Happy reading
.
.
.Garica dengan beberapa anak buahnya terus mengikuti jejak Kai yang semakin jarang terlihat. Mereka mulai kesulitan selain karena jalan yang mulai tertutupi rerumputan, juga tidak ada tanda-tanda Kai ada di dekat sana.
"Komandan, kita semakin sulit mencari jejaknya di jalan seperti ini, apa yang akan kita lakukan berikutnya?" Tanya salah satu prajurit.
Garcia diam, dia juga sama bingungnya dengan prajurit itu. Memperhatikan sekeliling, dia lalu mencabut belatinya dan mengukir sesuatu di pohon.
"Kita jalan terus, jangan menyerah begitu saja. Tidak setiap hari aku bisa berhadapan dengan kriminal sekelas dia," jawab Garcia.
Di sisi lain, Kai dan Lou sedang membantu Joshua yang terluka akibat di hajar dua orang tadi. Entah sengaja mengalah atau hanya mencari sensasi, dia dengan percaya diri bilang akan menghabisi keduanya jika masih macam-macam di sana dan berujung dia lah yang di habisi.
"Kupikir kau sehebat ucapan mu, ternyata hanya omong kosong," ucap Kai setelah menghabiskan sisa minumannya.
Joshua hanya tertawa. "Tidak, aku hanya tidak ingin masalah ini lebih jauh lagi, jadi kubiarkan saja mereka," jawab Joshua.
Kai meletakkan gelasnya dan memberikan dua keping koin pada Lou. "Jaga dirimu baik-baik." Setelah mengatakan itu, dia berdiri lalu pergi meninggalkan bar itu.
"Tunggu."
Kai menoleh ke belakang. Joshua berusaha bangun dengan bertumpu pada tongkatnya.
"Kau pengembara kan? Bawa aku bersamamu," ucapnya.
Kai mengangkat alisnya. "Untuk apa aku membawamu? Jika kau ingin pergi, pergi saja sendiri," jawab Kai.
"Jika aku bisa mengalahkan mu, apa kau akan membawaku?" Tanya Joshua.
Kai berhenti lagi. "Apa maksudmu?"
"Bertarung lah denganku. Jika aku menang, kau harus membiarkanku pergi bersamamu, tapi jika aku kalah, kau bisa pergi tanpa ku," jawab Joshua.
Kai berfikir sebentar, lalu mengangguk. "Baiklah, tapi sebelumnya sembuhkan dulu dirimu. Aku tidak ingin melawan orang yang terluka," jawabnya.
•••
Menjelang malam, Kai kembali ke area hutan untuk mencari tempat bermalam. Dia tidak pernah percaya untuk tinggal di penginapan atau sekitar wilayah yang dia kunjungi. Alasannya sederhana, selain karena resiko tertangkap musuh lebih besar, dia juga tidak ingin membuang-buang emas yang dia miliki hanya untuk beristirahat.
Setelah berkeliling sebentar, dia menemukan sebuah pohon yang cukup tinggi dan bisa di jadikan tempat bermalam. Namun belum sempat dia melompat naik, sesuatu terdengar di belakangnya. Seperti ada sesuatu di semak-semak. Dia mengeluarkan pisau yang dia dapatkan di pasar tadi, meskipun kurang nyaman memakainya tapi dia tidak punya senjata lain.
Dua menit dia menunggu, tidak ada apapun. Kai menyimpan kembali pisaunya dan bersiap untuk naik. Lagi-lagi, belum sempat dia melompat sesuatu dengan cepat datang kearahnya. Reflek dia mengeluarkan pisau dan menikamnya di tubuh makhluk itu. Beberapa detik melawan, namun akhirnya makhluk itu mati kehabisan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Manusia
Fantasi~story 1~ . . . . 15+ "Pejuang, petarung, atau apapun itu. Semuanya hidup hanya untuk satu tujuan, yaitu kekuatan. Mereka berusaha mati-matian mencari kekuatan itu, seperti mereka akan mati besok." Di dunia ini, siapa yang kuat dia yang berkuasa. Ka...