Jiang Ning tidak mengerti mengapa jantungnya harus berdetak lebih cepat ketika Xie Juan ada di depan mereka saat ini. Karenanya dia lebih memilih diam saja sementara dua temannya tampak berbasa-basi sesaat dengan sang CEO Emperor Group.
"Pasti tahun baru malam ini akan meriah, aku sudah tidak sabar menunggu tengah malam nanti," ucap Zhou Ye antusias.
"Tapi untuk merayakan semua ini kita butuh tenaga, ayo kita makan dulu," Wang Xingyue kembali mengingatkan rencana mereka untuk makan malam sebelum berkeliling The Bund.
"Hao (baiklah), aku kita makan malam dulu," timpal Xie Juan.
Jiang Ning hanya menanggapi dengan anggukan.
Mereka berempat menuju ke sebuah restoran bergaya Eropa klasik, menempati meja di luar ruangan yang ada di rooftop lantai tiga. Kebetulan meja mereka paling dekat dengan pagar pembatas rooftop, dari sini mereka lebih leluasa untuk menikmati keindahan di sepanjang sungai Hangpu yang memukau. Orang-orang yang berlalu lalang di bawah sana tampak kecil.
Seorang pelayan wanita datang ke meja mereka dan menanyakan pesanan, setelah mencatat semuanya pelayan itu pergi lagi.
"Ning Jiejie, mengapa dari tadi diam saja? Kau baik-baik saja, kan?" tanya Zhou Ye.
Seketika Wang Xingyue dan Xie Juan ikut menatap Jiang Ning.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir," Jiang Ning menjawab sambil tersenyum.
"Oh ya, Ning Jie kan sebelumnya tinggal di Amerika. Bagaimana orang-orang di sana merayakan tahun baru?" tanya Zhou Ye lagi.
"Tidak jauh berbeda dengan di sini. Berkumpul di satu tempat yang ramai, melakukan hal-hal menyenangkan sambil menunggu detik-detik pergantian tahun, lalu diakhiri dengan pesta kembang api."
Setelahnya dua wanita itu terlibat dalam percakapan lebih jauh, sementara para pria hanya menyimak.
"Lalu selama tinggal di Amerika, apa kau pernah dekat dengan pria asli sana? Atau merayakan tahun baru bersama pacar?"
Ada jeda sesaat sebelum Jiang Ning memberi tanggapan atas pertanyaan Zhou Ye, "aku memang pernah dekat dengan seorang pria Amerika."
Xie Juan mengernyitkan dahi mendengar jawaban Jiang Ning.
"Wah, bagaimana seorang pria Amerika memperlakukan pacarnya? Apa romantis seperti di film-film? Ning Jie, ayo ceritakan lebih banyak," Zhou Ye semakin penasaran menyimak kisah Jiang Ning.
Jiang Ning yang sudah merasa lebih dekat dengan Zhou Ye pun tidak merasa sungkan untuk membagikan kisah hidupnya, "sayangnya aku kurang beruntung, pria yang mendekatiku bukan orang baik. Kami tidak lama bersama dan hubunganku dengannya sudah berakhir, kurang lebih satu minggu sebelum aku ke sini."
"Wah, berarti belum lama ini Jiejie merasakan patah hati. Sayang sekali dia bukan orang baik," Zhou Ye menepuk pundak Jiang Ning yang duduk di sisinya, "tapi Jiejie sangat cantik, aku yakin pasti secepatnya bisa mendapatkan pria lain yang lebih baik."
"Kata siapa aku patah hati? Seorang pria brengsek memang pantas dicampakan, aku justru lega bisa lepas darinya, "Jiang Ning tersenyum miring, kedua pundaknya tegak seakan hendak menunjukkan bahwa masalah pria merupakan hal sepele baginya.
Zhou Ye mengangguk setuju, "hebat sekali Ning Jiejie, aku sepertinya harus belajar darimu untuk menjadi wanita yang kuat."
"Aku berikan satu nasihat padamu, jangan terlalu dalam mencintai seorang pria. Jika dia menyakitimu, kau akan lebih mudah membuangnya. Apalagi jika pria itu berkhianat, buang saja dia ke laut. Benar kan?" meski Jiang Ning meminta pendapat Wang Xingyue dan Xie Juan, tapi tatapan matanya lebih tertuju pada Xie Juan.

KAMU SEDANG MEMBACA
REBLOOM (Zhang Linghe & Bailu)
RomanceCerita tentang sepasang kekasih yang terpisah karena sesuatu, dalam waktu beberapa tahun mereka hidup masing-masing di negara berbeda. Mencoba saling melupakan meski sesekali kenangan di antara mereka muncul menyapa. Hingga suatu hari takdir mempert...