BAB 23

215 30 9
                                    

  Rakha terus melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata karena tak ingin mengganggu Mala yang saat ini sepertinya sudah tertidur dari terdengarnya nafasnya yang mulai terdengar teratur. Tak butuh waktu lama akhirnya sampai dirumah, Rakha sama sekali tak berniat untuk membangunkan Mala dan memutuskan untuk membawa masuk Mala dengan menggendongnya.

Bunda Mia yang melihat Rakha menggendong Mala pun menghampirinya, namun belum sempat bertanya sudah langsung dijawab oleh Rakha.

"Nanti aku jelasin bund, aku taro Mala dikamar dia dulu" ucap Rakha yang langsung naik ke lantai 2 rumahnya untuk menaruh Mala dikamarnya.

Setelah itu Rakha pun turun menemui bundanya diruang makan untuk menceritakan apa yang terjadi tadi disekolah.

"Apa yang terjadi Rakh?" tanya Bunda Mia

"Mala kekunci digudang bund kaya dulu"

"Ya Allah, ya udah kita bawa kerumah sakit aja ayo takutnya dia kenapa-napa" panik Bunda Mia

"Ngga usah bund, tadi ngga separah dulu kok, mungkin Mala saat ini masih syok aja makanya tadi pas perjalanan pulang dia tidur" jelas Rakha

"Ya udah bunda mau masakin dia makanan favorit dia aja deh biar nanti dia mau makan"

"Iya bund, aku mau cek Mala dulu ya bund" ucap Rakha sambil beranjak meninggalkan meja makan

Saat Rakha masih ada dianak tangga paling bawah terdengar teriakan kencang Mala seperti orang ketakutan yang membuat Rakha segera berlari menuju kamar Mala.

"Mala" teriak rakha sambil berlari

"Tolooong toloong siapapun tolong" rancau Mala dalam tidurnya

"Tolong disini gelap"

"Mala hey La, bangun La" ucap Rakha berusaha membangunkan Mala, namun Mala masih belum juga terbangun dan justru makin berteriak kencang.

"Mala bangun Mala, aku disini hey" Rakha sedikit menepuk pipi Mala agar Mala mau terbangun dari mimpi buruknya itu. Setelah mencobanya berkali-kali akhirnya mala pun terbangun dari mimpinya dan langsung saja memeluk Rakha yang ada didepannya.

"Jangan pergi Rakh aku takut, aku takut" ucap Mala sambil memeluk erat Rakha

"Hey tenang aku disini ngga bakal ninggalin kamu, kamu tenang yah" jawabnya sambil mengelus lembut kepala Mala

"Kamu minum dulu yah" ucap Rakha lagi sambil melepaskan pelukan dan menyodorkan air putih pada Mala

"Tenang yah tenang kamu Cuma mimpi kok"

Mala masih terdiam dalam lamunannya, yang ada dalam pikirannya saat ini hanya rasa takut dan trauma yang masih sangat besar. Rakha yang melihat kondisi Mala saat ini hanya bisa tersenyum miris. Ulah siapa yang sudah membuat rasa trauma pada Mala muncul kembali padahal belum lama baru saja keluar dari rumah sakit, Rakha pun berniat mencari tau tentang kejadian hari ini ulah dari siapa.

Malam hari pun tiba Mala masih berada di kamarnya kali ini dia sedang berdiri sendirian dibalon kamar menatap langit yang sedang ditaburi bintang-bintang yang sangat terlihat indah, sejenak dia melupakan kejadian yang tadi siang menimpanya. Rakha datang mengetuk pintu untuk mengantarkan makan malam Mala karena tadi Mala tidak mau turun kebawah untuk makan.

"Mala makan dulu" ucap Rakha meletakan nampan berisi makan dan minum di meja kamar Mala

"Taro aja deh Rakh aku ngga laper" jawab Mala dari balkon

"Makan dulu La sedikit juga gapapa asal perut kamu keisi, dari siang loh kamu belum makan apa-apa" bujuk Rakha

"Tapi aku ngga laper Rakha" tolak Mala

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMESTAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang