14

447 41 0
                                    

🐣

TYPO TANDAI

Eungh

Ziel melenguh pelan dari tidurnya, ia merasakan aneh pada mulutnya seperti ada yang mengganjal.

Perlahan nyawanya terkumpul, matanya terbuka dan mengerjap pelan, ia bisa merasakan mulutnya bergerak naik turun sendiri karena ada sesuatu yang bersarang di mulutnya.

Melihat sekitar, terkejut karena ia tidak berada dikamar daddynya. Ini kamar bayi versi jumbo seperti yang pernah ia lihat di rumah lamanya.

Kamar ini jauh lebih besar dan lengkap dari pada kamar yang ada dirumah nya

Bahkan Ziel sendiri bingung kenapa ada kamar seperti ini di rumahnya dan mansion daddy aldrick.

Ziel berada di ranjang bayi ukuran jumbo dengan pagar tinggi yang mengelilingi dirinya. Ia melihat tangannya terbungkus dengan kain, bisa dibilang itu sarung tangan bayi dengan ukuran jumbo,

Ziel juga merasakan selangkangan nya menggembung besar. Dan bajunya yang sangat menjijikkan itu. Ziel mengenakan onesie bayi.

"Dwadd-" Teriakannya terpotong menyadari suaranya yang seperti bayi dan benda yang masih bersarang di mulutnya.

Ziel membawa tangan berbalut sarung tangan ke mulutnya. Benda yang melekat di mulutnya adalah pacifier.

Ia berusaha melepaskan pacifier itu, tapi ternyata pacifier itu memiliki tali yang tersambung mengitari kepalanya.

"Hihhhh dwaaddwy" Teriak ziel.

'Apa jangan jangan daddy bakal pukul pantat gwe lagi' Batin Ziel. Ziel menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran itu.

"Dwaaadddd" Tangannya mencoba melepaskan pacifier itu, tapi sia sia. Ia mencoba menyusuri baby crib jumbo itu.

Ketika bergerak ia bisa merasakan kakinya yang ngangkang. Membuatnya susah bergerak.

"Ihhh dwaadddwy"

Ceklek

Pintu terbuka dan masuklah aldrick dengan setelan kantorannya.

"Dwadddwyyyy" Teriak Ziel kesal, alisnya ditekuk

"Bagaimana, hm. Suka? " Tanya Aldrick datar.

"Menang nggak balapan nya? "

Aldrick menghampiri baby crib itu.

Ziel gugup, takut akan dihukum dan dipukul pantatnya lagi.

"Jwanwan di pwukwuy" Ucap ziel lirih, ia menyadari kesalahannya, karena balapan tadi malam. Huh.

Aldrick tersenyum datar, ia suka anaknya yang penurut.

Aldrick membuka pagar itu. Lalu membawa Ziel ke pangkuannya, menghadap ke dadanya.

Ziel hanya menunduk. Sambil memainkan jari jarinya di dalam sarung tangan itu.

"Hari ini kamu akan daddy hukum" Ujar Aldrick dingin.

Ziel takut jika daddynya sudah seperti ini. Ia juga ingin sekolah.

Ini masih jam enam pagi,

"Dwadwy hukwumna nantwi caja hwabic cwekolah, Ziel mawu cwekolah, okey" Ucap ziel mendongak mencoba bernegosiasi dengan daddynya.

"Kau akan menjalani hukuman, dan juga akan sekolah"

Ziel membelalakkan matanya, dia akan pergi sekolah sembari menjalankan hukuman dari daddynya. Sial.

"Tidak ada penolakan dan turuti" Ucap Aldrick.

Aldrick membawa ziel ke kamar mandi yang ada di kamar itu, memandikan ziel, lalu membaringkan ziel di changing table ( meja ganti popok) ukuran jumbo.

ZIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang