22: INGIN BERTEMU MAMA

388 63 10
                                    

☽☾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☽☾

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

SIHAB melempar ponselnya begitu saja ke sofa. Ia tak lagi membalas pesan Kazi yang meminta ikut balapan kali ini. Seperti yang Kazi bilang, Sihab takut jika kembali diamuk oleh Aa nya itu.

Seperti yang Kazi bilang, Velmosz  kekurangan anggota karena tidak ada Sihab. Ya, itu karena Sihab sangat jago balapan. Ketika ia balapan, ia layaknya menguasai jalanan Bogor. Berkendara dengan cepat dan fokus hingga mencapai ke garis finish. Entah apa manfaatnya. Yang ada, malah membahayakan pengendara lain.

Malves adalah sebutan geng sekolah sebelah yang sering mengajak duel Velmosz. Mereka tidak bermusuhan seperti geng motor lainnya, mereka hanya membuat ini sebagai kesenangan, walau dengan berbeda kelompok dan menjadikan kesenangannya itu membuat bahaya warga sekitar.

Sihab terdiam setelahnya. Ia duduk dengan punggung yang menyandar pada sofa dan satu kaki yang diangkat. Namun, beberapa saat kemudian, alisnya terangkat begitu melihat Kafka yang baru saja keluar dari kamar Ifki dengan raut wajah tak biasa. Langkahnya pun cepat, kaki panjangnya yang melangkah membuatnya cepat menghilang dari pandangan Sihab.

"Njir, A Afka kenapa tuh?" tanya Sihab melirik Idan yang duduk di sampingnya.

Idan yang sedang memainkan ponselnya menoleh. "Emang kenapa?"

"Lo nggak liat?"

"Nggak"

"Mukanya kayak yang marah abis keluar dari kamar si Ifki" jawab Sihab acuh seperti tak peduli.

Idan terdiam sejenak. "Dia abis ngomongin apa ya, Hab?"

"Mana gue tau"

"Tadi si Ehan yang keluar dari kamar Ifki"

"Lo tanya aja sana"

"Males ah"

Sihab tersenyum miring mendengar respon Idan.

"Dan, kalau gue ikut balapan lagi, A Afka marah nggak?" tanya Sihab berbisik.

Idan menatap dengan dahi mengerur. "Goblok, sia! Kan baru baikan mereun? Mau nyari masalah lagi lo?" tanya Idan, nyolot.

RIFKI: 17 Tahun Bersama AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang