16

472 40 1
                                    

🐣

TYPO TANDAI

Ziel menyusuri taman itu jika ada jajanan yang menarik ia akan membungkusnya.

Langit sudah mulai petang, Ziel tidak tahu harus kemana.

"Apa gue pulang ke rumah mommy aja ya" Ucapnya lalu memasukkan permen kapas yang ia beli di emang emang itu. Mahal lagi harganya 20 ribu.

Setelah berpikir dan otak kecilnya pun memutuskan untuk pulang ke rumah mommynya.

"Mang cilok 5000 mang" Sayang kalau cilok dilewati begitu saja.

"Yoi"

"Mang kalo mau ke alamat ini naik apa mang" Tanya Ziel ke mang cilok itu. Sepertinya Ziel berencana untuk pulang naik angkot karena ada beberapa angkot dengan nomor yang berbeda ngetem di sekitar taman.

"Lu naik angkot nomor 3 itu sampe jalan Kenduri itu lu turun, terus lanjut lagi pake angkot nomor 1 nanti dia berhenti di perempatan kembangan disana lu bisa naik angkot lagi tapi kalo masih narik biasanya jam segini udah pada berenti narik si " Ucap mamang itu panjang lebar membuat kepala Ziel berdenyut.

Ziel berjalan ke pojok taman dan menemukan angkot yang masih ngetem disana.

Ziel tanpa ragu masuk ke angkot itu ada 2 penumpang di angkot itu, ibu ibu dan satu mbak mbak kayaknya habis pulang kerja.

"Pak saya mau ke jalan ini bisa kan" Ucap Ziel ke pak supir itu.

" Bisa"

.

.

.

Sampai di pertigaan angkot itu berhenti 2 penumpang tadi sudah turun terlebih dulu.

"Tuh naik angkot itu nanti biar di arahin sama supirnya" Ucap pak supir

"Ya pak makasih, ni ongkosnya" Ujar Ziel kau memberikan uang lima ribuan satu lembar.

Ziel memasuki ke angkot yang ditunjuk pak supir tadi.

"Pak ke alamat ini ya" Ucap ziel dan diangguki oleh sang supir.

Sampai di tujuan berikutnya ia kembali membayar dengan uang lima ribuan. Ia turun tapi anehnya tidak ada angkot disana.

"Pak kok gak ada angkot lagi" Ucap ziel.

"Udah malem soalnya, palingan nunggu sih, ya syukur kalo masih ada angkot yang lewat" Ucap pak sopir.

"Dek kalo mau lebih aman dan cepet naik ojek aja, di ujung gang itu ada pangkal ojek" Lanjut pak sopir.

Ziel hanya menurutinya ia tau daerah ini.

Ziel berjalan memasuki gang yang lumayan sepi, bulu kuduknya berdiri, ia merinding. Angin berhembus pelan menubruk tubuh Ziel membuat nya kedinginan. Ia merasakan ingin pipis.

Ziel jongkok lalu pipis disitu. Tenang karena ia masih pakai popok. Ziel masih menggunakan pakaian yang sama, seragam dan jaket baby blue pastelnya.

Melanjutkan langkahnya setelah berhasil pipis di popok itu, popok itu semakin menggembung.

Tiba tiba di pertengahan gang ada beberapa orang bertato menghadang Ziel, yang satu perawakannya besar dan yang dua sedang.

"Punya uang kan lo" Ucap orang berbadan sedang.

"Apasih lo bang" Ucap Ziel mulai was was.

"Serahin uang lo"

"Gue nggak punya uang" Ucap Ziel.

ZIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang