat wattpad Ifki, ya! Kalian bisa dengerin sambil baca ceritanya!! 💓✨️

Haii oll! Aku ada buat playlist spotify buat wattpad Ifki, ya! Kalian bisa dengerin sambil baca ceritanya!! 💓✨️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau dirasa ada lagu yang harus ditambahin komen aja, ya! Nanti aku masukkin😉


☽☾

NUANSA rumah yang nampak sederhana itu terlihat sangat sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NUANSA rumah yang nampak sederhana itu terlihat sangat sunyi. Suara kicauan burung dari dalam sangkar milik pria tua yang merupakan kepala keluarga di rumah itu terdengar berisik seakan membangunkan orang rumah untuk kembali beraktivitas.

Rumah sederhana dengan cat berwarna putih dipadukan abu-abu itu hanya diisi dengan empat orang saja. Ada Papah, Mamah, Adik, serta dirinya, Shafina.

Shafina masih berdiam diri di kamar seraya melamun menghadap keluar jendela yang langsung menunjukkan jalanan yang dimana terlihat jelas banyaknya orang-orang berlalu lalang untuk pergi bekerja, sekolah, ataupun kegiatan lainnya.

Tangannya memegang segelas susu hangat yang barusan ia buat. Sesekali Shafina meneguk susu itu.

Semalam setelah Ehan berhasil mengantarnya sampai ke rumah, mereka sempat beradu argumen sebentar, yang lama-lama semakin menjadi keributan. Entahlah, hanya membicarakan soal Ehan yang menyalahkan perbuatan Ifki, serta Shafina yang turut membela Ifki karena memang Ifki tidaklah bersalah.

Malahan anak itu yang mau menemaninya malam itu ketika Ehan lupa dengan janjinya.

Chat dari Ehan semalam hingga barusan belum Shafina balas. Bahkan ia masih belum mau memegang ponselnya. Namun, Shafina sempat membaca pesan Ehan lewat notifikasi. Ehan bilang bahwa ia akan menjemputnya untuk ke kampus bersama nanti siang.

Tuk!

Shafina menaruh pelan gelas susu itu di atas meja. Kemudian, tangannya ia taruh didagu sebagai topangan. Sesekali matanya menyipit begitu terkena dinginnya angin pagi yang begitu sejuk saat ini.

Krieett...

Pintu kamar terdengar terbuka oleh seseorang. Reflek Shafina menoleh cepat, telihat Mamanya masuk dengan daster gombreng yang sudah menjadi pakaian ternyamannya.

RIFKI: 17 Tahun Bersama AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang