CHAPTER 32|KAPAK BATU

3 3 0
                                    


Happy reading
.
.
.

Di depan, Garcia dan Joshua di kepung dua Manticore. Mereka berdiri bersisian, dengan pedang teracung. Dua Manticore mendesis ganas, di tambah ekor kalajengking mereka terangkat tinggi.

"Bagaimana ini?" Tanya Joshua.

"Tetap bertahan, kita bisa melakukannya."

Salah satu Manticore melompat maju, salah satu kaki depannya terangkat. Garcia mendorong Joshua untuk menghindar, sedangkan dia sendiri melompat ke sisi satunya. Satu Manticore lainnya maju ke arah Joshua yang masih terduduk. Joshua segera bangkit, menangkis serangan ekor kalajengking Manticore. Garcia lincah melompat kesana-kemari mengindari serangan Manticore itu. Makhluk itu dua kali lebih besar dari tubuhnya, meskipun begitu gerakannya tetap cepat. Cakar di kedua kaki depannya dan ekornya bergerak cepat menyerang Garcia. Sesekali dia menangkisnya dengan pedang.

Sepuluh menit mereka bertahan, Joshua sudah sejak tadi kehabisan tenaga, berkali-kali dia hampir tertusuk ujung ekor kalajengking Manticore. Garcia masih bisa menghindari serangan, tapi kemudian salah satu kaki Manticore berhasil mengenainya, membuatnya terlempar dan menghantam pohon.

Kai yang masih terduduk mencoba bangun, namun kaki kanannya yang menghantam batu terasa sakit saat di gerakkan. Kai menggeram, berusaha melawan rasa sakit tidak hanya di kakinya, tapi di seluruh tubuhnya.

Pria Singa itu masih berdiri diam, melipat tangannya di dada sambil memperhatikan pertarungan di depannya. Kai kembali memaksakan tubuhnya untuk bergerak, menahan segala rasa sakit di tubuhnya. Perlahan, kaki kanannya bergerak, lalu dia mencoba bangun. Kai berpegangan pada batu besar di belakangnya, mencoba agar tidak jatuh.

Kai membuang napas dengan kasar. "Persetan dengan rasa sakit."

Kai berlari, tidak peduli meskipun kedua kakinya terasa akan patah jika di paksakan bergerak. Pria Singa itu hanya memperhatikan, tidak tertarik untuk ikut campur. Kai melompat tinggi, mengangkat tangan kirinya yang di selimuti listrik. Tinjunya menghantam kepala salah satu Manticore yang sedang menyudutkan Garcia, makhluk itu tewas seketika dengan kepala yang hancur.

"Kai!" Garcia berseru, mencoba membantu tapi Kai menahannya.

"Bantu Joshua, cepat!"

Garcia menoleh, lalu mengangguk. Joshua lagi-lagi jatuh terduduk, kini pedangnya ikut terlepas dari tangannya. Ekor kalajengking Manticore terangkat tinggi, bersiap menghujam tubuh Joshua. Sesaat sebelum ekor itu melesat, Garcia berlari dan dengan cepat menebas pangkal ekor makhluk itu. Manticore mendesis kencang, menoleh ke belakang. Kaki belakangnya bergerak cepat menendang Garcia. Dari depan, Joshua berlari dengan pedangnya yang di selimuti api. Saat Manticore kembali menoleh, Joshua menebaskan pedangnya ke wajah makhluk itu. Api seketika membakar kepala Manticore, namun itu tidak lama karena tak lama api kembali padam. Makhluk itu kembali mendesis, bersiap menyerang Joshua. Garcia dari belakang kembali berlari, lalu melompat dan mendarat di atas tubuh Manticore.

"Habis kau!!"

Kedua tangannya terangkat, pedangnya terhunus tepat di atas kepala makhluk itu. Dengan satu gerakan, pedangnya menembus kepalanya. Manticore bergerak kesana-kemari, berusaha menyingkirkan Garcia yang masih berada di atas kepalanya. Beberapa saat kemudian makhluk itu tumbang, mulutnya terbuka, lidahnya menjulur keluar, pedang Garcia menembus tepat ke otaknya.

Garcia menghembuskan napasnya, dia perlahan turun dari atas kepala Manticore dan langsung terjatuh ke tanah.

"Garcia, kau baik-baik saja?" Joshua berlari ke arah Garcia yang tersungkur.

Joshua membantu Garcia untuk bangun. Lalu memapahnya ke arah Kai yang terbaring di dekat mayat Manticore satunya. Kondisinya semakin memburuk, di tambah efek racun sebelumnya yang semakin parah. Matanya tertutup, napasnya putus-putus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang